Bab 23

1.8K 189 8
                                    

Aasha tidak yakin akan melakukannya. Seharusnya dia tidak mempercayai Selena begitu mudahnya. Dia hanyalah wanita aneh yang memiliki kepribadian berubah-ubah, sering berceletuk tidak jelas dan juga masih misterius sebenarnya siapa dirinya sesungguhnya.

Tapi entah mengapa, Selena seakan memiliki sesuatu yang memikat Aasha untuk dapat mempercayainya seolah-olah dia pun berada di pihaknya.

Meskipun sedikit memaksa, Selena tetap akan membantu Aasha mencari pemicu yang bisa membuat kekuatan tersembunyi di dalam dirinya bangkit.

Setelah cukup lama mengambil waktu akhirnya Aasha mengambil keputusan, walau dirinya belum yakin dengan itu juga. Tapi dalam garis besarnya, dia akan menyaringnya dalam beberapa kemungkinan.

Jika Elise bukanlah tokoh antagonis dalam ceritanya, maka ia dapat bersyukur kekuatan yang ia bangkitkan bukan untuk berselisih dengannya. Dan jika terjadi sebaliknya, mau tidak mau Aasha harus terpaksa melakukannya.

"Berikan kedua tanganmu," Pinta Selena, menodorkan tangannya sendiri ke Aasha ketika ia tengah melamun.

Aasha sempat menahannya, "Jika Elise memang akan menjadi tokoh antagonis, mengapa kau tidak membantunya saja? Dia juga putrimu." Ucap Aasha menyeletuk tiba-tiba.

Ucapannya membuat Selena terdiam cukup lama. Dibalik sifat anehnya, pastinya dia masih memiliki jiwa keibuan. Tidak mungkin dia akan bersikap membabi buta dan membuat perpecahan antara anak-anaknya, kan?

"Tidak." Jawab Selena dingin. "Elise dan Louis.. Aku bisa melihat karakter buruk yang bisa menghancurkan masa depan akan bergejolak di dalam jiwa mereka. Membantu mereka secara langsung tidak akan ada gunanya."

"Keputusan paling tepat adalah mencari pemilik jiwa murni yang nanti dapat melawan mereka sekaligus." Tandas Selena, dia berucap seakan-akan sedang memberikan harapan yang besar kepada Aasha.

Hal itu membuatnya merasa sedikit pesimis. "Bagaimana jika aku gagal?"

"Kau memang jiwa bodoh!" Bentak Selena kencang. "Bukankah kau seorang pembaca? Jika Aasha masih hidup, berarti dialah tokoh utamanya sekarang. Seluruh kekuatan akan berada di tanganmu, percaya dirilah sedikit." Ucap Selena berbangga sambil menepuk pundak Aasha perlahan.

Aasha masih tidak menunjukan raut yang puas. Kepalanya menunduk kebawah, seperti sedang memikirkan sesuatu yang membuat kepalanya terasa berat.

Dia menggigit ujung bibirnya ragu, "Kekuatan yang begitu besar.. Takutnya aku kehilangan akal karena rakus."

Entah apa yang terlintas di fikiran Aasha, dia mulai berdiri tegap menarik kedua pundaknya dan mengangkat dagunya seperti seseorang yang telah bersiap siaga.

Aasha, "Kau benar," Aasha mengangkat kedua tangannya ke depan Selena. "Tolong bantuannya, Selena."

***

Aasha membuka matanya perlahan dan segera melihat dirinya berada dalam gendongan seseorang. Tangan yang lembut- tapi sedikit tajam.

"Kau selalu saja keras kepala, selalu saja mengambil resiko besar! Apa menurutmu reinkarnasi pantas untuk orang bodoh sepertimu?" Suara ejekan yang tidak asing. Dumelan yang selalu membuat telinga merasa gatal mendengarnya.

Ralphae menurunkan Aasha, tapi tetap tidak melepaskan pegangan wanita itu di belakang pinggungnya. Meskipun banyak mengeluh, Ralphae masih roh yang memiliki perhatian kepada tuannya.

"Sudah berapa lama aku tidak sadar?" Tanya Aasha seusai benar-benar memastikan dirinya  telah sadar.

Ralphae mengernyitkan matanya bingung, "Kau fikir seberapa lama itu? bahkan 5 menit tidak menyentuh waktu itu."

Rewrite Villain Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang