Episode. 98

437 39 2
                                    

Liburan musim dingin tinggal beberapa minggu lagi. Tapi Celine sudah selesai menyiapkan segala sesuatunya demi perburuannya nanti. Senapan C21 Sako TRG M10 yang telah menemaninya selama 2 tahun ini sudah banyak memberikan ia pelajaran dalam hal dari pertama kali menembak. Meski pada awalnya ia masih harus diajarkan dengan bagaimana cara memegang pistol dengan benar dan masih menggunakan senjata level bawah. Namun berkat keambisiusan Celine, dengan cepat ia mampu naik level dan bisa memegang senjata yang biasa digunakan oleh para sniper Kanada itu. Dan senjata itulah yang nanti ia gunakan untuk berburu.

"Haruto sudah di penjara. Siapa yang akan kau..." Jihop tidak melanjutkan ucapannya seraya membuat pistol dari tangan dan menempelkannya ke dahinya sendiri.

"Seperti ucapanku waktu itu. Tentu saja keluarganya." - Celine.

"Keluarga dari teman baik adikmu itu?" - Jihop.

"Apa? Kau mau coba menghasutku lagi seperti waktu itu? Sudahlah Jihop, menurutku kau lebih baik tak usah ikut saja nanti." Celine mulai sebal dan beranjak untuk melakukan sesuatu di kamarnya meninggalkan ponselnya yang terhubung dengan Jihop melalui sambungan video telpon.

"Tidak, bukan begitu maksudku, kawan. Aku hanya-- oke. Mari sudahi persoalan ini. Aku tidak ingin kita bertengkar, oke? Bagaimana kalau kita keluar malam ini? Malam terakhir sebelum ujian." Bujuk Jihop meski ia tak bisa melihat Celine di ponselnya. Tapi ia yakin Celine masih mendengarkannya.

"Ya, terserah kau saja." sahut Celine dengan memutar bola mata malas.

__________________
__________________________

"Hah!? Serius, La? Lo tahu darimana gosipnya?" tanya Marsha pada Olla guna memastikan sekali lagi bahwa apa yang disampaikan Olla barusan paling cuma bualan doang. Soalnya yang ngomong ini Olla. Sulit dipercaya.

"Enggak! Gue dengar sendiri guru-guru lagi pada ngomongin mereka pas gue lagi ambil stok isian tinta spidol di kantor!" jelas Olla sekali lagi dengan agak sedikit ngegas.

"Ih, mereka kok kesannya kayak kabur gitu, ya. Apalagi setelah yang aster-aster itu dibubarin." Muthe menimpali.

"Gue juga curiganya mereka tuh sebenarnya terlibat sama penelitian - penelitian nggak jelas itu. Cuma, gue nggak punya bukti aja." - Olla.

"Eh iya! Tatto di punggung!" seru Marsha tiba-tiba seraya lantas mengecek ke punggung Olla yang ternyata juga mendapatkan gambar tatto yang sama.

"Jadi benar sekarang!" - Marsha.

"Apanya yang benar sih nih anime. Nggak ngerti gue." kata Olla kebingungan seraya membenarkan kerah bajunya yang tadi abis ditarik Marsha.

"Ini!" Tunjuk Marsha pada punggung Olla sekali lagi dengan menarik kerahnya (tapi tidak sampai mencekek) dan Muthe pun turut melihatnya. Marsha juga nunjukin tatto di lehernya dengan ngedepanin rambutnya yang nggak diikat.

"Eh, iya! Sama persis, La!" seru Muthe membenarkan.

"Emang apaan sih yang sama?!" tanya Olla dengan lebih ngegas saking geregetannya sama tuh anak berdua.

"Ada apa sih nih rame banget? Pagi-pagi udah ngegosip aja." tegur Reva sesaat setelah masuk mendapati ketiganya lagi ngumpul dan bicara dengan seru.

"Fix, Rev. Kayaknya apa yang dibilang sama temen kamu waktu itu beneran, deh. Kalau kita semua udah dicuci otaknya makanya kita nggak ingat apa-apa soal penyekapan keluarga kamu waktu itu." ucap Marsha yang membuat Olla jadi bertambah bingung.

"The, lo ngerti nggak mereka pada bahas apaan?" - Olla.

"Nggak. Gue juga bingung,  La." - Muthe.

"Maksudnya, kalian punya tatto yang sama La dengan anak-anak club aster lainnya. Sama-sama lambang LJ." jelas Ashel yang berdiri samping Reva. Olla langsung coba berdiri ke cermin depan kelas guna mau lihat sendiri gambarnya apa, tapi sayangnya nggak jelas kelihatan. Jadi dia balik lagi ke tempat duduknya.

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang