Episode. 87

346 32 4
                                    

Ashel baru saja keluar dari minimarket yang buka 24 jam ketika sebuah mobil dengan kecepatan tinggi hampir saja menabraknya yang akan menuju mobilnya yang ada di seberang. Tadi parkiran sempat penuh makanya dia tarohnya seberang jalan.

Mobil yang hampir menabrak Ashel sempat melakukan drifting sampai akhirnya suara dari orang yang begitu ia kenal keluar dari balik kursi penumpang.

"ASHELL!!!" panggil Flora.

Ashel menoleh seraya mengerutkan dahinya. "Flora?"

"Shel, lo lihat Reva, nggak? Sama Azizi juga?" tanya Flora lebih ke mendesak.

"Nggak. Bukannya mereka katanya ada kegiatan club aster jam 8 tadi?" - Ashel.

"Nggak. Mereka hilang, Shel!" - Flora.

"Flora! Ayo!" seru Suga dari balik kemudi.

"Yaudah, kami pergi cari---"

"Gue ikut!" kata Ashel yang langsung narik pintu mobil kemudian masuk.

Sesaat kemudian mobil pun meluncur meninggalkan mobil Ashel yang masih terparkir di pinggir jalan.

__________
_______________

"Serius mereka semua ngomong begitu?" tanya Ashel begitu Flora menceritakan tentang anak-anak yang mengikuti kegiatan club aster sama sekali tidak tahu soal adanya kegiatan club aster hari ini.

"Iya. Makanya aneh banget."

"Bang! Mereka ada di perbatasan!" seru Freya begitu masuk saat mobil berhenti di pinggir jalan dan menunjukkan tabnya pada Suga. Ashel ingat pernah melihat anak itu waktu di kafe. Tapi dia nggak tahu siapa.

"Aku Freya. Adiknya Bang Suga." kata Freya memperkenalkan diri dengan berbalik.

"Ooh, Ashel." sahut Ashel.

"Flora."

"Kayaknya kita nggak bisa langsung tanya-tanyain Ka Chika sama Ka Indah dulu, deh, Bang. Soalnya mereka kayak habis dicuci otak gitu, makanya pada nggak ingat." kata Freya.

Ashel dan Flora sempat heran dengan kenapa Freya bisa mengenal dua kakak kelas mereka, namun keduanya tak ada yang menyuarakan keheranan tersebut karena hal paling utama dipikiran mereka saat ini adalah, keberadaan si tiga bersaudara.

"Tunggu. Ini kenapa kabarnya cuma ada dua anak doang yang hilang di club aster? Aturannya kan ada 5? Ka Oniel, Ce Fio dan Kathrina kan juga ikut hilang." kata Ashel saat memperhatikan forum berita.

"Nggak, mereka nggak hilang, mereka justru ditemui lagi pada ngumpul di apartemen punya Kathrina." jawab Freya. "Dan katanya mereka juga nggak tahu kalau ada kegiataan club aster hari ini."

Sesaat mobil sudah mulai memasuki jalanan yang dipenuhi oleh hutan pinus di kiri dan kanan jalan. Sampai akhirnya, di ujung jalan ada pos dan orang-orang yang berjaga. Mereka dilarang melintas karena area itu adalah tanah milik pribadi. Akhirnya, mobil pun disuruh putar balik untuk meninggalkan wilayah tersebut.

Belum sempat Ashel protes dengan kenapa mereka harus putar balik segampang itu, mobil justru telah masuk ke dalam area hutan pinus menuju titik lokasi yang tertera di denah yang ada di tab.

"Kita nggak akan bisa masuk sepenuhnya ke sana. Kalian bisa tunggu di sini---"

"Gue ikut!" ucap Flora dan Ashel bersamaan.

"Kalau gitu kalian harus ikuti perkataan gue sama abang gue. Jangan lakuin hal konyol yang buat keberadaan kita ketahuan." - Freya.

"Matikan ponsel kalian dan tinggalkan barang berharga kalian di mobil. Karena bisa saja sesuatu yang memiliki unsur besi dan tembaga mampu menangkap keberadaan kita melalui sistem mereka yang lebih canggih." kata Suga.

______________

Sementara itu di tempat lain, Reva dan Zee sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri semenjak Oniel dan Fiony secara bersamaan menusukkan jarum suntik ke leher mereka secara tiba-tiba. Keduanya kini telah berada di dalam tabung-tabung yang akan menjadi cikal bakal objek penelitian Jinan. Tak hanya mereka berdua. Di sebelah ruangan mereka juga terdapat ibu dan juga kakak mereka. Dey dan Gracia telah berada di tempat yang sama dalam keadaan tidak sadarkan diri.

____________
---------------------

"Tuan, para polisi sudah mulai berlalu lalang di udara. Apakah kita harus melindungi tempat ini dengan menutupnya?" tanya James pada Jinan yang sedang duduk di depan layar besar yang menampilkan suasana di dalam ruang tabung.

"Tidak perlu. Tempat ini tidak akan terdeteksi. Polisi polisi bodoh itu hanya akan membuang-buang waktu mereka dengan percuma. Biarkan saja. Mari kita mulai menguji apa yang sudah jadi incaran kita selama ini. Sayang sekali, Gistavo tidak turut berada di dalamnya. Padahal ia yang menjadi alasan kenapa mereka bisa ada di sini." sahut Jinan dengan tenang.

"PAPAA!!" serbu Shani dengan mendobrak pintunya begitu saja. Sepertinya James tidak begitu rapat menutup pintunya. Jinan sempat mendelik ke arahnya.

"Oh, sayang. Ada apa, Nak?" tanya Jinan dengan lembut.

"Tolong bebasin mereka sekarang, Pa. Mereka orang baik. Gracia sahabat aku, Pa." katanya dengan memohon.

Bukannya tersentuh, Jinan justru terkekeh di tempat duduknya.

"Sayang, papa sama sekali tidak berencana untuk membunuh mereka. Jadi, kamu jangan begitu khawatir, ya. Mereka akan baik-baik saja." kata Jinan dengan tersenyum.

"Nggak, Pa. Aku mohon, jangan jadikan mereka sebagai objek penelitian Papa. Jangan mereka, Pa. Aku mohon." ujarnya dengan menangis serta berlutut di depan sang ayah. "Aku janji akan turutin apapun keinginan Papa. Tapi please bebasin mereka, Pa. Mereka orang baik." kata Shani dengan putus asa.

Merasa mendapatkan bonus dari keuntungan misinya kali ini, membuat Jinan jadi memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh anaknya. Sejak kecil, Shani memang tidak pernah dekat dengannya. Namun, semenjak ibunya meninggal lantaran ulah Jinan sendiri ---menjadikannya sebagai objek pertama penelitiannya, Shani justru semakin jauh dan bahkan sangat membenci dirinya. Sejak saat itulah, hubungannya dengan sang anak tidak pernah baik-baik saja. Apapun yang ia perintahkan pada Shani, selalu dituruti dengan keterpaksaan serta tangisan yang selalu membuatnya jengkel. Tentu saja ia tak pernah puas dengan hal itu. Namun kali ini, anak itu barusaja berucap atas ketersediaannya melakukan apapun yang dia inginkan. Tentu saja kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Jinan.

"Baiklah, papa akan turuti mau kamu. Tapi ada syaratnya."

•••











Ditulis, 12 September 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang