Setelah ia mendapati pesan itu,Dalta kini sibuk ikut membantu mengurusi pernikahan Gean dan Cilla.
Walaupun sederhana,semua dilakukan dengan rahasia tanpa sekolah tahu. Keluarga Cilla sudah mengatur semuanya.
Dalta menghela lega begitu boquet bunga buatannya jadi. Dia juga membawa seserahan yang harus ia hias.
"Udah selesai?"tanya Farka yang kini berkunjung ke rumah Dalta. Bunda yang meminta Farka menemani Dalta karena dirinya sibuk mengurusi berkas pernikahan Gean.
"Udah,kamu bisa simpen di sofa nggak?aku mau ke kamar mandi dulu." Dalta bangkit,ia merasa sudah tidak kuat menahan pipis.
Farka mengikuti perintah Dalta,sesekali menatap ponselnya. Ia menghembuskan napas lelah karena melihat Mama yang terus membombardir pesan padanya.
Inilah alasan mengapa Farka dengan tegas akan ikut Papa jika mereka berdua bercerai. Mama hanya ingin perusahaan keluarga miliknya tetap stabil dengan dorongan orangtua Seril. Sementara Papa tidak pernah menekan apapun padanya.
Seril adalah perempuan yang Mama kenalkan padanya beberapa bulan yang lalu,dengan tegas Farka menolak karena saat itu ia memang tidak ingin diganggu siapapun. Ia tidak ingin hidupnya dirusak oleh perempuan karena cinta,dulu ia berpikir bahwa cinta itu rumit,ribet,dan Farka tidak mau terlibat didalamnya.
Kini,ia melihat Dalta. Gadis yang baru saja mengelap tangannya pada tisu yang berada di atas meja,meminum jus yang sempat gadis itu buat.
Sekarang Farka tahu maksud Cilla,cinta bisa membuat seseorang rela melakukan apapun.
"Mau makan nggak?aku mau masak."
Suara Dalta membuat lamunan Farka buyar,ia mengangguk kecil.
"Aku buat ayam katsu ya,kamu tunggu sebentar."
Dalta mengeluarkan daging yang dibaluri tepung roti itu dari dalam kulkas. Menyalakan minyak kemudian menunggunya sampai panas lalu memasukkan ayam itu.
Setelah beberapa saat ayam itu matang dan ia hidangkan untuk Farka. Tak lupa juga saos yang telah ia racik sebelumnya.
Farka menyuapkan satu suap kedalam mulutnya,matanya berbinar.
"Kamu yang buat ini sendiri?"
Dalta mengangguk,"iya,sengaja kalo laper biar tinggal goreng,enak?"
"Kamu nggak ada niatan buat buka resto katsu?ini enak banget loh."
Dalta menggeleng,"aku lebih milih buka toko donat."
Farka mengangguk,"nanti masak lagi ya Ta?"
"Siap!"
Keduanya tertawa,Farka dan Dalta tidak pernah menyangka bahwa hubungan mereka berdua akan seperti ini setelah keributan yang keduanya ciptakan.
***
"Mama hubungi kamu dari kemarin,kenapa nggak ada jawaban?apa Gara-gara perempuan itu?"
Pertanyaan itu terlontar ketika Farka memasuki rumah,ia cukup takjub melihat Mama yang meluangkan waktu hanya untuk seorang gadis.
"Mama dengar kamu berpacaran dengan anak bawahan Papa kamu?benar?"
Farka menghela,ia menatap Mama yang menatapnya angkuh. Langkahnya mendekat,dia duduk di hadapan Mama yang kini menduduki sofa tunggal.
"Ma,aku nggak suka sama Seril,"ucap Farka dengan nada tenang. Mata dengan iris coklat itu membesar,terlihat marah.
"Mama nggak pernah minta kamu untuk menyukai Seril,Mama hanya ingin kamu dekat dengan dia dan menjadikan dia menantu buat keluarga kita,kamu tahu 'kan bagaimana perusahaan—"
"Farka nggak mau Ma,Mama tahu Farka punya pacar 'kan?"
Farka menunduk,kemudian kembali menatap Mama,"setelah melihat semua perlakuan Mama,Farka yakin untuk ikut Papa setelah kalian bercerai."
Farka bangkit,membuat Mama ikut berdiri.
"Farkanggak takut dengan semua ancaman Mama,Farka akan tetap pada pilihan dan keinginan Farka."
Setelah mengatakan itu Farka pergi meninggalkan Mama dan memilih untuk pergi ke rumah Svarga.
Ia muak dengan semuanya,dia sangat bersyukur jika tidak melihat siapapun di rumah daripada seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalta & Farka
Teen FictionDalta, seorang penjual donat disekolah. Gadis yang mampu berjuang sendirian harus berurusan dengan Farka, cowok yang membuat usaha bundanya sia-sia. Namun,entah kenapa Farka malah mendekatinya dan berkata bahwa ia menyukai gadis itu tanpa alasan yan...