Bab 22 [A]

1.8K 185 1
                                    

[WARN CHAPTER!!]

Tidak bisa disangkal lagi. Dilihat dari sepasang mata mereka, bentuk ukiran wajah mereka, serta alasan mereka bisa dipertemukan dalam ruang jiwa yang sama seperti ini sudah dinamakan takdir.

Meskipun dalam jiwa yang berbeda, sudah pasti tubuh Aasha masih memiliki ikatan yang cukup sensitif dengan keluarganya terlebih kepada wanita yang melahirkannya. Wanita itu memang tidak memasang ekpresi menyakinkan, seperti seseorang yang jahil dan berkata sesukanya. Namun, nampaknya dia pun sudah tahu Aasha tidak akan menyangkalnya.

Ada alasan lain Aasha sedikit terkejut. Seperti yang tertulis di dalam cerita, ibu sang tokoh utama sudah lama tiada bahkan jauh sebelum cerita itu dimulai. Tapi tidak dijelaskan bagaimana kematiannya. Di dunia yang bertemakan spiritual ini pasti memiliki banyak celah kematian.

Dengan kata lain, "Selena memiliki hubungan dengan spiritual sehingga jiwanya masih hidup di dunia lain." Gumam Aasha. Mengingat bagaimana dia berbicara dengan para burung dan sihir, dapat memperkuat asumsinya tersebut. Dia tidak gila, melainkan terlalu hanyut dalam kekuatan sihirnya.

Melihat Aasha yang terdiam cukup lama, membuat Selena berbicara dengan penuh percaya diri.

"Apa kau sangat terkejut Aasha memiliki seorang ibu?" Selena tertawa, "Aaron tidak segila itu menyiptakan anak dengan sihir tanpa sebuah wadah. Tentu saja logika yang dia buat selalu masuk akal."

Aasha mengernyitkan matanya, "Aaron menyiptakan anak dengan sihir?"

Selena tersentak dan segera menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangannya. Matanya berpaling dengan cepat, dia berbicara pelan, "Gawat! Aaron mengatakan aku tidak boleh membicarakannya kepada siapapun," Dalam batinnya ia dapat melihat bayang-bayang amarah Aaron yang membuat suaranya bergetar ketika berbicara.

Dia terlihat gelisah dan sedikit ketakutan, sesekali mengigit ujung jarinya untuk menunjukkan kegelisahannya.

"Dia- Dia akan memarahiku karena berbicara!" Serunya kencang. Beberapa saat kemudian, Selena mengacak-acak rambutnya frustasi. Membuat burung-burung disekitarnya terbang berkeliaran ke langit-langit.

Wanita itu semakin tidak tenang pada dirinya sendiri. Disisi lain, Aasha membutuhkan informasi pasti darinya. Tapi akan sangat sulit untuk mengambil kesempatan ketika wanita gila itu semakin gila.

Aasha berniat mendekatinya. Berusaha mencari cara untuk membuatnya tenang dahulu. Oleh karena itu, tanpa berfikir panjang Aasha menggenggam kedua tangannya dengan lembut. Tapi yang dilakukannya membuat hal tidak terduga terjadi.

Kontak fisik antara dirinya dan Selena menyebabkan ledakan sihir diantara mereka. Ledakan itu mendadak membuat pemandangaan Aasha menjadi putih dan kabur. Bahkan dia tidak dapat merasakan pergerakan tangan maupun tubuh lainnya. Atau bisa dibilang, tubuh dan jiwanya berpisah dalam ruang yang berbeda.

Pemandangan yang putih dan kabur perlahan memperjelas penglihatannya. Tapi dia tidak seperti biasanya. Disana lebih seperti saksi langit yang sedang memperhatikan kilasan kehidupan seorang anak perempuan desa.

Dia sungguh cantik dan juga menggemaskan di usianya yang terlihat antara 7-8 tahun. Seorang anak berambut coklat tebal yang senang berlari-larian sambil memegang kincir kertas di tangannya. Ketika ia membalikkan tubuhnya, iris mata kuningnya bersinar mengikuti pantulan sinar matahari.

Jiwa Aasha terkejut, [ Apa aku sedang melihat masa lalu Selena? Dia.. Seorang gadis desa? ]

Kilasan kehidupan berubah ketika anak perempuan itu membuat pedesaan heboh setelah sinar sihir cahaya putih yang besar membuat hutan yang sudah lama kehilangan kesuburan, mendadak ditumbuhi puluhan pepohonan tinggi. Mereka mulai menyebutnya sebagai penyihir, tapi tidak sedikit menyebutnya Wanita Suci.

Berita mengenai kekuatan Selena terdengar hingga Kekaisaran, dimana pada zaman itu seorang diktator yang kejam dan gila kekuatan menjadi pemimpin Kekaisaran Shelition. Kaisar Willioness. 

