"Mas Haru!?" Pekik Ryu sesaat meletakkan pot berisi bunga tulip ke atas kayu berundak seperti tangga.
"Aku rindu kamu, Ryu." ucapnya langsung.
"Nggak! Ini nggak mungkin! Kamu sudah tiada, Mas!" ucap Ryu dengan memundurkan dirinya ke belakang. Ia memang pernah sempat punya firasat kalau Haruto masih hidup, tapi ia tidak menyangka kalau firasatnya itu sungguhan terjadi. Dan sekarang, orangnya persis berdiri depan mata kepalanya sendiri.
"Tidak, Sayang. Mas belum mati. Mas masih hidup. Mas akan ceritakan semuanya. Mas akan katakan seluruhnya. Tolong, beri mas pelukan kerinduan sekarang. Mas sangat merindukanmu." ucap Haruto dengan tatapan sayunya.
"Ba-bagaimana bisa, Mas?" tanya Ryu dengan matanya yang sudah memanas. Perasaannya kali ini campur aduk. Ia senang karena ternyata (mantan) suami yang meninggalkannya sepuluh tahun lalu itu kini kembali lagi dalam keadaan sehat. Tapi ia juga sedih sekaligus takut mengingat Haruto bukan orang yang gampang untuk diajak bicara baik-baik. Ia selalu ringan tangan dan juga tempramental. Salah sedikit saja ia bisa memukul tanpa ampun. Sesaat ia jadi ingat bagaimana dulu Haruto pergi meninggalkannya saat usia Flora masih sangat kecil dan tidak mengerti apa-apa tentang KDRT yang dilakukan ayahnya. Ia merasa bersyukur dulu Flora tidak pernah menyaksikan secara langsung kekerasan sang ayah sehingga ia tidak memiliki memori buruk tentang ayah kandungnya.
Melihat Ryu yang hanya diam saja, membuat Haruto menjadi berjalan mendekat dan akhirnya dapat memeluknya sepenuhnya. Tapi Ryu diam saja tanpa membalas.
"Mas rindu kamu, Ryu. Mas juga rindu anak kita." katanya yang membuat Ryu langsung melepaskan pelukannya.
"Ada apa?" tanya Haruto yang langsung memasang wajah murka.
"Tidak. Aku hanya kaget saja." jawabnya yang tak ingin membuat Haru marah.
"Aku akan menjemputnya hari ini ke sekolah." kata Haruto kemudian.
"Mas, tau sekolahnya Flora?" tanya Ryu hati-hati.
"Ya. Tentu saja aku tahu. Kamu pikir aku selama di Selan--- di Dubai, tidak mencari tahu tentang kehidupan anakku melalui internet? Aku selalu memantaunya, Dek. Kau lupa siapa aku?" kata Haruto dengan tersenyum yang lebih mengarah ke menyeringai. Tentu saja Ryu tidak akan pernah lupa siapa Haruto sebenarnya. Selain sebagai sosok yang sangat tempramental dan hanya memikirkan dirinya sendiri, Haruto juga pernah menjabat menjadi General Manager perusahaan tambang --- yang mana ia memiliki cukup banyak tangan kanan yang dapat memberikannya informasi mengenai apa saja yang terjadi pada anak dan istrinya. Tidak dengan kabar mengenai istrinya yang ternyata sudah menikah lagi setelah tahu bahwa ia sudah dinyatakan meninggal di Dubai akibat gempa bumi yang terjadi di sana. Karena pada saat itu, Haruto tengah berpesta narkoba di dalam suatu klub malam sehingg ia tak begitu jelas mendengarkan kabar yang disampaikan oleh orang-orang kepercayaannya. Atau bahkan ia sudah tidak mengingatnya sama sekali.
"Ryu." panggil Haruto dengan lembut.
"Ya, Mas?"
"Apa kamu sudah menikah lagi setelah kepergianku?" tanyanya tenang tapi menatap dengan tajam.
Ryu tak langsung menjawab. Ia cemas dengan jawaban yang akan ia katakan.
"Katakan yang sebenarnya, Ryu." desak Haruto lagi dengan tegas.
Ryu mengangguk dengan pelan.
"Siapa laki-laki itu?" tanya Haruto lagi.
"Mas. Aku mohon jangan usik aku lagi. Aku sudah bisa hidup damai deng----"
"SIAPA LAKI-LAKI ITU, RYU!?" sentak Haruto seraya menatap dengan murkanya.
"Ada apa ini, Bu? Ada yang bisa saya bantu?" ucap Nathan, karyawan toko bunga milik Ryu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2)
Mystery / ThrillerIni bukan kisah tentang hubungan antara dua anak manusia yang saling mencintai. Bukan pula cerita kehidupan rumah tangga dengan masalah orang ketiga di dalamnya. Ini adalah kisah dimana orang yang kamu pikir tidak akan pernah menyakitimu, justru ad...