Part 10

3.5K 170 0
                                    

"Cantik gini masa nggak ada taruna yang kecantol." Ucap Raline sambil menatap dirinya di pantulan cermin wastafel. Dia sudah menyelesaikan urusannya di toilet. Juga sudah memperbaiki tampilannya tadi.

"Kayanya gue kelamaan disini. Kak Rayhan pasti nyariin."

Lantas, Raline pun beranjak dari depan wastafel. Dia berjalan keluar sambil kembali merapikan bajunya. Sangking fokusnya Raline sampai menabrak dada seseorang yang berhenti didepannya tanpa ia sadari.

"Aduh ... jidat gue, hati-hati dong kalo jalan." Sungut Raline tanpa menatap si pelaku.

"Dadanya keras banget sih sampai kepala gue pusing gini. Minta maaf dong ... Kak Kristian?!" Raline langsung melangkah mundur, menjaga jarak saat mendongak dan wajah kharismatik Kristian lah yang terpampang jelas dan nyata.

Sesaat Raline terdiam. Otaknya bergelut menanyakan kejadian ini, nyata atau hanya ilusinya saja. Tapi ketika sadar ini nyata, dia gugup setengah mati.

"Ka-Kak ... aku minta maaf, aku-aku nggak sengaja sumpah!" Raline menunduk. Ia tak berani menatap wajah Kristian. Meski taruna satu itu memiliki wajah yang tampannya ampun-ampunan.

Kristian sendiri, diam-diam sekuat tenaga ia menahan bibirnya untuk tersenyum melihat bagaimana perubahan sikap Raline saat mengetahui yang dia tabrak adalah Kristian. Jujur saja, Kristian juga terkejut. Dia memang sedang menunggu gadis cerewet itu, tapi ia tak menyangka harus seperti ini.

Dua kali dia ditabrak oleh Raline.

"Kamu takut sama saya?" Tanyanya akhirnya.

Raline mengangkat wajahnya, "hah? iya ... eh nggak, nggak takut. Aku nggak takut sama Kak Tian ... cuma itu ... cuma gugup aja. Iya gugup."

"Kenapa gugup? Biasa aja kali."

"Nggak bisa, Kak. Aduh ... sumpah Kak, maafin aku yang tadi ya. Sumpah demi Tuhan aku nggak sengaja nabrak Kak Tian."

"Jadi ... saya yang harus minta maaf atau kamu?"

"Hah? Aku aja Kak ... aku yang salah. Maaf ... maafin aku ya Kak. Janji, nggak akan nabrak kakaknya lagi. Suer!" Ucap Raline masih terbata-bata.

Dia kemarin berani membuat kesal Kristian karena ada Pras yang pasti membelanya. Aslinya jika tidak ada Pras ya seperti sekarang. Takut setengah mati sampai terbata-bata menjawabnya.

Karena Pras dan Kristian itu berbeda. Dan jika harus memilih, Raline lebih memilih bertemu dengan Pras yang asik daripada Kristian yang munafik.

"Kamu lucu ya, kemarin malam kamu berani buat saya kesal. Nggak ada takut-takutnya, tapi kok sekarang melempem kaya kerupuk kena air gini."

"Kak Tian galak soalnya ..." Dan Raline langsung menutup mulutnya. Dia melotot sendiri apalagi melihat air muka Kristian yang berubah.

"Mati gue kali ini ..." Batinnya berbisik.

"Saya galak?"

Raline mengangguk, saat sadar dia langsung menggeleng. Lucu sekali tingkahnya. Membuat Kristian gemas sendiri ... entah sejak kapan.

"Kakak baik kok sumpah ... cuma emang ada galak-galaknya gitu."

"Kalo Pras gimana?" Tanya Kristian. Dia ingin main-main dulu dengan gadis cantik keturunan Jepang itu.

Raline & LorengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang