"Latihan hari ini cukup sampai disini aja dulu. Tapi, nanti abis pulang sekolah kita kumpul lagi buat gladi resik, ya. SIAP SEMUA!?" seru Shani pada ke-9 member (termasuk dirinya) yang akan tampil pada acara pembukaan cabang baru pada sebuah kafe yang sangat terkenal lusa malam nanti."SIAP, CI!!" Jawab mereka serempak. Kesembilan member itu terdiri dari: Shani, Gracia, Marsha, Jessi, Callie, Ella, Rhaisa, Giselle, dan Amanda.
"Sip. Yaudah, kalian kalau mau ke kantin silahkan ke kantin." kata Shani dengan beranjak mengambil air minum dalam kemasan botol satu liter.
"Cici, nggak mau ikutan?" tanya Jessi diikuti anggukan oleh yang lainnya.
"Nggak usah. Kalian aja." sahut Shani dengan lembut.
"Oh, gitu. Yaudah, kami pamit dulu, ya, Ci." - Callie.
"Iyaa."
"Sampai ketemu lagi, Ci." Rhaisa.
"Oke."
"Pamit, Ci." - Amanda.
"Iyaa."
"Arigato, Ci Shani. Pergi dulu." ucap Ella dan Giselle sambil membungkuk.
"Haha, kalian kok lucu banget, sih. Yaudah, gih."
Dan sekarang hanya sisa mereka bertiga yang bertahan dalam ruang dance. Marsha tidak langsung pergi dan malah beranjak ke meja yang ada kotak berisi lego dari karakter anime kesukaannya.
"Marsha, kamu nggak istirahat dulu, Dek?" tegur Shani.
"Emh!" suara Gracia dengan menyodorkan wadah bekal berisi potongan roti berbentuk segitiga dengan isian selai coklat kopi.
"Buat aku?" tanya Shani. Marsha tadinya mau nyahutin, tapi nggak jadi. Akhirnya dia cuma noleh doang terus balik lagi lanjutin rakit legonya.
"Iyalah, masa buat Marsha. Dia mah paling bentar lagi bestie-nya dateng nyamperin bawain sesuatu." sahut Gracia yang sudah hapal akan kebiasaan adiknya yang satu itu.
Marsha hanya melirik tapi nggak ngomong apa-apa.
"Eh, nggak boleh gitu. Marsha kalau mau ke sini aja ambil, Dek." ucap Shani.
"Bercanda doang aku mah. Kesini aja, Sha, kalau pengen. Aku bikin banyak, kok." kata Gracia akhirnya.
"Ih, enak banget, Sha. Cobain, deh, buruan!" kata Shani lagi sesaat mengunyah roti tersebut.
Marsha tadinya cuma ngelihatin doang, tapi pas lihat ekspresi Gracia yang mengunyah kelihatan lezat banget, akhirnya dia beranjak buat ikutan makan. Dan seperti kata Gracia, tak lama berselang, Zee datang. Kali ini dia nggak lagi nungguin di luar. Mungkin karena ada member yang ngasih tau kalau Marsha lagi stay di studio dance aja. Makanya Zee memberanikan diri untuk masuk. Lagian ada kakanya juga.
"Eh, ada Ka Ci Shani sama Ka Ci Gre." sapanya sesaat setelah mengetuk dan membuka pintunya. Tak lupa memberi salam juga.
"Hai, Ka Zee!" seru Marsha sambil tersenyum sampai memperlihatkan gigi gingsulnya. Dan muka Zee pun seketika langsung merah.
"Cie, bocil disenyumin doang salting." - Gracia.
"Sini, Zee." - Shani.
Zee berjalan mendekat. Seperti biasa, di tangannya sudah ada sebotol air minum dingin. Ia tidak menyerah walau kemarin sempat ditolak.
"Giliran Marsha aja dibeliin. Giliran kakanya nggak pernah tuh dibeliin." protes Gracia dengan nada bercanda tapi songong.