Tentu saja, manusia sepertinya akan sangat tertarik dengan kekuatan besar dan selalu menginginkannya ditangannya. Oleh karena itu, Kaisar Willioness mengirim bawahannya untuk berperan sebagai pembunuh dan membantai seluruh keluarga Selena dengan kejam. Lalu menggunakan hati polos anak muda Selena, membawanya memasuki Kekaisaran sebagai bantuan sosial.

Dengan begitu, niat memiliki kekuatan Selena tidak merusak citranya dihadapan publik.

Selena saat itu hanyalah seorang anak kecil mudah terbodohi dengan mudah. Hanya karena sogokkan beberapa makanan, dia terperangkap dalam sangkar besi dibawah genggaman Kaisar Willioness.

Bukanlah kehidupan tentram penuh kemewahan yang di dapat Selena. Tapi hidup bagaikan kelinci kotor di ruang bawah tanah. 

Selena harus merasakan kekuatan sihir yang selalu menyiksanya. Kekuatan yang dimilikinya akan tumbuh semakin besar dan memulihkan keadaanya kembali. Untuk menguji seberapa tinggi kekuatan yang ia punya, hal tersebut akan diulang dan di ulang sehingga batasan kekuatan tercapai. 

Tapi kekuatan Selena sangat lain dari yang lain. Kekuatannya tidak memiliki batasan ataupun pengurangan. Melainkan, kekuatannya akan terus bertambah ketika terus berusaha untuk dihancurkan. 

Dengan kata lain, Selena bagaikan wanita langit yang memiliki kekuatan melebihi seorang dewi. Dia adalah dewi seutuhnya.

Setiap jam Selena akan mendapat siksaan supaya kekuatannya tumbuh semakin besar. Lalu dalam beberapa hari sekali, beberapa orang menggunakan pakaian putih akan menghampirinya dan mengambil beberapa kantung penuh darah miliknya. 

Darah adalah salah satu saluran dari tubuh manusia sebagai tempat tersimpannya sihir atau mana kekuatan pada manusia. Oleh karena itu Kaisar Williones selalu menyediakan kantung darah pada ruangannya, yang dimana apabila ia mengonsumsinya, kekuatannya akan menyerap kekuatan milik Selena dan tumbuh berlipat-lipat ganda.

Ketika Selena tumbuh semakin remaja. Dia memiliki pemikiran sendiri dan tidak ingin lagi terbodohi. Karena itu dia berupaya melarikan diri pada malam ketika kekaisaran mengadakan pesta besar kelahiran cucu pertama Kekaisaran.

Upaya pelarian Selena hampir gagal setelah ia bertemu seorang pria yang berdiri sendirian di taman yang begitu besar. Pria muda yang memiliki rupa tampan dan manta tajam beriris ungu. Pria yang memiliki tatapan kosong sebelumnya, tiba-tiba tersenyum ketika menemukan kematian seekor kelinci disana.

Pria misterius itu memiliki aura mematikan disekitarnya. Aura dimana selalu melempari pertanda untuk menjauhinya karena ia sangat berbahaya.

Tapi berbeda pada sudut pandang Selena. Tatapan tajam pria yang beralih menatamnya itu membuat hatinya berdegub kencang. Perasaan yang belum pernah ia rasakan. Gairah yang dengan cepat bangkit dan tidak terkendali. Serta hasrat memiliki pria itu melekat pada egonya.

Perkataan pertama pria itu padanya, "Apa kau kesakitan? Aku bisa membantumu menyelesaikannya." Ucapnya sambil menarik sambilah pedangnya dari sisi pakaiannya.

Mungkin dia memiliki asumsi setelah melihat keadaan Selena yang begitu buruk dan terlihat hampir mati.

Tapi Selena seakan mengacuhkannya. Saat itu, dia terlalu fokus pada aura yang memikat dari pria itu bahkan jika sembilah pedangnya memenggal kepalanya, dia tidak akan sadar.

Selena melihat lambang keluarga pada pakaian pria itu. Keluarga ikatan roh musim dingin, Caliope. Keluarga yang terkenal dingin dan juga kejam, bahkan dia dengar dari para penjaga yang berbicara di depan sel nya, keluarga itu lebih kejam dan ditakuti bahkan oleh Kaisar sekalipun.

Kekejamannya mulai terdengar kembali pada berita yang sedang panas beredar. Mengenai anak sulung Keluarga Caliope yang membantai seluruh anggota keluarganya sendiri demi memiliki kekuasaannya seorang diri.

Ya, hanya ada satu saat ini anggotanya yang tersisah. Selena, "Aaron Reigh Caliope."


Bagian B akan di upload pukul 12 siang besok!

Rewrite Villain Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang