"Enak banget ya, Ci, makanannya. Aku jadi pengen nambah lagi, deh." kata Gracia yang barusaja mengabiskan beberapa kue."Jangan makan banyak-banyak dulu, Gee, sebentar lagi kita mau tampil." Peringat Shani sesaat melihat Gracia makan dengan lahapnya.
"Cici, cobain, deh, yang ini. Enak banget sumpah." kata Gracia dengan mengulurkan sendok ke mulut Shani.
"Aku udah makan tadi, Gee." Tolak Shani.
"Ih, sekali aja, Ci. Cobain. Beneran enak yang ini. Aku nggak boong." Rengek Gracia dengan wajah memelas. Akhirnya, karena tidak tega, Shani pun menerima suapan Gracia.
"Yeee, gimana? Enak, kan?" - Gracia.
Shani hanya mengangguk dua kali dan mulai berdiri dari kursinya.
"Ayo! Kita harus siap-siap ke back stage." Ajak Shani. "Guys, ayo!" serunya lagi pada member lainnya.
"Ci, tungguin!" Gracia sekali lagi menyuapkan kuenya dengan ukuran besar sebelum benar-benar pergi. Sepertinya dia lapar.
_____________________
"Buset! Habis nguli di mana lo?" tegur Reva pada Ashel yang sedang mengambil beberapa makanan berat ke piring besarnya. Reva tadinya nggak niat bakal ketemu tuh anak. Tapi lagian, kecil kemungkinannya juga sih buat nggak bakal ketemu tuh orang. Apalagi dalam satu tempat yang nggak bisa dibilang kecil tapi juga nggak bisa dibilang besar ini. Dan, karena dia melipir buat nyari - nyari makanan yang pengen dia makan, akhirnya ketemu dah tuh.
"Nggak usah sok akrab." sahut Ashel agak ketus.
"Dih. Kata-kata gue itu." - Reva.
"Bodo." Ashel beranjak ke meja yang sedang kosong. Reva mengikutinya tak lupa dengan mengambil satu satunya menu pecel lele yang tersedia. Sumpah, ini kayaknya restoran berkedok kafe, dah.
"Dari sekian banyaknya tempat kosong. Kenapa lo duduknya di sini, ya, mbaknya." sindir Ashel sambil menyedot minumannya.
"Suka-suka gue lah mau duduk di mana." sahut Reva acuh.
Ashel lantas memutar bola mata malas.
"Btw, jaket lo masih belum kering. Besok senin deh gue bawain." kata Ashel ketika keduanya hanya diam sambil menikmati makanan masing-masing.
"Oh, lo ingat udah nyuri jaket gue. Kirain dah lupa." - Reva.
"Pemilihan kata lo itu bisa direvisi dulu, nggak. Nggak sopan banget, sih. Dan jaket gue juga ada sama lo ya kalau lo lupa." - Ashel.
"Yaudah, sih. Ntar sama-samaan aja balikinnya. Beres, kan." - Reva.
"OKEE!! SEBENTAR LAGI KITA AKAN MENAMPILKAN BEBERAPA BINTANG TAMU SPESIAL KITA UNTUK TAMPIL DI ATAS MINI STAGE INI. DAN YANG PERTAMA TAMPIL JADI PEMBUKA ADALAH... DANCE COVER YANG DITAMPILKAN OLEH F-HIGHT. KALIAN SUDAH PASTI PADA KENAL KAN SAMA MEREKA? SUDAH PADA SUBSCRIBE BELUM CHANNEL YOUTUBE MEREKA??" Itu adalah suara dari MC.
"Eh, iya, Marsha mau tampil kan ya yang dari kelas kita?" tanya Ashel.
"Iya. Ada kaka gue juga." Sahut Reva. Kali ini tidak ada nada songong dalam bicaranya. Tidak. Bukan baru kali ini. Tapi semenjak insiden ban mobil Ashel lepas, Reva seperti mengurangi rasa kekesalannya. Mungkin karena ia sadar kalau, nggak ada yang salah dengan semuanya.
"Oh, ya? Yang mana kakak lo?" tanya Ashel antusias sambil melihat arah jam 3 ---kalau POV Reva itu arah jam 9. Di situ adalah mini stage-nya.
"Tuh, yang pakai jaket ijo." Tunjuk Reva.
"Ih, ganteng banget. Tapi cantik juga." Komentar Ashel.
"Yalah. Orang adeknya aja secakep dan sekeren gue begini." kata Reva dengan pede dan bangga.
Ashel tidak membantah. Sesaat ia melirik Reva. Memang tak ada yang salah dengan perkataan cewek itu barusan.
"Yadeh, yang si paling keren." katanya kemudian.
Reva hanya terkekeh sambil lanjut makan pecel lelenya lagi. Dalam hati ia masih tak menyangka kalau dia bisa sedekat ini sama Ashel.
________________
"Marsha!!" seru Zee pada Marsha yang lagi pemanasan di samping back stage. Ia sudah mengenakan kostum yang sudah dipilihkan oleh Shani. Hoodie warna hijau, rok pendek, dan topi kupluk.
"Wedeh, Ka Zee nonton, nih." sahutnya dengan tersenyum.
"Iyalah, aku nonton. Semangat, ya!" kata Zee dengan mengacungkan genggaman tangannya.
"Wokeh!" kata Marsha dengan menopang dagunya dengan dua jari, jempol dan telunjuk.
"TANPA BERLAMA-LAMA LAGI. KITA SAMBUT TAMU SPESIAL KITA YANG PERTAMA TAMPIL. F-HIGH!!!"
Seluruh pengunjung yang mulai memadati kafe atau restoran atau apapun itu namanya, bertepuk tangan dan bersorak dengan meriahnya. Ini adalah kali pertama F-High tampil dan ditonton oleh banyak orang secara langsung. Terlebih lagi, pastinya ada banyak diantara orang-orang yang menonton belum tau sama mereka sama sekali. Ini adalah sebuah pengalaman baru untuk F-High.
Dan sedari tadi, mata Zee tak lepasnya untuk terus memandangi Marsha. Namun, tanpa Zee sadari, Fiony pun juga turut melihat ke arahnya.
•••
Ditulis, 28 Juni 2022
Re-edited 7 September 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2)
Mystery / ThrillerIni bukan kisah tentang hubungan antara dua anak manusia yang saling mencintai. Bukan pula cerita kehidupan rumah tangga dengan masalah orang ketiga di dalamnya. Ini adalah kisah dimana orang yang kamu pikir tidak akan pernah menyakitimu, justru ad...