Ada sekitaran delapan Koptar yang duduk mengelilingi meja panjang disebuah cafe. Tiga diantaranya adalah Kristian, Pras, dan Aideen yang duduk bersebelahan. Tiga laki-laki yang duduk paling ujung adalah senior mereka, Bang Rico, Bang Yuddha, dan Bang Khanafis.
Sudah lebih dari sejam mereka mempererat tali persaudaraan dengan berbincang ringan. Saling melempar pertanyaan dan candaan yang membuat suasana cair. Tak ada kata senior dan junior disini. Mereka melebur jadi satu. Saat seperti inilah yang paling mereka sukai. Mereka bisa sejenak lupa akan hari-hari berat di dalam Ksatrian. Juga sejenak mengalihkan pikiran dari beratnya menanggung rindu pada keluarga yang jauh.
"Cek buku saku ajalah Suh!" Kata Bang Khanafis pada Bang Yuddha dan Bang Rico yang langsung mengangguk setuju.
"Keluarin buku sakunya, coba saya mau liat apa isinya." Bang Rico menghampiri taruna yang duduk di depan Aideen. Bang Yuddha dan Bang Khanafis juga menghampiri taruna yang ingin mereka tau isi buku sakunya.
"Heh, kau! Malah cengengesan aja ... mana buku saku kau?"
"Siap, disita Mayor!"
"Selain Putra, disini siapa yang buku sakunya kena sita juga?"
Aideen mengangkat tangannya, "siap, saya Mayor. Disita Bang Andreas dari Minggu lalu belum dikembalikan."
"Izin, menambahi Mayor ... bukunya disita karena Aideen ketauan minta nomor rekanitanya." Pras langsung mendapatkan pelototan dari Aideen.
Tiga seniornya malah tertawa yang membuat juniornya ikut-ikutan tertawa kecuali Aideen yang menanggung malu. Taruna satu itu pantas dicap playboy cap kakap karena hobinya menggoda gadis. Sampai-sampai rekanita seniornya akan ia embat juga. Cari gara-gara memang!
"Yang paling ganteng kalo kata taruni angkatan kalian, mana buku sakunya?"
Kristian membuka kancing sakunya dan menunjukkan buku saku pada tiga seniornya yang mengerubungi dirinya. Bang Khanafis mengambilnya dan langsung melihat isinya. Buku saku terbuka dan tiga senior itu langsung heboh.
"Ada yang baru nih!" Goda Bang Rico.
Kristian sudah menduga respon seniornya itu.
"Minggu kemarin kayanya masih kosong dah nih buku saku, sekarang kok udah ada isinya aja? Mana bening banget ya Suh?" Bang Yuddha mengarahkan pandangannya ke Bang Khanafis yang langsung mengangguk.
"Ya meskipun cuma satu ya Suh, tapi udah menjelaskan semuanya. Hei, kopral! Kawan paling ganteng kalian ini udah ada rekanitanya, satu-satu ucapin selamat sekarang!"
Kristian tak bisa berbuat banyak saat satu persatu rekannya memberikan selamat sembari berjabat tangan. Seniornya memang paling hobi bermain-main dengannya. Dia selalu jadi sasaran empuk kejahilan trio mayor yang masih belum bisa mengalihkan perhatiannya dari secarik foto berukuran kecil bergambar dirinya dan gadis cantik keturunan Jepang, Raline Matsutomo.
"Mau lihat nggak wajah rekanitanya?" Tanya Bang Yuddha setelah tujuh kopral sudah memberikan selamat kepada Kristian.
Semua menjawab mau karena memang penasaran seperti apa rupa gadis yang berhasil memikat taruna ganteng kebanggaan orangtuanya itu. Pras sudah bisa menebak, tapi ia juga penasaran fotonya seperti apa. Selebihnya ia tak menyangka jika Kristian sudah melangkah jauh dengan Raline. Sampai punya foto berdua!
KAMU SEDANG MEMBACA
Raline & Loreng
General Fiction"Gue tau jodoh udah ada yang ngatur, tapi kalo boleh minta, gue pengen jodoh gue tentara. Yang tinggi, gagah, ganteng, pundaknya lebar, boleh nggak sih?" Raline Trivira Matsutomo, 2022.