Episode. 66

428 44 3
                                    

"Marsha!" "Ashel!" panggil kedua adik beradik itu secara bersamaan. Mereka adalah Azizi dan Reva. Azizi memanggil Marsha lantaran ia tidak menemui Marsha di studio dance, padahal pagi tadi dia sempat lihat Marsha pas masuk kelas. Sedang Reva seperti yang kita tahu kemarin.

Dua anak yang merasa terpanggil itu hanya menoleh sebentar kemudian kembali uring-uringan di bangkunya masing-masing. Tidak, yang kembali uring-uringan hanya Marsha. Sedang Ashel lantas beranjak dari bangkunya dan pergi keluar kelas begitu saja. Sementara Azizi mengambil alih tempat duduknya.

"Samperin!" perintah Azizi pada adiknya yang memasang wajah kecewa. Meski ia tidak tahu masalahnya apa, yang pasti adiknya itu lagi ada masalah juga sama temannya.

Reva pun dengan malas mencoba mengejar Ashel. Bukannya nggak effort atau apa. Tapi masalahnya dia sendiri nggak tau salahnya dimana.

"ASHEEELL!!" serunya pada Ashel yang ternyata memilih ke taman belakang sekolah.

Ashel tidak menoleh dan terus berjalan mengarah ke telaga.

"ASHEL, BALIK, SHEL! NANTI LO SAKIT LAGI!" teriak Reva dengan khawatir. Namun Ashel tidak menggubrisnya dan terus berjalan lurus melewati telaga.

Reva berjalan cepat sampai akhirnya ia berlari dan berhasil meraih tangan Ashel.

"Lepasin!!" sentak Ashel pada tangannya yang disentuh.

"Jelasin dulu salah gue apa, Shel!?" desak Reva tak mau kalah suara. Pasalnya dia juga berhak untuk marah dong.

"Gue nggak mau ngomong sama lo, Del." - Ashel.

"Alasannya apa? Kenapa? Gue harus tau dulu. Emang gue lakuin kesalahan apa sama lo Ashel?" tekan Reva lagi meminta kejelasan.

"Gue nggak bisa jelasin. Jadi mending lo sekarang balik. Gue lagi nggak mau diganggu." kilah Ashel.

"Shel. Gue--"

"Pergi! Gue bilang pergi ya pergi! Lo ngerti nggak, sih!?" bentak Ashel dengan tatapan matanya yang setajam elang.

Reva mulai tersulut amarahnya. Ia ingin sekali meremas wajah nyolotnya Ashel. Tapi ia tahan. Dengan napas memburu, ia pun membalikkan badan dan pergi meninggalkan Ashel begitu saja.

"Breng***!!" umpatnya.

____________

Karena Azizi tak berhasil membawa Marsha keluar kelasnya, ia pun seperti biasa membelikan Marsha jajanan beserta minumannya. Kadang ia sempat heran dengan mengapa ia melakukan ini semua? Tapi semakin ia cari tau jawabannya lebih jauh, ia hanya mentok di-karena aku peduli sama Marsh. Aku teman dekatnya Marsha. Memangnya salah peduli dengan sahabat sendiri?

"Ini, Sha. Makan dulu." ucap Azizi dengan menyodorkan makanan kesukaan Marsha.

"Makasih, Ka Zee." kata Marsha dengan mengangkat kepalanya dari atas meja.

"Jangan sedih-sedih, Sha. Ada aku di sini. Kamu ingatkan, janji yang kemarin sempat aku bilang pas kita di makam papa kamu? Kamu bisa cerita semuanya ke aku, kok, Sha. Jangan dipendam. Kalau kamu pikir aku nggak bakal bisa ngasih solusi, tapi kan setidaknya beban yang kamu tanggung sendirian jadi terasa lebih ringan, Sha. Karena ada aku yang bantuin angkat." ujar Azizi dengan tersenyum seraya mengusap pelan punggung Marsha.

Marsha tak menyahut. Ia hanya tersenyum simpul dan mengangguk mengiyakan. Azizi paham, mungkin bukan waktunya Marsha menceritakan masalahnya. Maka, ia pun tak berhak untuk mendesaknya. Namun, sebagai fans garis kerasnya Marsha yang menjalur lewat sahabat, Azizi bakalan pastiin kalau dia akan selalu ada untuk temannya itu. Insya Allah.

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang