7. Jangan pernah jatuh

45 17 3
                                    

"Sisa berapa?"tanya Dalta begitu Farka menghitung donat yang masih apik didalam box. Lelaki yang ditanya tak menjawab dan sibuk menghitung.

"Heh! Gue nanya ya!"

Farka mendongak, "seratus tiga puluh lima ribu."

Dalta mengernyit, dia mencoba untuk mengintip box miliknya.

Tidak mungkin donatnya sisa sebanyak itu.

Kemudian Farka berdiri, menyerahkan lembaran uang yang ia sebutkan tadi.

"Gue beli sisanya."

Dalta awalnya terkejut, namun kemudian terpekik senang. Siapa yang tidak senang jika ada orang yang memborong dagangan kita? walaupun Dalta tak begitu menyukai Farka tapi jika menyangkut uang semua bisa dikesampingkan.

"Gue males sih ngomong ini, tapi makasih udah beli sisanya."

Gadis berambut hitam legam itu memungut box setelah memasukkan uang yang diberikan Farka kedalam sakunya.

Ia melangkah dengan Farka yang sekarang mengikutinya.

"Lo pulang sama siapa?"tanya Farka. Dalta yang berada dihadapannya menjawab dengan nada malas.

"Gean."

Farka segera menahan tangan ramping itu, "Balik bareng gue."

"Dalta balik sama gue."

Sebias suara muncul dari balik tubuh Farka, membuat keduanya berbalik.

Gara.

Dengan tatapan sengit, Gara hendak meraih tangan Dalta yang berada dalam genggaman lelaki itu.

Namun setelah tahu niat apa yang akan dilakukan, Farka segera mendorong tubuh itu.

"Enyah lo brengsek!"

Dalta yang tak percaya bahwa pujaan hatinya mengajaknya untuk pulang bersama lantas terkejut bukan main dengan suara lantang dari 'pembantunya' itu.

"Lo!" Gara marah, napasnya sudah terengah dan siap untuk menerjang tubuh tegap itu namun seseorang berhasil menariknya.

"Dalta biasa pulang bareng gue karena kita ada urusan setelah sekolah, jadi dimohon untuk tidak ada yang mengambil tanggung jawab gue."

Gean segera menarik oknum yang menjadi bahan rebutan itu untuk menjauh.

Dalta memperhatikan Gean yang kini tengah menyodorkan helm kearahnya.

"Apa?"tanya Gean yang merasa diperhatikan.

"Tumben." Jawaban singkat Dalta membuat cowok itu mengernyit.

"Tumben lo nyodorin diri buat ditumpangin sama gue." Dalta memberikan penjelasan, membuat Gean mengangguk paham.

"Biasa juga lo--"

"Udah, lo bakal tau nanti Ta,"potong Gean. Dalta tersenyum, menjadikan bahu lelaki itu tumpuan untuk dirinya naik keatas motor.

"Janji ya Ta?" Sebelum melaju,Gean kembali berbicara.

"Untuk?"

"Jangan pernah jatuh sama mereka berdua."

Dalta & FarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang