Bab 13

4K 423 2
                                    

Jangan lupa vote dan komentar !

"Sekarang, biarkan aku mengetahui segala mengenai dirimu."

Setelah mendengar suara tersebut, suasana yang pada awalnya tenang tiba-tiba berubah penuh kesepian dan perasaan hampa yang sangat dalam.

Aasha dibawa memasuki alam sadarnya ketika ia sedang tertidur. Dia berada di tempat kosong yang sangat luas, tempat antah berantah yang redup dan hanya memiliki sebuah kaca besar dihadapannya.

Dari dalam kaca, Aasha dapat melihat postur dirinya mengenakan piyama tidur berwarna putih. Pakaian yang sama yang ia ingat ketika masih di dalam kamarnya.

Yang berbeda hanyalah sebuah buku yang memiliki bercak merah padam pada tangan kiri bayangannya di dalam cermin.

Aasha sempat meragukan buku yang dibawa bayangannya tersebut. Dia melihat buku yang terasa familiar tersebut.

Tulisan di samping buku yang awalnya terlihat pudar, perlahan membentuk sebuah kata yang dapat Aasha baca. 

"Last Princess Caliope." Ujarnya membaca tulisan tersebut perlahan-lahan.

Memang tidak asing lagi. Buku bercover wanita berambut putih salju adalah kisah dunia yang telah ia masuki beberapa hari yang lalu. Tapi Aasha tidak yakin jika buku tersebut memiliki motif bercak merah seperti itu.

"Apa ini buku yang berbeda? Tapi judul serta gambar itu.. Apakah aku sempat memiliki jilid kedua? Tunggu.. Apakah cerita ini memiliki buku lanjutan?!" Bicara Aasha pada dirinya yang kemudian berteriak heboh pada dirinya sendiri.

Sedetik kemudian, bayangannya di dalam cermin mendadak menjatuhkan bukunya ke bawah. Dari tangannya mengalir cairan kental berwarna merah yang membasahi buku novel tersebut.

Tubuh wanita yang awalnya baik-baik saja, tiba-tiba dipenuhi darah dan lebam disekitar tubuhnya seperti telah mengalami suatu kecelakaan. Pundaknya terobek hingga bagian perut karena suatu benda tajam dan keras, darahnya semakin deras tumpah ketika dagingnya robek semakin besar. Pada sisi robekannya terdapat potongan kayu dan dedaunan yang menempel disana.

Tidak hanya itu, wajahnya sangat hancur terobek-robek hingga nyaris menunjukan tulang pipinya. Salah satu matanya terkoyak dari tempatnya, sementara matanya yang lain sudah tidak ada.

Wanita itu berteriak menjerit, "Kenapa.. Kenapa kau masih hidup?! Aku.. Tidak ada yang menemukanku disini.. Tidak ada! Tidak ada! Aku.. Aku sendirian.. Temukan aku.. Tolong temukan aku!"

Sekujur tubuh Aasha dipenuhi keringat dingin dan jantungnya berdebar karena ketakutan serta tubuh yang tiba-tiba terasa lemas. Dia jatuh terduduk, kakinya melemah sehingga tidak dapat menompang tubuhnya lagi.

Tubuhnya bergetar hebat dan kepalanya terasa sakit. Tidak, seharusnya dia tidak memiliki ingatan seperti itu di dalam fikirannya.

Bagaimana bisa dia bisa tahu keadaan tubuhnya di kehidupan sebelumnya?!

Ketika kecelakaan beruntun yang merenggut nyawanya, seharusnya dia sudah tidak sadarkan diri ketika tabrakan pertama. Tapi ingatan di kepalanya terus mengingatkannya bahwa ia sempat sadar ketika mobil yang ia tumpangi ditabrak dari sisi samping, lalu terguling menghatam pembatas dan jatuh ke jurang.

Pintu di sampingnya terlepas, tubuhnya terjun dan menghantam bebatuan hingga akhirnya terjatuh mengenai pohon besar di bawahnya. Pohon yang memiliki banyak dahan tebal dan kokoh merusak tubuhnya dengan keji dan membunuh tubuhnya dengan cepat. Akan tetapi jiwa di tubuhnya tetap hidup disana, berteriak dan menjerit kesakitan dengan tubuh yang telah mati.

Aasha meringkuk mencengkram rambutnya sangat kuat. Sakit dikepalanya sangat menyakiti dirinya, mungkin lebih dari rasa sakit yang sebelumnya ia dapati.

"Tidak.. Aku tidak seharusnya melihat itu.. Itu bukanlah aku! Bukan!"

Rewrite Villain Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang