Pukul 5 sore acara sudah selesai. Sebagian guru dan murid sudah pada pulang. Kecuali anak-anak osis yang harus membereskan sisa-sisa acara.
"Flo, pulangnya sama gue aja. Sekalian temenin gue beli cat air ntar." ajak Reva.
"Eh, baru aja gue mau ngomong minta nebeng sama lo, Dul. Mama gue barusan nge-chat suruh pulang bareng lo aja katanya." sahut Flora dengan tersenyum.
"Emang Reva nggak semobil sama Ashel?" tanya Muthe.
"Nggak, kita datangnya tadi masing-masing." sahut Ashel sambil makan sotong.
"Yaudah, Guys. Gue pulang duluan ya kalau gitu." ucap Kathrina seraya beranjak dari duduknya.
"Eh, kita barengan aja, Kath. Gue juga mau pulang." kata Ashel dengan ikut berdiri.
"Ih, pada mau pulang ya gue juga, deh. Udah kelar juga kan acaranya, ya." Muthe turut menimpali.
"Yang mau cabut silahkan pada pergi, deh, sekarang. Siapa aja, nih?" ucap Olla dengan sarkasnya.
Reva dan Flora nggak beranjak. Mereka masih pengen duduk santai di aula. Dan akhirnya yang pulang duluan cuma Ashel, Muthe, dan Kathrina. Sisanya ada Reva, Flora, dan Olla.
"Eh, wibu mana, ya? Daritadi gue nggak lihat dia sepanjang acara, dah." ucap Reva begitu yang lain udah pada pulang.
"Paling lagi sama kaka lo. Atau nggak sama kaka kakaannya itu tuh siapa namanya gue lupa." sahut Olla.
"Ka Indah. Kayaknya sama ka Indah, sih. Soalnya tadi gue lihat ka Zee lagi sama teman-temannya pada ngumpul." - Reva.
"Flora!" panggil suara berat dari seseorang yang berdiri di pintu masuk aula sebelah barat.
Tubuh Flora yang melihatnya seketika menegang sekaligus gemetar secara bersamaan. Reva yang menyadari hal itu pun langsung siaga buat genggam tangan Flora biar dia nggak takut. Tapi dia juga agak sedikit tertegun ketika baru pertama kali lihat papanya Flora. Pasalnya wajahnya rada mirip dengan papanya, Gito. Namun Reva segera menepis pikiran jauhnya sesaat ingat kalau papanya itu anak tunggal. Jadi hal ini paling cuma kebetulan saja.
"Siapa, Flo?" tanya Olla. Meski Olla dulu pernah beberapa kali bertemu dengan papanya Reva, tapi dia sekarang sudah lupa gimana raut muka papanya Reva karena sudah jarang bertemu. Makanya, ketika lihat papanya Flora dia merasa asing. Tidak seperti Reva.
"Pa-papa, kok bisa ada di sini?" tanya Flora ditengah ketakutan serta kecanggungannya. Ini adalah kali pertamanya ia melihat sang ayah secara langsung lagi setelah sepuluh tahun lebih terpisah.
"Papa kangen kamu, Sayang. Papa anterin kamu pulang, ya." ajak Haruto dengan nada lembut ala kebapakan.
Mendengar itu Flora langsung mengeratkan genggaman tangannya pada Reva.
Ia tidak percaya jika harus dibawa pergi sama Haruto. Ia sudah tau sifat ayah kandungnya seperti apa. Meski Ryu selalu memastikan bahwa Flora tidak pernah menyaksikan kasus KDRT dari ayahnya dulu. Tapi suatu hari tanpa Ryu sadari, Flora pernah lihat dengan jelas bagaimana Haruto menendangi Ryu tanpa ampun. Flora waktu itu sangat ketakutan hingga ia tak berani untuk membela ibunya. Dan demi tidak ingin menyakiti hati ibunya, Flora kecil tak pernah mengatakan hal itu pada Ryu kalau ia sudah pernah melihatnya. Dan orang yang pertama kali tahu diceritakan hal itu adalah Reva.
"Flora pulang sama saya, Om. Biar saya aja yang anterin dia." ucap Reva dengan tatapan penuh meyakinkan.
"Asal kamu tahu, saya ini sudah sepuluh tahun lebih tidak bertemu dengan anak saya. Berani-beraninya kamu menyela mau mengantarkan dia." ucap Haruto dengan tatapan tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2)
Mystery / ThrillerIni bukan kisah tentang hubungan antara dua anak manusia yang saling mencintai. Bukan pula cerita kehidupan rumah tangga dengan masalah orang ketiga di dalamnya. Ini adalah kisah dimana orang yang kamu pikir tidak akan pernah menyakitimu, justru ad...