Oniel menyalakan proyektor dan langsung menunjukkan tampilan seorang professor Jake yang tengah meminum kopi di tempatnya berada. Sekarang adalah pukul setengah 8 malam. Waktu di mana permulaan kegiatan Club Aster dimulai. Sebagian murid ada yang sudah berganti pakaian, sebagian lainnya tidak. Mungkin karena tidak sempat seperti halnya Zee dan Marsha.
"Persis seperti dugaan saya. Tidak semua anak akan tertarik ke dalam organisasi yang saya buat. Tapi tak mengapa, 16 orang pun sudah lebih dari cukup." ucap Professor Jake dari layar.
16 murid yang akan mengikuti kegiatan itu diantaranya ada: Oniel ( tentu saja), Olla, Marsha, Azizi, Reva, Kathrina, Rhaisa, Amanda, Chika, Fiony, Indah, Endriqen, Dante, Aldo, Dheo, dan Gabriel. 11 anak perempuan dan 5 anak laki-laki.
Dante mengangkat tangannya mengintrupsi. "Prof, apakah kegiatan ini akan dilakukan selama setiap hari? Dan apakah waktunya juga sama seperti sekarang?" tanyanya.
"Hemmh." Jake tak langsung menjawab, ia lantas tersenyum simpul sebentar. "Tentu tidak. Kegiatan kalian akan saya bedakan dengan waktu aktivitas kalian belajar di sekolah. Mungkin akan berlangsung setiap seminggu atau 2 minggu sekali. Tentunya saat kalian libur sekolah. Dan lokasinya juga tentu saja bukan di sekolah ini." jelasnya.
"Lantas di mana, Prof?" tanya Aldo.
"Kepala sekolah sudah menyediakan bus untuk kalian berangkat ke lokasi kegiatan itu. Hari minggu nanti, saat kegiatan sudah dimulai. Kalian akan mengetahuinya." jawabnya.
"Kenapa tidak menggunakan ruang kosong di sekolah ini saja, Prof? Sekolah kita kan sangat luas sekali." ucap Amanda sedikit heran.
"Anak-anak, kegiatan kita bukan hal yang aman untuk dilaksanakan di lingkungan area sekolah." katanya dengan tersenyum yang lebih mirip menyeringai. Tapi tak ada yang sadar dengan jenis senyuman itu kecuali Chika dan Indah. Keduanya saling tatap dalam beberapa saat.
"Oke, cukup segitu saja untuk perkenalan hari ini. Sampai jumpa hari minggu anak-anak." kata Jake lagi seraya memutuskan zoom dengan sepihak.
Semua murid yang dari tadi menyimak pun membubarkan diri menuju parkiran kendaraan masing-masing. Sebagian ada yang mengeluh lantaran kalau cuma mau nyampein hal begitu doang kenapa nggak lewat chat atau email saja.
"Reva!" panggil Zee pada Reva yang jalan bareng Olla, Lulu, Kathrina, dan Gabriel.
"Hm?" sahut Reva dengan menaikan satu alisnya.
"Nanti tolong sampain ke mama aku pulangnya agak telat, ya. Soalnya aku mau temenin Marsha ke makam papanya." ucap Zee.
"Hah? Mau ngapain malam malam ke kuburan?" tanya Lulu yang ikut dengar.
"Hari ini tepat 9 tahun papa aku ke surga, Ka Lulu." jawab Marsha.
"Turut berduka cita, ya, Sha. Maaf gue nggak bisa ikut temenin." kata Reva.
"Santai aja bro. Cukup ka Zee aja yang nemenin udah sip kok." - Marsha.
"Yaudah, kita pamit duluan, ya. Keburu makin malam ntar." pamit Zee seraya berjalan cepat diikuti oleh Marsha.
"Hati-hati kalian!" teriak Kathrina.
Zee yang masih mendengar seruan itu lantas hanya mengacungkan jempolnya saja.
"Yok, pulang, guys!" ajak Reva yang diangguki oleh yang lainnya.
________________
*Percakapan diucapkan dengan kalimat berbahasa inggris yg telah diterjemahkan
Kafe Andharach. Di bangku pojok yang lebih privasi. Terdapat dua orang dewasa yang tengah bicara dengan serius. Ia adalah Jesslyn dan Haruto.
Setelah pertemuan mereka di depan rumah tadi, Jesslyn mengajaknya untuk bicara di tempat lain saja. Ia tak mau pertemuannya dengan Haruto dilihat oleh anaknya yang mungkin sebentar lagi akan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2)
Mystery / ThrillerIni bukan kisah tentang hubungan antara dua anak manusia yang saling mencintai. Bukan pula cerita kehidupan rumah tangga dengan masalah orang ketiga di dalamnya. Ini adalah kisah dimana orang yang kamu pikir tidak akan pernah menyakitimu, justru ad...