Episode. 30

958 83 0
                                    


"WOW WOW WOW!!" seru Olla dengan hebohnya begitu ia mengampiri Ashel dan Reva yang lagi nikmatin minuman mereka di restoran yang ngelewatin rumah Ashel. Rencananya sih tadinya sebentar lagi mereka mau pulang gitu.

"Eh, kalian, kok? Bisa ada di sini?" Reva bertanya heran.

"Gue lihat-lihat lo makin dekat aja, Dul, sama Ashel. Perasaan di sekolah kayak nggak akur gitu, dah." ucap Flora.

"Yah, dia nggak tau aja, Del." sahut Ashel.

"Kasih tau, Cel." timpal Reva.

"Oh, udah pada punya nama panggilan, ya, sekarang. Bagus. Lanjutkan." kata Olla dengan membuka buku menu buat pesan makanan.

"Eh, kita di sini banget, nih, makannya?" tanya Oniel yang cuma nyimak doang dari tadi.

"Ya, emang lo mau di mana, Niel? Udah penuh, noh." seru Lulu.

"Iya, juga, ya." - Oniel.

"Kalian baru pada makan?" tanya Reva.

"Ya menurut lo aja, deh, Dul." sahut Olla dengan lirikan julidnya.

"Olla, gitu banget, sih, lo." kata Ashel dengan tertawa.

"Abisnya. Udah tau kita mau ngapain di sini." - Olla.

"Emang ngapa, sih. Orang gue cuma basa basi doang." Reva membela diri.

"Basa basi basa basi, lo mau bayarin kita nggak?" kata Oniel tiba-tiba.

"To the point banget, lo, Niel." ucap Olla pelan sambil ketawa.

"Oke, gue bayarin. Tapi duitnya dari Ashel." kata Reva dengan entengnya.

"Eh, kok gue, sih? Bisa bayarin masing-masing malah numbalin gue lo." sahut Ashel dengan lirikan sinisnya.

"Yah, miskin ya mbaknya, hahaha." Ledek Reva.

"Eh, lo ngejekin dia, kita yang tersinggung tau." sahut Lulu.

"Lo doang, sih, lu. Gue enggak." - Olla.

"Sama, gue juga nggak, deh." Oniel ikut-ikutan.

"Gue diem aja, ya." - Flora.

"Yaudah gue bayarin kalian. Tapi abis ini ikut gue main." kata Reva akhirnya. Ke-empat temannya pun langsung semangat buat milih menu makanan masing-masing. Kalau bisa yang paling mahal sekalian.

"Heh, bukannya mau langsung pulang, Del?" Ashel memperingatkan.

"Ya kalau lo mau pulang pulang aja, Shel. Lagian lo itu nggak diajak." sahut Reva dengan tengilnya.

"Hidih, lo yang bawa gue ya, Del. Bisa-bisanya ngomong begitu." Ashel mulai kesal.

"Ya emang. Tapi kan lo bisa pulang sendiri kalau nggak diajak. Naik taxi kek." Reva masih songong ngeledekin.

"Yaudah deh, gue pamit." kata Ashel dengan mukanya yang bete. Tapi, belum sempat ia berdiri dari tempat duduknya, Reva lebih dulu menahan pundaknya.

"Bercanda doang, ih. Baper banget, sih, mbaknya." katanya membujuk.

"Nggak semua hal bisa dibuat bercanda, Del." kata Ashel dengan nada suara yang serius.

Oniel, Lulu, Flora dan Olla yang dengerin perdebatan mereka memilih untuk sibuk nyari menu saja. Mereka nggak mau ikut-ikutan. Soalnya Reva kalau mode kodamnya keluar, selain bikin ngilu punggung ama tangan karena digebukin, juga bikin malu kalau reognya ikut-ikutan keluar. Nggak bahaya sih sebenarnya. Cuma cari aman aja lah.

"Yaudah sih maaf." kata Reva lagi.

"Dengan gampangnya lo cuma minta maaf setelah bikin hati orang sakit sama ucapan lo? Lo pernah mikir nggak, sih, Del." Ashel mulai mencecar Reva.

"Gue masih punya otak, ya, Shel. Gue pasti mikir, lah." sahut Reva tak mau kalah.

