Episode. 61

472 41 5
                                    

Kafe Andharach cabang FX.

"Gimana kemarin?" tanya Freya pada kedua temannya.

"Persis seperti yang kamu bilang, Frey. Organisasi yang dibuat sama si Jeki itu memang mencurigakan." jawab Indah dengan suara yang rendah. Percakapan mereka jangan sampai di dengar oleh pengunjung kafe lain, apalagi sama barista dan bartendernya.

"Iya, apalagi tentang alibi mempraktikan kelinci secara langsung seperti kemarin. Itu tidak lebih beda dari penyiksaan binatang kurasa." Chika menambahkan.

Freya manggut-manggut seraya berkata, "Aku jadi penasaran, tujuan si Jeki bikin organisasi itu untuk anak pelajar seumuran kita buat apa, ya? Apalagi kegiatannya cuma dikhususkan untuk SMA Negeri 48 doang. Menurut kalian, ada nggak kemungkinannya dia lagi ngincar seseorang melalui club tersebut?" ucapnya dengan menatap keduanya satu per satu.

"Bisa aja, sih. Apalagi mengingat sistem jaringan manusia dan hewan dibuat tentu saja untuk manusia dan hewan. Apa jangan-jangan, nanti suatau saat salah satu diantara anak club bakal jadi objek penelitian, ya?" kata Chika dengan serius.

"Mending salah satu. Bagaimana kalau semuanya?" kata Indah berpendapat.

Freya menatap Indah sepenuhnya. Pun halnya dengan Chika.

"Kenapa?" tanya Indah dengan polosnya.

"Nggak, tapi pendapat kamu ada benarnya juga. Lagian siapa yang akan mendengar jika hal itu sampai kejadian di tempat terasing seperti itu. Kalian nyadar nggak kalo lokasi tempat kalian belajar tuh jauh banget dari perkotaan sama perkampungan warga. Alias kayak sudah dipersiapkan dengan matang gitu dari jauh-jauh hari." kata Freya seraya meminum carramel machiato dingin yang sedari tadi belum disentuh olehnya.

"Iya, nyadar banget. Bahkan sepanjang perjalanan dalam bus aja aku sempat mikir kek, kok tempatnya sejauh ini, sih? Emang seberbahaya itukah praktiknya sehingga harus jauh dari perumahan. Gitu." Indah menimpali.

"Bahkan Kathrina aja kemarin sempat nyeletuk kalau kita tuh kayak lagi mahasiswi KKN." Chika menambahkan.

Freya membuka tab-nya dan menunjukkan sebuah peta atau wilayah dari kedua temannya berada kemarin. Dikarenakan mereka semua curiga dari semenjak --kenapa kegiatannya tidak dilakukan di sekolah saja-- alih-alih pergi ke tempat yang asing. Padahal sekolah mereka sangatlah amat luas. Tapi Freya tak kehabisan akal, ia pun menciptakan cincin untuk melacak keberadaan kedua temannya serta pin cam yang disematkan melalui kerah baju keduanya. Benda itu bertujuan agar ia bisa turut mengawasi teman-temannya ketika sedang melakukan penyamaran penyelidikan.

"Nih, lokasi tempat kalian kemarin tuh kalau dilihat dari atas seperti ini." ujarnya sambil mencubit layar agar kelihatan semakin tinggi.

"Apa kalian memikirkan apa yang aku pikirkan?" tanya Chika menatap keduanya.

"Walaupun aku agak buffering, tapi sepertinya aku tahu apa yang kamu pikirkan, Chik." sahut Indah.

Kemudian ketiganya pun memberikan gerakan isyarat yang hanya bisa dipahami oleh mereka bertiga saja.

________________

Beberapa hari ini, Azizi merasa, suasana di dalam rumah tidak seharmonis biasanya. Entah itu hanya perasaan dia saja, atau memang ayah dan ibunya sedang tidak terlihat saling berkomunikasi secara intenst lagi. Lihat saja dengan bagaimana Gito yang sibuk dengan laptop yang ada di depannya. Sementara ibunya tengah duduk di sofa dekat bar dapur sambil menonton acara netflix dengan camilan kesukaannya. Tidak biasanya Dey menonton tanpa berdua dengan suami yang sering duduk menemani disamping.

Azizi yang melihat hal itu pun tak ingin berkomentar lebih lanjut. Baginya, itu urusan orang dewasa jika memang benar keduanya sedang melakukan perang dingin. Yah, setidaknya tidak ada yang melakukan kekerasan apalagi sampai membuat ibunya menangis hingga sekarang. Kalau sampai Azizi melihat ibunya nangis, barulah ia bertindak.

"Ma!" panggil Azizi yang sudah memakai jaket kulit dengan bawahan celana tidur dan sendal rumah berkepala dinosaurus.

"Ya? Kenapa sayang?" sahut Dey dengan lembut seraya menjeda film serries yang lagi ia tonton.

"Aku mau beli es krim mochi keluar. Mama mau nitip, nggak?" tanyanya.

"Ohh, nggak, Nak. Kamu hati-hati, ya. Pergi pakai apa kamu?" sahut dan tanya Dey.

"Aku pakai sepeda listrik aja, Ma. Dekat doang, kok. Aku pergi dulu." sahut Azizi seraya menuju pintu dapur yang terhubung ke garasi.

Karena sepeda itu sangat jarang digunakan, alhasil baterenya lemah dan nggak bisa dipakai. Kecuali kalau Azizi mau memakainya layaknya sepeda biasanya.

Sebagai anak yang selalu diajarkan untuk selalu bersyukur dan menghargai dalam setiap keadaan dan apapun yang diterima, tentu saja Azizi tetap mau memakainya. Lagipula itu sehat.

Karena minimarket tempat ia biasa membeli es krim tengah kehabisan stok, Azizi tidak menyerah dan terus mengayuhkan sepedanya menuju minimarket yang lainnya.

Pada saat ia akan membelokkan sepedanya di persimpangan, Azizi dikejutkan oleh kehadiran seekor anjing hitam jenis labrador yang baru saja berlari dari arah gedung kosong. Untung saja saat ia kaget sedang tidak ada kendaraan lain yang melintas, sehingga ia yang kaget dan sempat membuat arah sepedanya oleng itu tidak sampai menabrak apa-apa.

Begitu Azizi mau mengayuh sepedanya lagi, ia tak sengaja lihat ada dua orang yang menyusul keluar dari bangunan kosong tadi dan terlihat seperti sedang mengejar anjing tadi ---melalui spion. Meski sepintas, tapi dia tetap kenal sama penampilan dua orang itu.

"Cepio sama ka Oniel? Ngapain mereka keluar dari bangunan kosong itu? Ngejar anjing segala pula." ucapnya dengan mengerutkan dahi.

________________

"Oke! Gimana pun caranya. Gue harus buat Adel ngajak gue ke rumahnya. Harus! Gamau tau. Gue harus mastiin kalau dugaan gue benar atau salah. Karena kalau benar sampai om ini beneran papanya Adel atau papanya ka Zee. Nggak akan gue biarin Adel menikmati hidupnya lebih lama lagi. Bisa-bisanya dia hidup enak sedang gue sendiri tersiksa batin sama mental kayak begini." ucapnya dengan menatap foto yang ada di kaca seraya mengepalkan kedua tangannya.

•••

Ditulis, 10 Agustus 2022

Hei, guys, maaf bgt telat..
Jadi, aku dari kemarin siang sakit perut pake bgt sampe muntah2 terus.. Sampai sekarang masih sih, tapi agak redaan makanya bisa megang hp..
Oh ya, kalau misal untuk jadwal up yg hari ini ga ke-up. Berarti aku... ya pokoknya gitu deh..
So, terima kasih banyak utk kalian yg sudah menyempatkan waktunya buat baca cerita ini..
Sehat2 ya kalian semua..

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang