Episode. 8

1.3K 121 1
                                    


Hari ini Reva pagi banget berangkat ke sekolahnya. Bahkan kedua kakaknya aja baru selesai mandi, tapi Reva sudah sarapan duluan di meja makan. Ditemani oleh Dey yang masih sibuk menggoreng ayam bantuin mbak Ayas.

"Emang di sekolah lagi ada apaan, sih, Nak?" tanya Dey.

"Nggak ada apa-apa, sih, Ma. Reva cuma mau cepet-cepet berangkat aja." jawab Reva sambil makan.

"Terus kamu mau ngapain, Sayang? Di sekolah pasti masih sepi banget. Kayaknya gerbangnya juga masih belum dibuka, deh."

"Justru itu, Ma. Reva mau datang duluan sebelum gerbang sekolah buka." sahut Reva seraya meminum habis air putih di gelasnya.

"Tapi, kamu harus hati-hati, lho, Reva. Walau jalanan jadi nggak macet, kamu jangan manfaatin buat ngebut-ngebut pakai motornya, ya." peringat Dey.

"Iya iya. Yaudah, Reva berangkat duluan, ya, Ma." Reva lantas bersaliman dengan Dey bertepatan dengan papanya yang baru beres pakai kemeja kantor dan dasi yang masih digantung dibahu. Ia ingin istrinya yang memasangkan dasi untuknya.

"Lho? Reva? Pagi banget. Kakak kamu aja kayaknya masih pada dandan deh di atas." tegur Gito.

"Yaemang, Pa. Akunya aja yang lagi pengen berangkat cepet. Pamit dulu ya, Pa." kata Reva sambil menyalim tangan Gito.

"Kamu mau ngapain ke sekolah subuh-subuh begini, Nak? Udah sholat belum?" tanya Gito sambil mengusap pelan ubun-ubun Reva.

"Udah ko, Pa. Cuma lagi pengen pagi banget aja, Pa. Tenang, aku nggak lagi ngindarin macet buat biar bisa ngebut, kok. Aku cuma... ya anggap aja mau nikmatin udara pagi sebelum banyaknya polusi dari kendaraan gitu." Alasan Reva.

"Beneran?" Gito Ragu.

"Iya, beneran, ih. Udah, ah, aku mau berangkat dulu. Assalamualaikum." pamit Reva seraya meraih kunci motornya di atas meja.

"Walaikumsalam." sahut Gito dan Dey. "Hati-hati di jalan, Nak!"

________________

Dalam perjalanan, Reva tidak langsung pergi ke sekolah. Melainkan pergi ke supermarket yang sudah buka untuk membeli beberapa camilan. Untung semuanya muat dalam ranselnya. Setelah keluar ia pun menjalankan motornya lagi menuju ke sebuah pemukiman yang ada di pinggir sungai.

Pemukiman itu tidak begitu banyak. Hanya sedikit orang yang tinggal di sana.

Di tempat itu terdapat pondok kecil untuk anak-anak tidak mampu belajar. Biasanya mereka akan belajar saat pagi hari atau malam hari. Tergantung waktu bebasnya para kakak mahasiswi/a yang mengajari mereka.

Seperti halnya pagi ini. Sudah ada Freya, Indira dan Feni di sana. Freya itu masih seorang murid sama seperti Reva ---tapi beda sekolah, alias satu sekolahnya sama Eve. Sedang Indira dan Feni adalah seorang mahasiswi. Mereka bertiga tengah membagikan seragam baru untuk 9 orang anak yang ikut belajar di pondok tersebut. Usia anak-anak itu rata-rata dari 7 sampai 10 tahun.

"Wih, seragam baru, tuh." sapa Reva dengan wajah semringah.

"KA REVAAAA!!" seru kesembilan anak-anak itu dengan berbarengan.

"Hallo, adik-adik!" sapa Reva. "Nih, ka Reva bawain kalian camilan. Biar belajarnya semangat." Reva memberikan sekantung plastik besar pada mereka. Lalu kemudian menyodorkan minuman coklat dan kopi pada ketiga temannya. "Buat kalian juga." ujarnya.

"Wedeh. Kirain kita nggak dapet tadi. Hampir aja mau protes. Makasih ya Reva." ucap Feni seraya mengambil minuman kopi.

"Makasih, Rev." kata Indira dan Freya berbarengan.

"Sama-sama. Yaudah, aku pamit lagi ya, Ka. Mau ke sekolah. Kamu juga, kan, Frey." kata Reva mulai berpamitan.

"Yaaah, Ka Reva nggak bisa lama-lama kah disini? Kita kan masih kangen sama Ka Reva." kata Anak bernama Argus. Usianya 8 tahun. Mukanya mirip Teejay Markus versi bocil. Ganteng.

"Nggak bisa, Dek. Nanti, deh, insya Allah weekend kaka kesini lagi, ya." sahut Adel dengan mengusak pelan rambut Argus yang tebal.

"Kalian hati-hati ya perginya. Jangan ngebut-ngebut." Feni mengingatkan.

"Iya, Ka. Dadah semuanya." sahut Reva dan Freya hampir berbarengan.

__________________

Pada saat masuk gerbang, motor Reva dan mobil Ashel barengan masuk. Reva yang mengenali mobil tersebut lantas melajukan motornya dan lebih dulu memarkirkan motor di tempatnya.

"Kenapa sih tuh anak. Siapa juga yang mau markir di situ lagi. GR banget." gumam Ashel sesaat memarkirkan mobil berjarak 50 meter dari motor sport-nya Reva.

Reva melepas helmnya dan meletakkannya di spion. Tak lupa ia membenarkan rambut pendek sebahunya agar kelihatan lebih rapi.

"Heh, Mata Empat!" panggil Ashel saat ia sambil berjalan menuju koridor sekolah.

"Nggak usah sok akrab." sahut Reva yang berjalan sambil menarik kebawah sleting jaketnya.

"Dih, siapa juga yang mau akrab sama cewek nyebelin kayak lo." Ashel tadinya nggak mau terpancing, tapi nadanya Reva ngomong tuh emang semenyebalkan itu.

Dan tadinya dia juga mau ngomong sesuatu dengan baik-baik, tapi nggak jadi karena Reva-nya gitu. Ia lantas berjalan cepat di koridor meninggalkan Reva yang acuh sambil memainkan game baru di ponselnya.

"Ceh, cewek aneh."

•••












Ditulis, 20 Juni 2022
Re-edited 6 September 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang