Liliese menunjukan seluruh pakaian terbaik yang ia punya dari segala jenis. Dimulai pakaian formal hingga trend terbaru dikalangan remaja muda zaman itu. Tapi tidak satupun menarik perhatian Aasha.
Ketimbang itu semua, Aasha lebih memperhatikan rencananya. Dia tahu seharusnya sudah tidak lama lagi dia akan menemukan 'orang itu' disekitar sini.
Elise yang duduk di sampingnya tiba-tiba berkata, "Aasha, apa kau menyukai salah satunya?" Ucapnya bertanya.
Melihat Elise yang sejak tadi amat terpesona pada pakaian-pakaian itu membuat Aasha tidak ingin merusak kesenangannya. Meskipun terpaksa dia harus berbohong.
"Mereka semua cantik, aku sampai tidak bisa memilihnya." Sahut Aasha tersenyum lebar.
"Sejujurnya itu semua sangat mencolok dan juga terlihat sesak bahkan sebelum aku memakainya. Serius kah mereka? Apa zaman seperti ini membuat pakaian seperti baju parade?" Gumam Aasha dalam hatinya, tentu saja hatinya berkata jujur.
Hingga akhir pakaian yang ditunjukan Liliese, Aasha tidak banyak melirik dan memperhatikan. Dia hanya terus memainkan jari-jemarinya sambil mewaspadari indra perasa aura miliknya yang semakin sensitif.
Liliese, "Pakaian-pakaian yang dimiliki butik kami selalu menjadi yang terbaik di Kerajaan ini. Kami berharap tidak akan pernah mengecewakan Tuan Caliope di kunjungan pertama ini,"
Aaron mengangguk perlahan, "Memang tidak mengecewakan. Tapi kedatangan saya kemari bukan sepenuhnya kehendak milikku. Putri kesayanganku, Aasha, dia yang berkeinginan jauh-jauh kemari. Tanyakanlah pendapatnya," Balas Aaron, melemparkan pembicaraan kepada Aasha.
Aasha yang hampir kehilangan fokus, terkejut namanya terpanggil.
Semua orang menatapnya tidak sabar menunggu apa yang ia katakan. Sementara gadis yang di tatap merasa sedikit canggung harus mengatakan apa, terlebih dia tidak terlalu memperhatikan sejak tadi.
"Emm," Aasha menoleh ke arah Elise dengan cepat, "Niatku kemari untuk mengajak kembaranku mendapatkan pakaian baru. Elise, bagaimana menurutmu? Apa kau menyukai salah satu?"
Liliese sedikit terkejut. Ia hampir tersenyum lebar mendengar putri tersayang Calipe yang dikenal seluruh Kekaisaran, namun segera sedikit luntur ketika mendengar bahwa Elise lah yang rupanya menjadi niat Aasha mengunjungi tempat ini.
Elise berbicara dengan malu-malu, "Am.. Aku menyukai semuanya. Semua nampak luar biasa! Memang rumor butik Nyonya Liliese bukanlah perkataan biasa!" Seru Elise memberikan reaksi dengan heboh.
Liliese membungkuk kecil, "Suatu kehormatan mendengarnya, Du-Duchess.."
Sambil memegangi tangan Aasha, Elise lanjut berbicara dengan ragu. "Aasha.. Bagaimana ini, aku tidak tahu bagaimana harus memilih.."
Liliese, "Bagaimana jika anda mencobanya terlebih dahulu? Anda tidak akan tahu sebelum anda mencobanya,"
Aasha merasa usulan Liliese benar, dan juga bisa menjadi alasan dirinya dan Elise menjauhi dua orang yang sedari tadi menatapnya seperti pria bisu.
Aasha menyeru, "Ide bagus! Aku akan menemanimu, Elise-"
"Elise bisa memilih pakaiannya sendiri, untuk apa kau menemaninya?" Ujar Louis bernada dingin.
Aasha mengira hanya Louis yang berbicara masih bisa ia membalasnya, akan tetapi Aaron ikut berkomentar.
"Benar. Lagipula kau juga harus memilih pakaianmu sendiri sekarang. Aku menyetujui membawamu kemari bukan untuk membuatmu melihat-lihat."Aaron duduk menyilang, berbicara dengan tegas kepadanya.
Elise merasa tidak ingin membuat Aaron semakin marah sehingga mendorong pelan Aasha darinya, "Pergilah, aku tidak apa-apa."
Aasha menahan rasa murkanya, bahkan di publik pun secara tidak langsung Aaron memperlihatkan bagaimana dia mengasingkan Elise. Pantas saja rasa hormat kepada Elise memudar karena bahkan dianggap asing keluarganya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite Villain Love Story [SLOW UPDATE]
Historical FictionAlasan Pangeran berubah menjadi jahat, disebabkan karena tokoh sampingan yang tiba-tiba saja meninggal dunia di awal bab dimulai. Jezebel Reeve Leighton, telah jatuh hati dengan saudari kembar sang tokoh utama sejak kecil. Namun sayangnya, wanita ya...