"Hey, Kau..."
Aasha segera menoleh. Suara itu, memang terasa sedikit lebih lesu dari biasanya, tetapi Aasha sangat tahu suara milik siapa itu. Dia berpakaian pekerja yang sudah lusuh dan robek-robek. Seluruh wajahnya di penuhi beberapa memar dan goresan, lalu sebagian rambut coklatnya terbakar oleh api.
"Ralp... Ralphae, apa itu sungguhan--dirimu?" tanya Aasha memastikan, lantaran suara tidak asing itu berasal dari seorang wanita yang adalah manusia biasa.
Tatapan Ralphae menjadi sinis setelah melihat Leuric yang muncul dari balik tubuhnya. Dari raut wajahnya, dia terlihat marah juga kecewa kepada Aasha. "Apa dia peri artefak?" tanyanya penuh waspada.
Leuric mengepakkan sayapnya dan menyilangkan kedua tangannya di dada ketika membalas tatapan Ralphae, "Apa ini budak yang telah lepas dari kutukannya?"
Aasha tidak bisa memastikan apa yang terjadi di antara mereka. Tetapi dia bisa membaca keduanya memiliki hubungan yang buruk. Meskipun roh dan peri sering diceritakan memiliki keterikatan yang baik, tapi jika mereka berasal dari artefak kuno sepertinya dongeng pun bisa mengubahnya.
Tapi melirik situasi saat ini, tampaknya tidak tepat untuk menetap hanya untuk mendengar dan memberikan penjelasan.
Aasha melempar jubah yang sengaja dia sembunyikan dari balik rok gaunnya ke arah Ralphae, "Kita akan memperjelas ini nanti. Sekarang kita harus pergi dari sini." titahnya tegas.
Awalnya Ralphae ragu untuk kembali mengikuti Aasha karena makhluk kecil terbang di sampingnya. Tapi sekarang dia tidak mempunyai pegangan lain setelah berubah menjadi manusia selain mengikuti Aasha.
Keduanya mengikuti arah Aasha pergi menuju pekarangan belakang. Tepatnya, di samping gudang yang sudah tidak terpakai. Hal yang mengejutkan, di sana ada sebuah portal hitam yang sepertinya sihir di dalamnya sudah melemah.
Ralphae mendekat, sepertinya dia mengetahui milik siapa portal itu, "Ini-"
"Scart." Aasha mendengus pelan, "Padahal dia hanya memberi waktu kurang dari seminggu, tetapi sihirnya tetap terpasang sampai sebulan lebih."
"Scart? Apa nama lengkapnya, Benjamin Scartus?" sahur Leuric.
Aasha mengernyit, "Apa kau tahu siapa dia?"
Leuric mengangguk angkuh, "Tentu saja aku tahu! Dia adalah pria yang telah membunuh ribuan orang-"
"Bukankah peri milik kaki dewi tidak boleh membocorkan informasi para roh pengikatnya? Kudengar konsekuensinya lumayan untuk kehilangan kedua tangan." interupsi Ralphae tegas. Dari bagaimana ekspresi Leuric yang segera terdiam dan menggerutu, sepertinya Ralphae mengatakan hal benar.
Aasha pernah mendengar ikatan roh dulunya adalah manusia. Entah sebab apa Ralphae bisa menjadi manusia kembali, tetapi tentang Scart, Aasha jadi tidak bisa berhenti memikirkannya.
"Benjamin Scartus."
Aasha mengusap portal itu dari jauh, merasakan sihir teleportasi untuk menemukan tempat yang diarahkan dari portal tersebut. Setelah selesai memindai, Aasha menutup portal milik Scart dan membuat portal lain dengan kekuatan sihirnya.
"Portal ini menuju kota Seric. Kota terdekat menuju pegunungan Dwent." perjelas Aasha dengan singkat.
Ralphae melirik Aasha sebelum akhirnya dia mendengus geli, "Kupikir karena artefak telah menguasaimu, kau jadi melupakan kesepakatan kita." ucapnya ketus.
Aasha tidak membalas apa pun, sebab ada makhluk baru yang tidak tahu tentang kesepakatan di antara mereka. Dan pastinya Leuric akan sangat marah.
"Apa... Apa anda sudah tahu apa yang ada di sana, Dewi Muda?" sepertinya Leuric memasang pelindung komunikasi di antara mereka. Jadi Ralphae tidak bisa mendengar apa pun pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite Villain Love Story [SLOW UPDATE]
Historical FictionAlasan Pangeran berubah menjadi jahat, disebabkan karena tokoh sampingan yang tiba-tiba saja meninggal dunia di awal bab dimulai. Jezebel Reeve Leighton, telah jatuh hati dengan saudari kembar sang tokoh utama sejak kecil. Namun sayangnya, wanita ya...