"Nah, makanya otak tuh dipakai. Kalau mau ngomong tuh di-filter dulu. Jangan asal ceplas ceplos aja. Lo kira semua orang bisa ketawa dengan jokes lo yang kek begitu? Iya?" Ashel makin gencar mojokin Reva.

"Ih, kok, lo malah nyerang gue kek gini, sih, Shel? Eh, kalian! Bantuin gue dong!" rengek Reva seraya meminta bantuan sama teman-temannya yang malah sibuk sendiri.

"Gue dukung Ashel!" sahut Olla.

"Gue juga." kata Lulu, Oniel, dan Flora serentak.

"Heh, kalian---" Reva mati kutu. Ia tak bisa berucap apa-apa lagi. Sedangkan Ashel hanya memperlihatkan senyuman smirk-nya.

"Makanya, kalau mau bercanda tuh jangan berlebihan. Gak semua hal bisa dibercandain, Del." kata Ashel yang kali ini nada suaranya sudah kembali ke mode santai.

"Ya maaf. Gue kan nggak maksud kayak gitu, Shel." kata Reva dengan suaranya yang memelas.

"Ih, kok, gemes banget, sih, kalau suara lo kayak begitu, Del." kata Ashel yang malah salfok.

"Hahahaha!!" Olla tiba-tiba ketawa yang bikin teman-temannya yang lain jadi natap dia bingung.

"Kenapa, La?" tanya Oniel yang duduknya sampingan sama Olla. Dia heran, soalnya emang lagi nggak ada yang lucu yang lagi diliat sama dilakuin Olla. Tapi kok bisa nih anak tiba-tiba ketawa.

"Nggak, gue lucu aja denger Ashel ngomong begitu. Kan, katanya Dudul suaranya gemes pas ngerengek. Padahal, di gue malah suaranya kek geli geli gimana gitu. Dan gue sampai kepikiran kalau suara Adel pas ngerengek tuh lebih mirip kaya dombanya shaun the sheep tau nggak. Makanya gue ngakak." jelas Olla sambil ketawa ketawa.

"Owalah, haha, jauh banget pikiran lo, La." komentar Oniel yang juga ikutan ketawa.

"Tapi, emang bener, sih. Kadang suara Dudul tuh kalau ngerengek emang kayak shaun the sheep. Cuma yang bagian gemesnya itu kadang-kadang doang." tambah Flora.

"Gue malah nggak ada sama sekali." timpal Lulu.

"Eh, gue setelah dengerin testimoni-nya kalian berasa menyesal deh udah ngomong kayak tadi barusan. Asli." kata Ashel dengan ikut ketawa.

Sedang Reva yang lagi di-roasting dari tadi cuma diam sambil ikut menertawakan dirinya sendiri sambil nutup muka. Dia sebenarnya malu.

"Heh, cukup, ya, kalian!" serunya masih dengan berusaha menetralkan ekspresi wajahnya.

"Eh, guys, btw abis ini main arung jeram, yuk! Sekalian nikmatin sunset di river." ucap Olla tiba-tiba ngasih usul.

"Heh, dimana mana sunset yang bagus tuh di pantai atau nggak di atas gedung. Bukan di sungai." sahut Lulu.

Perlahan, Raut muka Ashel yang tadinya cerah dan merah karena ketawa mendadak berubah menjadi agak sedikit tegang dan pucat. Dan Reva menyadari hal itu.

"Gue setuju. Tapi bukan ke sungai atau pantai. Gimana kalau kita ke bukit, naik paralayang aja." usul Reva. Ashel langsung menoleh kearahnya dan memberikan tatapan yang sulit diartikan. Perlahan garis wajahnya kembali normal.

"Baik, kan, gue." ucap Reva tanpa suara ke Ashel. Ashel hanya tersenyum membalasnya.

"Setuju! Tapi, ayo kita makan dulu, guys!" seru Oniel yang diangguk setuju sama yang lainnya.

Reva lantas mengirimkan pesan pada Gito bahwa ia akan pulang telat hari ini. Dan Gito tak perlu khawatir. Sebab Reva perginyavke bukit pribadi milik papanya biasa healing.

•••










Ditulis, 9 Juli 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang