"Wihh ... Kakak lo mau buka cabang lagi, Lin?"
Raline mengangguk, "kok lo tau, Dar?"
"Ada di postingan ig cafe kakak lo."
Raline kembali mengangguk. Dia seperti malas menggerakkan anggota tubuhnya yang lain, "gue nggak ngikutin ig-nya."
"Adik aneh sih lo." Cibir Andara. Dia tahu alasan Raline tidak mengikuti instagram cafe Raynal. Menurutnya sepele, gara-gara tidak di ikuti balik. Memang minta ditampol itu si Raline.
"Eh, lo kenapa deh? Lemes banget. Udah sarapan belum?" Tanya Andara yang lama-lama terganggu dengan diamnya Raline. Tak biasanya gadis itu murung.
"Sedih gue, Dar belum di konfirmasi sama Kak Rafael. Padahal udah minta di konfir."
Andara mengerutkan keningnya dalam. Merasa asing dengan nama yang disebut Raline. "Kak Rafael siapa lagi?"
"Tentara, Dar. Ganteng terus baik banget sama gue. Kemarin gue ditolongin sama dia,"
"Nyesel gue tanya. Pasti nggak jauh-jauh dari loreng. Niat banget lo, Lin nyari jodoh loreng." Balas Andara. "Emang lo kenapa segala ditolongin?"
"Jatuh kemarin, nih lihat! Lutut gue lecet. Tapi udah nggak apa-apa sih, soalnya Kak Rafael tadi yang ngobatin gue." Perlahan Raline mulai kembali ke tabiat aslinya. Dia senyum tipis kembali mengingat hal itu.
"Udah gila nih anak senyum-senyum sendiri."
"Tersenyum mengingat ketampanannya." Ujar Raline yang membuat Andara pura-pura muntah. Geli sekali dia mendengarnya.
"Bahas cafe kakak lo kayanya lebih berbobot daripada bahas loreng. Btw, kalo baru buka cabang biasanya gratis kan?"
"Jangan tanya gue, tanya Kak Raynal yang owner-nya. Gue nggak tau."
"Lo emang ngeselin deh, Lin." Andara meninju pelan lengan Raline.
Mereka kemudian diam. Fokus dengan ponsel masing-masing. Jam pertama masih sekitaran setengah jam lagi. Masih cukup lama. Raline dan Andara cukup santai karena hari ini tidak ada tugas. Beda jika ada tugas, satu persatu meja mereka datangi untuk mencocokkan jawaban yang mereka dapatkan dari hasil sendiri.
"Dar, itu kan cabang baru Kak Raynal di Magelang. Kemarin Kak Rayhan nyuruh-nyuruh gue buat ikut ke sana. Katanya gue nggak bakal nyesel kalo ikut. Emang di Magelang ada apa, Dar?"
Mencaritahu lewat Google, Raline tak mendapat jawaban yang dimaksud. Siapa tahu bertanya Andara dapat jawaban yang jelas atas maksud ucapan Rayhan.
Andara meletakkan ponsel dimeja. Dia tak perlu menebak apa-apa karena dia langsung tahu apa maksud Rayhan.
"Ini nih yang bikin gue sangsi sama keinginan lo buat jadi bini tentara. Yang dasarnya aja lo nggak tau." Pungkasnya, bermain kode yang membuat Raline gagal paham.
"Maksudnya?"
"Di Magelang itu ada sekolah khusus buat remaja yang pengen jadi tentara. Akademi Militer namanya. Itu tempat yang ngelahirin prajurit-prajurit TNI AD yang lo pengen banget jadi bininya. Gitu aja nggak tau."
"Emang ada sekolah yang namanya Akademi Militer? Kok gue baru denger sih?" Wajah cantik Raline terlihat penasaran sekaligus ingin tahu lebih dalam.
"Kan, Akmil aja lo baru tau. Niat nggak sih jadi persit kalo gini caranya. Yang lo tau tentang loreng itu apa aja deh gue tanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Raline & Loreng
Fiksi Umum"Gue tau jodoh udah ada yang ngatur, tapi kalo boleh minta, gue pengen jodoh gue tentara. Yang tinggi, gagah, ganteng, pundaknya lebar, boleh nggak sih?" Raline Trivira Matsutomo, 2022.