"Ci Shani beliin, tuh. Ka Ci Gre ngode." ucap Zee sambil menjulurkan lidahnya.
"Oh iya, aku hampir kelupaan. Aku juga bawa sesuatu buat kamu, Gee." kata Shani seraya beranjak ke ujung ruangan.
"Lagi ngapain, Sha?" tanya Zee sambil duduk di samping Marsha.
"Rakit lego. Ka Zee mau ikutan?" sahut Marsha sambil menunjukkan legonya.
"Hhe, lain kali aja, deh, Sha. Eh, kamu udah makan belum?" - Zee.
"Udah, kok, tadi di rumah. Ka Zee gimana?" jawab dan tanyanya sambil tangannya aktif ngerakit. Sedang Zee cuma ngelihatin doang.
"Nih, buat kamu, Gee." Shani mengulurkan botol kecil warna hijau pada Gracia.
"Ini apa?" tanyanya.
"Youghurt melon. Cobain, deh. Enak tau."
"Sha, keluar, yuk. Panas di sini." ajak Zee.
"Yaudah, ayo!"
_____________
"Kok, lo masih ada di sini, sih?" Sadar Reva begitu selesai dari aktivitas main game-nya dan mendapati sekitar kalau semua murid yang ada di kelas sudah tidak ada alias pada pergi ke kantin. Kecuali Ashel yang lagi asik bikin lettering di kertas origami kecil.
"Suka-suka gue, dong. Nggak ganggu lo juga." sahut Ashel acuh sambil tetap fokus pada kegiatannya.
"Ck, gue mau keluar. Males banget di kelas berduaan sama cewek rese kek lo." ucap Reva dengan beranjak dari bangkunya.
"Yaudah sana pergi." sahut Ashel tak peduli.
Baru beberapa detik Reva meninggalkan kelas, dia balik lagi ke kelas dan sibuk buka-buka ranselnya.
"Ngapa dah?" tanya Ashel sambil melirik.
"Bukan urusan lo." jawab Reva ketus.
"Gitu banget, sih. Orang nanyanya baik-baik juga." - Ashel.
"Bodo." - Reva.
"Gue heran, deh, sama lo, sumpah. Salah gue apa sih sampai lo segininya banget? Apa cuman gara-gara parkiran semalem itu doang lo keselnya sampai segininya banget sama gue? Gue minta maaf, deh, kalau gara-gara itu bikin lo kesal dan dendam sama gue." kata Ashel dengan menoleh sepenuhnya ke Reva.
Reva tak menyahut dan sibuk rogoh-rogoh tasnya.
"Reva, gue lagi ngomong sama lo! " seru Ashel sambil menatap muka Reva.
"Gatau ah, gue sebel sama lo." jawabnya.
"Ya lo sebelnya sebel kenapa, Reva? Coba lo jelasin ke gue." kata Ashel dengan sabar.
"Ck, pinjam duit lo dong." Bukannya menjawab Reva malah malak. Ashel pun sampai mengerutkan dahinya heran. "Pinjem duit cepetan. Mau dimaafin, nggak?" kata Reva lagi.
Ashel lantas merogoh sakunya dan mengeluarkan lembaran uang seratus ribu.
"Gue pinjem dulu. Besok gue ganti." kata Reva yang langsung pergi begitu saja melalui pintu belakang.
"Makasih!" serunya lagi yang tiba-tiba memunculkan kepala lewat pintu depan. Ashel kaget dan tak menyahut.
"Nggak jelas tuh anak." gumamnya.
•••
Ditulis, 22 Juni 2022
Re-edited 6 September 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2)
Mystery / ThrillerIni bukan kisah tentang hubungan antara dua anak manusia yang saling mencintai. Bukan pula cerita kehidupan rumah tangga dengan masalah orang ketiga di dalamnya. Ini adalah kisah dimana orang yang kamu pikir tidak akan pernah menyakitimu, justru ad...