Episode. 24

971 81 0
                                    


"Kamu tuh beda banget dah kalau pas lagi ngelatih dance sama pas lagi diluaran kek gini." kata Gracia sambil men-drible bola basket.

"Beda gimana maksud kamu?" tanya Shani sambil mencapol rambutnya.

"Ya beda. Kamu kelihatan lebih lembut pas lagi jadi kayak sekarang." jelas Gracia.

"Emang pas di studio aku galak?" tanya Shani.

"Banget. Apalagi yang pas kamu bentak aku waktu itu." - Adu Gracia.

"Ha? Kapan aku pernah bentak kamu, Gee." - Shani.

"Ada, yang pas aku nggak serius narinya. Yang kaya reog. Kamu marahin aku." - Gracia.

"Ya itu mah salah kamu juga, Gee, narinya nggak bener." - Shani.

"Iyasih. Tapi kan kamu jadi kayak serem gitu tau. Kayak bukan kamu gitu lho." - Gracia.

"Nggak, ah. Biasa aja. Kamu begitu karena kamu kesal aja kali lantaran aku tegor. Makanya lain kali kalau lagi latihan tuh yang serius. Biar hasilnya bagus." ujar Shani menasihati.

"Oke. Sesuai yang kamu bilang. Kalau gitu kita kali ini main basketnya juga harus serius. Nggak boleh letoy-letoy." - Gracia.

"Oke, siapa takut."

Dan akhirnya mereka berdua pun main basket dengan Gracia yang sudah berkali-kali memasukkan bola ke ring. Sedang Shani ketinggalan jauh lantaran bolanya sering kali memantul ke tiang atau tepian ring.

"Huuu, tinggi doang. Masukin bola aja nggak bisa." Ledek Gracia.

"Eh, kamu ya bener bener." Shani tersulut dan kembali berusaha memasukan bola. Sial, lagi-lagi bolanya memantul.

"Hahahaha! Ci Shani payah, wuuu! Jago kandang doang!" Ejeknya lagi sambil joget-joget ngeledek.

Saat Gracia asik joget joget, saking sebalnya sama tingkah tuh anak, Shani pun melemparkan bola ke bokongnya. Tidak kencang. Tapi lumayan.

"Ih, Cici, mainnya kasar. Nggak suka, deh, aku." Gracia ngambek.

"Lagian kamu. Ngeselin banget jadi orang." Bela Shani.

"Huh, sebel. Gini aja, deh. Gimana kalo sekarang kita tarohan." Ajak Gracia.

"Eh, nggak boleh tarohan. Haram."

"Ih, tarohannya nggak pakai duit, Ci. Anggap aja challenge, deh."

"Yaudah, apa challenge-nya?"

"Kalau aku bisa masukin bola hadap belakang sebanyak 3 kali dalam waktu 2 menit, Cici malam ini harus jalan sama aku. Tapi kalau misal Cici yang bisa masukin bolanya terus aku nggak, aku bakal ikutin apa mau Cici. Gimana?" tantang Gracia.

"Ih, kebanyakan aku tiga kali. Kurangin dong." Tawar Shani.

"Yaudah, deh, kamu 2. Aku yang 3. Gimana?"

"Aku masukin sekali aja susah banget, Gee."

"Ck, yaudah yaudah. Kamu 1 aku yang 2. Deal?"

"Deal."

"Oke, siapa yang duluan?"

"Kamu dulu, deh."

"Oke, Cici yang setting timer-nya, ya."

Shani mengambil ponselnya di tas yang ada di bangku pinggir lapangan.

"Jaraknya segini ya, Ci." kata Gracia yang berdiri membelakangi ring.

"Ih, jauh banget, Gee." protes Shani.

"Ya gimana ya, Ci. Namanya juga long shot, Ci. Udah. Kamu kebanyakan protes, deh. Setel aja timer-nya sekarang!"

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang