Episode. 68

418 37 8
                                    

Mobil Tesla silver itu melaju kencang membelah jalanan ibu kota yang semakin sore semakin padat. Mereka tengah menuju titik lokasi dari seseorang yang beberapa minggu belakangan telah hilang dari jangkauan pengawasannya. Dan kini, berkat bantuan dari anak buahnya yang bernama Suga yang juga adalah seorang hacker, akhirnya ia pun berhasil menemukan di mana Haruto bersembunyi selama ini.

"Sial, aku harap ia tidak melakukan perbuatan diluar batas setelah berani-beraninya datang kembali." gerutu Gito dengan muka frustrasi, sementara Suga terus fokus dengan jalanan yang ada di depannya.

"Tidak menutup kemungkinan bahwa ia sudah bertemu dengan keluarganya, Bos." ucap Suga.

Gito tak menyahut seraya mengusap kasar wajahnya. Jangan sampai Dey juga bertemu dengan Haruto. Kalau mereka bertemu, maka kemungkinan terbongkarnya rahasia yang sejak lama ia sembunyikan selama ini akan terbongkar. Bukan rahasia mengenai dirinya sebenarnya. Namun, mengenai masalah dalam keluarganya dulu yang sempat cekcok dengan keluarga Narendra. Dan hal itu berujung dengan rencana pembunuhan yang dirancang oleh adiknya sendiri.

Konon katanya, sebelum Albarach tewas akibat terjatuh ke dalam galian lubang tambang, ia pernah beradu argumen tentang hak kepemilikan lahan tersebut dengan Narendra. Keduanya cekcok lantaran Narendra mengaku bahwa lahan tambang di bagian barat adalah milik keluarganya. Albarach membantah hal itu, karena seluas lahan galian tambang yang ada di daerah itu adalah miliknya. Tapi ia tak bisa membuktikan lantaran dokumen dari berkas kepemilikan tanah tersebut pada saat itu sedang hilang.

Sampai akhirnya Narendra mengancam akan membakar lahan tersebut jika Albarach tidak menyerahkan bagian tanah miliknya. Mendengar hal itu, Haruto yang mendapatkan warisan pada area lahan yang diakui oleh Narendra pun mulai mengatur rencana.

Ia mulai mencari - cari kesempatan untuk menghabisi Narendra. Jika ia sedang beruntung, maka akan ia habisi satu keluarga tersebut.

Namun, tepat satu bulan mengintai aktivitas keluarga Narendra. Haruto dikejutkan oleh kabar bahwa ayahnya baru saja meninggal akibat terjatuh ke dasar lubang galian tambang. Anak buahnya bilang, ada buruh tak dikenal yang seperti sengaja mendorong ayahnya. Dan setelah dicari tahu lebih jauh, ternyata ia adalah orang suruhannya Narendra. Haruto bisa saja mempolisikan orang tersebut, namun rasa dendamnya untuk mengabisi nyawa Narendra lebih besar dibanding memenjarakannya.

Awalnya, Gito tidak mengetahui apa yang direncanakan oleh sang adik. Tapi, pada suatu malam dimana tragedi naas itu terjadi. Haruto menelponnya dengan mengatakan bahwa akan ada kejutan untuknya pada malam itu. Gito yang sekeluarga tengah berlibur di pantai pada malam tahun baru itu pun tak begitu menanggapi dan tak berpikiran hal yang macam-macam.

Sampai akhirnya pada pukul 12 lewat 31 menit. Terdengar alarm darurat dari mercusuar yang tengah memantau pada kapal pesiar yang tengah karam di lautan.

Saat itulah Gito sadar. Bahwa orang yang menyewa kapal di tengah laut itu adalah temannya sendiri. Arashi Narendra. Sekaligus rival oleh ayahnya.

Selama ini, Dey tidak pernah tahu perihal kejadian itu adalah rencana yang dibuat oleh adik iparnya sendiri. Yang Dey tahu bahwa adik suaminya itu bukanlah jenis orang yang lembut. Sifatnya sangat berbanding terbalik dengan suaminya. Jika Gito memiliki sifat layaknya suami dan laki-laki idaman, tidak dengan Haruto. Pria itu cenderung berbuat semaunya dan bertingkah seenaknya. Ia juga sangat tempramental jika keadaan atau segala sesuatu terjadi diluar kehendaknya. Entah ia melampiaskannya pada suatu benda. Atau orang lain sekalipun. Terkadang Dey tak habis pikir dengan bagaimana caranya orang seperti Haruto dapat menikah dengan seorang wanita secantik Ryunaka. Bahkan sempat memiliki anak bernama Flora. Dan untuk melindungi ketiga anaknya itu dari kelakuan Haruto, Dey meminta Gito untuk merahasiakan perihal adiknya itu. Jadilah sampai sekarang tiga kakak beradik itu tidak tahu bahwa ayah mereka bukanlah anak tunggal.

Mobil Tesla silver itu berhenti pada sebuah bangunan apartemen mewah yang ditempati oleh Haruto.

"Kau yakin ia tengah berada di unitnya?" tanya Gito sebelum turun.

"Menurut simbol yang menyala. Ia tengah berada di dalam unitnya, Bos." jawab Suga.

Tak ingin keadaan semakin kacau lebih jauh, Gito pun sudah menelpon beberapa anggota kepolisian untuk melakukan penangkapan pada adiknya. Sudah terlalu lama Haruto bersembunyi. Dan kini sudah saatnya ia mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Di sisi lain, Haruto yang tengah berkutat dengan layar komputernya, langsung bisa menyadari akan keberadaan sang kakak yang sudah menemukan tempat persembunyiannya.

"Sialan! Padahal aku baru saja mau mulai untuk bermain-main. Argh!" umpatnya dengan segera beranjak pergi dari sana. Ia kenakan kostum karet yang dapat membuat penampilan wajahnya berubah total. Hal itu berhasil mengelabui beberapa polisi yang sedang berjaga tanpa mengenakan seragam. Bahkan, Haruto sempat melintas dari samping mobilnya Gito.

"Selamat bersenang-senang, Bang." ucapnya sambil berlalu lantas bersiul kesenangan.

__________

Besok paginya di meja makan keluarga Albarach. Tak hanya wajah Gito yang terlihat menyimpan beban pikiran. Kedua anaknya yang tengah mengunyah omelet itu pun juga turut memasang wajah yang sama. Hanya Dey dan Gracia yang memasang wajah biasa seperti biasanya.

"Pa." panggil Dey pada suaminya yang kembali fokus menyuapkan makanan.

"Hm?" sahutnya.

"Papa baik-baik aja, kan?" tanyanya.

"Ya. Papa baik-baik aja." jawab Gito dengan mencoba untuk memasang wajah bijak seperti biasanya.

"Eh, adik adik!" panggil Gracia dengan sedikit menyentakkan sendoknya ke piring.

Keduanya pun langsung menoleh secara bersamaan.

"Kalian juga kenapa dari tadi nggak ngomong apa-apa? Nyadar nggak sih kalian tuh sarapan kali ini terlalu banyak hal yang berbeda?" ucap Gracia sekalian mengutarakan kerisauannya sedari tadi.

Azizi hanya menoleh pada Reva kemudian orangtuanya dan kembali melanjutkan makan. Pun halnya dengan Reva.

"Ada apa sama kalian berdua?" tanya Gito akhirnya.

Azizi dan Reva saling pandang dalam beberapa saat.

"Nggak apa-apa." sahut keduanya dengan kompak.

Gracia memicingkan matanya menyelidik pada kedua adiknya. "Kalian pasti lagi nyembunyiin sesuatu, kan? Ngaku!" katanya.

Reva melirik arloji di tangan kirinya lantas menarik ransel yang terkait di bangku. "Pa, Ma, Reva berangkat duluan, ya." katanya dengan bergegas.

"Zee juga, Pa, Ma." Azizi ikut menyusul.

"Lo? He? Baru juga jam 6, kalian pada mau ngapain ke sekolah pagi-pagi?" tegur Gracia pada kedua adiknya yang sudah berjalan menuju pintu garasi yang ada di dapur.

"Assalamualaikum!" ucap keduanya tanpa menyahut rentetan pertanyaan kakak tertua mereka. Bahkan Dey yang sedari tadi hendak berucap pun selalu terpotong oleh reaksi keduanya. Sementara Gito tidak terlalu memperhatikan lantaran sedari tadi pikirannya hanya berpusat pada kejadian kemarin. Yang mana ia berhasil dikecoh oleh Haruto.

Tak lama kemudian. Ponselnya berbunyi ada pesan yang masuk. Gito pun memeriksanya. Ternyata dari nomor tak dikenal.

+628123xxx

Akan ada kejutan untukmu hari ini bang

Bang?

Sesaat Gito mengingat pesan yang dikirimkan oleh adiknya 10 tahun lalu, membuatnya langsung bergegas menyusul kedua anaknya.

"PAPA!!" teriak Dey dan Gracia bersamaan.

Gito tak menghiraukan keduanya seraya meraih kunci teslanya.

•••






Ditulis, 17 Agustus 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang