Bab 15

3.6K 336 16
                                    

Jangan lupa vote dan komentar !!

Kepulangan Aaron membuat seluruh pekerja di Kediaman Caliope kembali sibuk. Terutama dengan kedatangan para penyihir tingkat atas yang datang untuk membincangkan mengenai sihir keamanan di seluruh Kediaman, Nampaknyan Aaron sungguh tidak ingin lalat kecil pun dapat memasuki lingkungannya dengan mudah.

Begitu pula dengan gedung bagian selatan, letak kamar Aasha berada. 

Beberapa pelayan wanita memasuki kamarnya dan segera membuka gordon beserta jendela supaya menganti udara dalam ruangan dengan yang lebih sejuk.

Aasha merasa tubuhnya tertindih sesuatu yang berat di sisinya. Pelan-pelan ia membuka matanya, melihat saudari kembarnya memeluk lengannya dan mengunci kakinya. Aasha tertawa pelan, menganggap adik perempuannya karena mengingatnya dengan hewan koala.

Melda terkejut melihat adanya Elise di sisi Aasha. Lalu ia berbicara, "Pu-Putri Elise? Putri, apa anda ingin saya memindahkannya?"

Aasha mengangkat tangannya memberi isyarat kepada Melda untuk mundur.

"Aku saja tidak ingat dia ada disini. Tapi tidurnya terlihat sangat tenang, biarkan saja seperti ini." Ujarnya sembari mengusap-usap rambut Elise pelan.

Melda segera mengangguk mengerti dan undur diri. Pelayan perempuan lainnya berganti maju sambil mendorong kereta kecil berisi makanan kecil ke sisi ranjang.

"Saya membawakan makanan ringan untuk anda," Ucapnya dengan sopan.

Aasha sempat memberinya senyuman yang menyiratkan ucapan terima kasih, namun sedetik kemudian matanya mengernyit melihat porsi makanan yang dibawakan tidak sesuai.

"Hanya ada satu gelas dan satu piring? Apa kau tidak melihat Elise juga ada disini." 

Pelayan itu menunduk dan menjawab dengan ragu. 

"Milik Putri Elise sudah disediakan di tempatnya.. Putri.." 

Kedua alisnya semakin tertekuk kebawah, membuat seluruh pelayan yang melihatnya kebingungan kecuali Melda.

"Maksudmu, makanan kami terpisah?" Aasha menaikkan nada suaranya lebih tinggi.

Seluruh pelayan disana saling melempar pandangan, tidak ada satupun yang berani menjawabnya.

Aasha memandang semua pelayannya satu-satu dengan tatapan murka.

Dia tidak menyangka, selain kamar bahkan makanan pun dibedakan antara dirinya dan Elise. Mengingat bagaimana saat itu Aaron hanya melihat kehadirannya tidak dengan Elise, tidak melumpuhkan pertanyaan mengapa dia sangat pilih kasih diantara saudara kembar identik yang hampir seperti satu orang yang sama.

Melda maju mendekat. "Biarkan saya yang membalasnya, Putri. Tuan Caliope yang memerintahkan untuk memberikan makanan yang lebih mewah dari pada Putri Elise. Mengingat Putri sedang berlatih menjadi salah satu kesatria, Tuan mengatakan itu dapat menjadi pelatihan dasarnya untuk mengetahui sebelum memasuki akademi." Beritahunya berterus terang.

Tentu saja Aasha tidak akan menerima diskrimasi ini bagaimanapun alasannya. Dilihat dimana kamar Elise dibedakan saja Aasha sudah tahu, Aaron bukannya ingin membuatnya membiasakan diri, dia hanya ingin mengabaikannya dan menyiksanya secara tidak langsung.

Aasha memindahkan posisi tidur Elise dan beranjak dari kasurnya.

"Biarkan aku menemui ayah." Ucapnya lebih seperti perintah yang tegas.

Melda, "Nampaknya pagi ini Tuan memiliki jadwal lain. Beliau-"

Seet! Aasha merasakan hawa yang sangat tajam melesat cukup jauh disekitarnya. Tubuhnya terasa sedikit merinding, kakinya menghentak cepat mendekati jendela kembar besar yang mendekati balkon dan membukanya lebar-lebar.

Rewrite Villain Love Story [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang