Episode. 60

490 42 13
                                    

Enam belas murid yang akan menuju lokasi kegiatan Club Aster tengah berada di dalam bus yang akan membawa mereka ke tempat tujuan. Hanya berjarak 7KM dari sekolah, akhirnya bus pun berhenti di suatu bangunan berkubah di tengah sawah. Tempatnya tidak kelihatan begitu besar, tapi juga tidak bisa dibilang kecil.

"Ini serius kita belajar di tengah sawah? Berasa kek lagi KKN sumpah!" celetuk Kathrina.

"Tengah sawah apaan, dah. Lo nggak lihat ada bangunan gede banget di depan kita. Kita masuk situ, bukan di sawah." sahut Marsha.

"Maksud gue juga gitu, Sha." kata Kathrina dengan memutar bola mata malas.

"Ayo, guys! Kita masuk!" seru Oniel sesaat mendapat izin dari petugas yang menjaga gerbang.

"Ini Ka Oniel kok kelihatan kayak udah sering banget ke tempat ini, ya? Atau cuma perasaan aku doang." ucap Amanda pelan pada Indah yang berjalan di sampingnya.

"Perasaan kamu doang kali. Lagian kan dia begitu karena dia emang disuruh buat mandu kita." sahut Indah.

Mereka pun masuk ke dalam sebuah ruangan yang agak lumayan luas dengan susunan bangku dan meja yang dibuat berundak seperti tangga. Di depannya ada layar monitor mega besar beserta ruangan berdinding kaca bening yang berisi peralatan medis serta mesin-mesin yang sangat asing di mata mereka semua.

Selagi menunggu kegiatan di mulai, seorang petugas atau anak buah dari Jake yang mengelola tempat itu, memberikan beberapa ekor anak kelinci yang masih hidup. Hal itu atas perintah dari Jake yang sedang tidak berada di tempat yang sama.

"Ih, kelincinya lucu banget. Gemes." ucap Marsha sambil pegang-pegang kelinci tersebut.

"Iya, jadi pengen bawa pulang." sahut Azizi.

"Jangan dilucu-lucuin. Karena nasibnya sebentar lagi bakalan beda." ucap Oniel sambil mengetik sesuatu di laptopnya.

"Maksud lo?" Reva yang bertanya.

"Kita di sini buat belajar teknologi dan jaringan tubuh. Tapi karena kita nggak mungkin pakai tubuh manusia. Ya pakai kelinci itu lah." sahut Oniel enteng menunjuk kelinci menggemaskan itu dengan dagunya.

"Ih, jahat banget. Nggak tega." ucap Fiony dengan muka sedihnya.

"Tega nggak tega. Kita tetap harus korbanin dia. Kan emang itu tugasnya dia ada di sini." celetuk Olla yang dari tadi cuma merhatiin doang nggak ikut ngebelai si rabbit.

"Guys! Professor Jake udah siap, nih." seru Oniel lagi yang duduknya paling atas sendirian.

Teman-temannya yang duduknya dua level paling bawah pun bersiap menatap ke layar besar yang akan memunculkan wajah dari professor Jake.

_______________

Selama dua jam mereka ditunjukan akan bagaimana cara membedah dan memasangkan kembali kaki dan tangan kelinci yang sudah dengan sengaja di patahkan. Beberapa murid ada yang tidak tahan dan memilih keluar dari ruangan. Yang tersisa hanya 9 orang saja sekarang. Ironinya, yang cowok keluar semua.

Sekarang adalah sesi menjahit kulit dan meletakkan kembali kulit yang tadi sempat dilepas. Wajah Reva sedari tadi pucat pasi. Tapi ia masih bisa menahan diri untuk tidak merasa mual. Begitu halnya dengan yang lain.

Begitu selesai dan tirai dari kaca tempat orang-orang mengoperasi tadi ditutup. Lampu yang tadinya dibiarkan menyala dengan redup, akhirnya diterangkan kembali. Bersamaan dengan itu, layar monitor besar itu kembali menyala dengan tampilan Jake di dalamnya.

"Apa yang kalian rasakan setelah menyaksikan cara menggantikan sistem penggerak alami menggunakan cybord?" tanya Professor Jake.

Oniel menaikan mic yang ternyata terselip diantara alur meja didepan mereka masing-masing.

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang