Bab 26

1.2K 137 1
                                    

Hai, aku kembali! 😃👋

Satu persatu pertanyaan datang di tiap langkahnya berjalan. Aasha sudah mendapat begitu banyak informasi mengenai dunia ini, hanya saja dia masih ragu untuk mengambil keputusan. 

Bahwa jika ia salah pergerakan lagi dalam bertindak, maka bisa saja satu langkah menuju kehancurannya akan menggelincirkannya jatuh.

Perkataan Selena memenuhi isi kepalanya. Meskipun aneh dan tidak masuk akal, tapi jika di ingat-ingat berada di dunia antah berantah ini, apapun bisa terjadi.

"Apa sekarang rencanaku harus berubah?"

Berada di dalam novel ini memang bukan hanya sekedar bermain peran. Atau karena memang tubuh yang Aasha rasuki memiliki lika liku sulit untuk dibawai, sehingga ia bisa tersesat hingga sedalam ini.

Aasha mengeluh nafasnya sembari memegangi kepalanya. "Hal sulit ini, membuat kepalaku sakit lagi."

Dalam perjalanan, bulu kuduk Aasha terangkat tinggi dan kepekaan terhadap aura muncul kembali dengan cepat. Berbagai macam dugaan yang di fikirkan Aasha. Pintu pada ruangan itu terasa berbeda. Terutama aura baru di dalam yang terasa sangat mengancam.

Gagang pintu bergerak, membuat Aasha spontan mundur beberapa langkah. Aura tubuhnya memanas memenuhi seluruh tubuhnya sebagai bentuk perlindungan.

Pria itu keluar dari sisi pintu dan segera memberikan penghormatan kecil, "Rupanya Putri sudah kembali. Tuan menunggu anda di dalam."

Aasha sempat bingung dengan kedatangan Langris. Karena ingatan yang pendek atau memang Langris sejak awal sudah bersama dengan mereka.

"Langris memang misterius, bahkan aku tidak bisa merasakan auranya. Aura ini sepertinya bukan miliknya," anggapan Aasha, terdiam mengacuhkan ucapan Langris barusan. 

"Putri, apa yang anda tunggu?" Gallahan berbicara dari samping Aasha. 

Aasha menggeleng, "Tidak ada apa-apa," ucapnya setelah mulai kembali melangkah untuk memasuki ruangan.

Dia berjalan dengan penuh hati-hati melewati Langris. Hanya karena aura yang ia rasakan bukan miliknya, tentu saja bukan berarti Langris tidak berbahaya.

WOSHH!

Seharusnya tidak ada masalah dari penglihatan Aasha. Sebelumnya normal tidak ada keanehan, tapi setelah memasuki ruangan semua pandangan yang ia lihat mendadak berwarna warni.

Warna yang tidak serasi saling bertabrakan, membuat matanya kelelahan dan pusing. Aasha memegang keningnya, tubuhnya terombang ambing sebelum akhirnya Elise berlari menangkap memegangi pundak Aasha.

"Aasha! Apa kau baik-baik saja?" tanya Elise khawatir.

Aasha mendadak mendorong Elise menjauhinya. Tubuhnya merinding parah, dan juga terasa kebas. Terutama dibagian tempat Elise menyentuhnya.

"Kenapa.. Ada apa dengan tubuhku.." Aasha menatap Elise. Perempuan itu masih sama, menunjukan raut sedih dan bertanya-tanya. Gadis polos yang selalu gelisah ketika melihat saudarinya tidak baik-baik saja.

"Sebelumnya aku terlalu mencurigai Elise. Wajahnya memang tidak memiliki bukti untuk berprasangka kepadanya, tapi kenapa kini tubuhku tidak bisa mendekatinya.."

"Jangan bilang.. "

"Aasha, apa kamu baik-baik saja?" Aaron berdiri, dia berjalan perlahan mendekati Aasha dan memberi sentuhan kekhawatiran di pundak Aasha.

Melamun terlalu lama membuat Aasha tidak sadar, tindakannya membuat semua orang menatapnya dengan bertanya-tanya.

Aasha menggeleng, "Sepertinya aku hanya kelelahan." ucapnya memberi senyuman tipis.

Rewrite Villain Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang