Hari ini kelas XII IPA 1 kedapatan mapel PJOK. Para siswa/i sudah berkumpul dilapangkan dengan Pak Dimas -guru PJOK- berdiri didepan barisan sambil mengintruksikan anak muridnya melakukan gerakan pemanasan.
Semua berjalan seperti biasa ketika ada satu muridnya yang ia perhatikan sejak tadi semakin melantur saja gerakannya, Pak Dimas pun memanggilnya. "Raline Trivira, maju sini kamu!" Begitu titahnya yang membuat si empunya nama terkejut tapi tetap mengikuti perintahnya.
"Iya, Pak?"
"Tau nggak apa salah kamu?" Tanya Pak Dimas, guru muda berparas rupawan yang masih jomblo.
Ketika ditanya seperti itu, Raline menatap wajah Pak Dimas, "gerakan saya kurang baik, Pak ... nggak bertenaga."
Pak Dimas mengangguk, "kamu juga kelihatan nggak semangat, nggak kaya biasanya yang kalo jam olahraga semangatnya kaya dapat arisan, kenapa?"
Teman-temannya menahan ketawa mendengar kalimat Pak Dimas yang menganalogikan semangat Raline seperti ibu-ibu mendapatkan arisan. Ya tidak salah, karena Raline memang seperti itu ketika ada mapel PJOK.
"Kenapa nggak semangat?"
"Kalo jawab belum disemangatin ayang boleh nggak, Pak?"
"Kaya kamu punya pacar aja!" Teman sekelas Raline sukses dibuat terpingkal oleh jawaban Pak Dimas. Raline cemberut.
"Gebetan, Pak ... doain ya Pak biar segera jadi pacar." Pintanya tanpa malu. Predikat siswi pintar membuat Raline dekat dengan beberapa guru, salah satunya Pak Dimas. Belum lagi Pak Dimas ini adalah temannya sepupu Raline yang juga menjadi guru olahraga di kota Bandung.
Pak Dimas menggeleng-gelengkan kepalanya, Raline justru membuatnya pusing. Niat hati ingin memberi peringatan kepadanya malah si siswi bertingkah sebaliknya. Tidak ada takut-takutnya malah meminta Pak Dimas untuk turut mendoakan jalinan asmaranya yang belum menyatu.
"Sekarang kamu kembali ke barisan aja deh, pusing saya kalo bicara sama kamu lama-lama. Anaknya siapa sih ini."
"Bapak Yugo dan Ibu Zelviara." Jawab Raline dan kembali ke barisan.
"Sekarang lanjut pemanasan, terkhusus bagi Raline kalo sampai saya lihat kamu nggak semangat lagi, saya keluarin kamu dari barisan, nggak usah ikut olahraga kali ini." Kata Pak Dimas dengan nada tegas.
"Uuhh pedes!" Ucapan lirih Andara disampingnya masih bisa ia dengar. Raline membalas ucapannya dengan menatap tajam Andara yang malah balik mengejek.
"Aduh takut dipelototi mbak sadgirl!"
***
"Dar, pinjem ponsel lo dong!"
"Nggak mau, kalo cuma mau ngecek akun ig tarunanya lo itu. Udah deh Lin, lupain udah di-ghosting juga!" Jawab Andara sambil memeluk ponsel ditangannya.
"Omongan lo lebih pedes dari Pak Dimas tadi, Dar!" Balas Raline tak bersemangat setelah mendapati penolakan dari Andara. Pupus sudah niatnya untuk mengecek ig Kristian yang sudah tiga bulan lamanya tak ada kabar.
Selama tiga bulan itu, Raline seperti kembali ke hidupnya yang dulu sebelum mendambakan pernikahan dengan loreng serta mengenal Kristian. Dimana dia yang tak berkomunikasi dengan Kristian yang terakhir berkabar memang mengatakan hari-harinya akan lebih sibuk.
"Gue nggak nyangka, sibuknya Kak Tian sampai sama sekali nggak ngasih gue kabar. Kaya dicampakkan setelah dibuat terbang." Meski berkata seperti itu toh Raline tak bisa memungkiri betapa ia merindukan sosok Kristian itu. Sampai kadang membuatnya menitikkan air mata sangking tak bisa menahan rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raline & Loreng
General Fiction"Gue tau jodoh udah ada yang ngatur, tapi kalo boleh minta, gue pengen jodoh gue tentara. Yang tinggi, gagah, ganteng, pundaknya lebar, boleh nggak sih?" Raline Trivira Matsutomo, 2022.