Beberapa menit sebelum adzan maghrib tiba. Gracia baru saja pulang dari pergi mainnya sama Shani."Seru banget, ya, Gra, mainnya sampai nggak ingat waktu pulang ke rumah." tegur Gito begitu Gracia memunculkan dirinya di ruang tengah menuju tangga dan Gito yang lagi makan kue kering di meja makan ditemani Dey.
"Yaiyalah seru, Pa. Namanya juga main sama temen. Emangnya Papa, kencan sama mama kok perginya malah ke pemancingan yang membosankan." sahut Gracia meledek orangtuanya sendiri.
"Bisa banget ya kamu jawabnya, Gra." sahut Gito dengan mendengus. Ia sudah biasa menghadapi para anaknya yang kalau ngomong emang suka benar.
"Mama! Papa! Teman-teman Zee mau pada pamit pulang, nih!" seru Zee tiba-tiba yang memunculkan dirinya keluar dari pintu perpus disusul oleh Fiony dan Christy.
"Lho? Kalian pulang? Tante kira pada mau nginep ntar. Besok masih hari minggu lho padahal." sahut Dey.
"Hehe, mungkin lain kali kita akan menginap dengan membawa persiapan dulu, Tante. Tapi besok Fio ada kesibukan juga, sih, Tan. Jadi nggak bisa juga kalau nginep." sahut Fiony dengan ramah.
"Ih, aku tau. Kamu pasti urusannya mau pergi ke toko buku, kan, Fio? - Gracia.
"Woah, Ci Gre, taukah?" - Fiony.
"Taulah. Kamu kan hobinya sebelas duabelas sama Ci Shani." jawab Gracia dengan muka songongnya.
"Bagus itu, Fiony. Pergi ke toko buku jauh lebih positif ketimbang pergi ke tempat - tempat yang nggak jelas tujuannya mau ngapain." ucap Gito.
"Contohnya, Pa?" tanya Zee yang daritadi nyimak sambil ngemilin gorengan yang baru ditaroh Dey ke piring.
"Ngapain pakai contoh, sih, Zoy. Aku aja ngerti gimana maksud papa kamu." ucap Christy.
"Apa emang, Toy?" tanya Gracia.
"Ih, Cici, mah ngitu. Ngak adekna ngak deman adekna ngak temannya sendibi, nama owang suka banget hubah-hubah." sela Azizi sambil ngunyah.
"Zee, kalau makan jangan sambil ngomong, Nak. Ntar keselek." tegur Dey.
"Kalau ngomong tuh yang bener, Zoy. Jangan ngangong-ngangong." - Gracia.
Azizi lantas memutar bola mata malas lalu melirik dengan julid.
"Ya sudah, kami pamit pulang ya, Tante, Om, Ka Ci Gre." pamit Fiony memotong sesi ribut mereka.
"Hati-hati ya kalian. Eh, tunggu dulu, Fiony mau ikan, nggak? Om tadi ada banyak dapet ikan lho." tawar Gito.
"Nggak usah, deh, Om. Aku sukanya sama ayam. Kalau ikan aku nggak dulu." tolak Fiony sambil silangin tangan.
"Om, tawarin aku aja, Om. Aku pasti dengan senang hati serta tulus dan ikhlas menerimanya." ucap Christy.
"Wedeh, kamu kan emang temannya ikan, Toy." kata Gracia.
Gito menggeleng-gelengkan kepalanya menghadapi percakapan anak-anaknya.
"Ma, maaf, tolong bilangin ke si Kepin suruh masukin beberapa ikan ke plastik, dong." pinta Gito. Dey mengangguk seraya berjalan menuju belakang dapur. "Makasih, Ma." ucap Gito lagi.
"Eh, btw, aku nggak ada lihat Reva deh daritadi, Pa. Dia masih belum pulang juga?" tanya Zee sambil menyuruhkan kedua temannya untuk ikut makan gorengan sembari nunggu ikannya Christy dibungkusin. Gracia juga ikutan.
"Dia chat papa katanya lagi di bukit sama teman - teman sekelasnya. Lagi pada main paralayang." jawab Gito.
"HAH!? KOK, DIA MAINNYA SERU BANGET, SIH!?" Azizi berseru tidak terima sampai melompatkan remahan gorengan dari mulutnya.
"Ih, Azizi, kamu jorok sekali." kata Fiony dengan gaya slay-nya mengambilkan tisu untuk Zee.
"Salah kamu juga kenapa nggak ajakin teman-teman kamu pergi keluar alih-alih masuk ke perpustakaan." kata Gito.
"Tau, nih. Cepiaw kan bawa mobil kan, ya." tambah Gracia.
"Iyaya, kok, kita nggak kepikiran, sih, Cepio." ucap Christy.
"Kamu, sih, Zee. Asik main sama robot-robot dino kamu terus daritadi." - Fiony.
"Ini, kok, malah kayak aku yang diserang, ya." - Zee.
"Ini, Tuan, ikannya." kata Kepin seraya menyodorkan kotak gabus ukuran mini berisi beberapa ikan mas pada Gito.
"Wih, boleh lihat, nggak, Om?" tanya Christy.
Gito pun membukakan penutup kotak dan terlihatlah 3 ekor ikan mas yang masih hidup dibuat dalam kantong plastik berudara. Ukurannya cukup besar.
"Ih, warnanya keren banget. Ini kalau dijual sisiknya bisa dapat berapa duit, Om?" tanya Christy tiba-tiba.
"Ce! Ce!" panggil Zee mengisyaratkan agar Fiony segera mengeksekusi Christy sebelum papanya pusing.
"Yuk! Pulang, yuk! Hayook!" ajak Fiony dengan menarik tangan Christy.
Gito terkekeh menyaksikannya. Itu bukan hal yang baru untuknya. Dia sudah biasa dengan teman-teman anaknya yang satu ini. Sebab, itu bukan pertama kalinya juga mereka main ke rumah. Sering malah. Cuma, kadang emang jarang ketemu aja sama dirinya.
Seperginya Fiony dan Christy. Gracia kembali buka suara.
"Pa!" panggilnya pada Gito yang mulai sibuk memainkan ponselnya. Sedang Dey lagi melipir buat angkat jemuran bantuin mbak Ayas.
"Hm?" sahut Gito.
"Ih, pasti mau izin pergi lagi, tuh. Mandi aja belom." celetuk Zee seraya beranjak ke wastafel buat cuci tangan.
"Mau kemana lagi, Gra? Emang tadi nggak puas pergi seharian?" tanya Gito masih dengan menatap ponselnya.
"Tau nih, Cici, curang banget. Aku aja di rumah mulu dari tadi." Zee kembali nyela.
"Diem deh kamu, Zoy. Si bungsu aja belum pulang dari tadi. Kebangetan mana aku sama dia coba." Bela diri Gracia.
"Iya ya, kok, anak papa yang satu itu belum pulang pulang yak. Papa coba chat dulu, deh." kata Gito dengan membuka aplikasi chat dan mengirimkan pesan pada Reva.
"Aku mau nyobain menu barunya Ka Anin, Pa." kata Gracia lagi.
"Halah! Bilang aja mau ajakin Ci Shani dinner." ledek Zee yang langsung mau digetok Gracia pakai sendok tapi dianya langsung lari naik ke atas. Gito hanya tertawa kecil menyaksikan kelakuan kedua anaknya sambil ambil minum di gelas.
"Ya sudah, pergi aja. Tapi jangan malam-malam ya pulangnya. Kabarin papa juga kamu ngapain aja." kata Gito setelah berpikir kalau besok baru hari minggu.
Ting! Nung!
"Assalamualaikum!!" seru Reva begitu buka pintu.
"Shalom, Nak. Darimana aja kamu jam segini baru pulang?" sahut Dey yang kebetulan lagi di ruang depan. Reva lantas menyalim tangannya sambil nyengir. Dey pun lantas mengusap usap kepala Reva dengan sayang.
"Main aja kok, Ma. Kan, tadi Reva udah bilang sama papa." jawabnya.
"Wedeh! Yang baru pulang abis nge-date. Kiw! Kiw!" Ledek Zee dari atas tangga.
"Apaan, sih."
"Sudah sudah! Kalian semua, ayo pada mandi sekarang juga!" seru Dey yang juga sekaligus menyuruh suaminya yang dari tadi menunda mandi sehabis pulang dari pemancingan.
•••
Ditulis, 13 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2)
Mystery / ThrillerIni bukan kisah tentang hubungan antara dua anak manusia yang saling mencintai. Bukan pula cerita kehidupan rumah tangga dengan masalah orang ketiga di dalamnya. Ini adalah kisah dimana orang yang kamu pikir tidak akan pernah menyakitimu, justru ad...