Episode. 19

1K 101 0
                                    

"Kebiasaan banget dah tuh anak satu. Suk ilang-ilangan mulu perasaan. Heran gue." kata Olla sambil duduk di bangku dekat kolam. Ia sedang berkumpul bersama teman-teman sekelasnya. Pastinya ada dua kaka kelas yang selalu ikut nimbrung.

"Gapapa kali, asal nggak ilang beneran aja. Susah ntar nyarinya yang kek dia lagi." sahut Flora sambil minum.

"Nggak juga, sih. Banyak kok manusia kek dia. Orang aneh mah gampang dicari." ucap Muthe.

"Iya, masalahnya ada nggak yang se-care dan se-peka kek dia? Nggak ada." - Flora.

"Btw, guys, udah mau jam 11. Balik yok! Keknya acaranya bentar lagi juga udah pada mau selesai. Gue yakin Dudul juga udah pulang ke rumahnya paling. Dia kan anak papa." kata Oniel.

"Oh, iya. Nggak kerasa, ya. Ngobrol-ngobrol sambil makan gratisan tuh bikin lupa waktu sama lupa diri." ujar Olla berkelekar.

"Hayuk, pulang guys!" - Muthe.

_______________

"Ka Anin, liat Ashel, nggak? Cewek yang pake setelan serba hitam? Yang kemarin ban mobilnya kempis." tanya Eve mendekat pada Anin yang sedang merapikan meja-meja yang sudah ditinggalkan oleh pelanggan lain.

"Nah, nggak tau. Tapi, tadi sih terakhir aku lihat mereka berdirinya dekat kolam. Abis itu nggak tau lagi." jawab Anin sambil ngelap.

"Oh, gitu. Eh, btw, Ka Anin, kan bos di sini ya. Kok, ikut bantu beres-beres, sih?" tanya Eve.

"Justru karena aku bos aku harus bantuin. Karena tanpa mereka aku nggak akan jadi seperti yang sekarang." - Anin.

"Wedeh, pantesan jaya banget ya sekarang. Bosnya aja model kek begini." Puji Eve.

"Apaan sih, biasa aja ini mah."

"Apanya yang biasa. Jarang-jarang kali, Ka, ada bos yang mau turun tangan begini. Adanya suruh-suruh terus." ujar Eve seolah berpengalaman.

"Kamu tau banget. Pengalaman ya?"

"Ya, enggak. Cuma kan biasanya rata-rata begitu. Kayak Ci Ariel tuh contohnya. Yaudah, deh, Ka. Aku pamit pulang dulu kalau gitu. Ntar kalau misal kaka ketemu Ashel bilangin akunya udah pulang duluan." - Eve.

"Lah? Kamu ninggalin anak orang?"

"Enggak. Kali aja aku nggak ketemu dia ntar."

"Cari dong sampai ketemu. Kan katanya kamu yang ajakin, gimana, sih. Harus tanggung jawab dong udah ajakin anak orang."

"Yaudah deh iya. Aku cariin."

"Gitu dong. Sampai dapat ya. Jangan ditinggal anak orang."

"Iya."
______________

"Makasih, ya." kata Ashel sesaat melegakan tenggorokannya yang mendadak serak.

"Untuk?" tanya Reva dengan pandangan fokus ke PSP.

"Ini. Udah peduli lagi ke gue." - Ashel.

"Biasa aja." - Reva.

"Kok, lo bisa sih kepikiran langsung bawa gue pergi dari sana? Alih-alih nanya kenapa dulu gitu." Ashel penasaran.

"Heh, gue udah nanya ya tadi kek Shel, lo kenapa? Terus lo jawab gapapa." Reva membela diri.

"Emang sempat nanya? Kok, gue nggak nyadar, ya." kata Ashel pelan.

"Gimana mau nyadar orang lonya aja udah kek orang mau sakaratul maut begitu." sahut Reva asal.

"Heh! Ngomongnya! Tapi, kok lo bisa langsung kepikiran bawa gue pergi dari sana, sih?" Ashel masih penasaran.

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang