20. Tau

26 10 0
                                    

"Oh jadi lo yang namanya Letta?"

Dalta tak diam saja begitu mendapat sebuah ketidakadilan tentang dagangannya. Gadis itu melabrak seorang gadis yang menjadi tersangka dari tidak lakunya donat miliknya.

"Iya gue Letta, kenapa?" Perempuan dengan rambut berwarna coklat itu mendekat, melihat penampilan Dalta dari atas ke bawah.

"Lo mau kenalan sama gue? cewek tukang donat."

Dalta mengulum bibirnya, sepertinya akan sedikit melelahkan jika berhadapan dengan manusia satu ini.

"Gue mau lo jangan ancem siapapun buat nggak beli donat gue! cemen banget sih cuma gara-gara cowok lo ngelakuin hal kaya gini? gue tau lo orang kaya dari orang kaya makanya bisa bayar mereka, tapi lo ngehambat usaha seseorang buat bertahan hidup lo tau?"

Dalta menghembuskan napasnya, sepertinya ia mulai terbawa emosi.

"Lo tau apa tentang kerja keras? cewek lembek kaya lo cuma bisa minta duit 'kan ke bokap lo? nggak pernah ngerasain gimana susahnya nyari uang?"

Letta mendelik, "lo ceramah?"

"Emang ya sifat monyet itu susah dibilangin."

"Apa lo bilang?!" Letta berjalan mendekat kemudian menjambak rambut panjang Dalta.

"Nahkan, keluar sifat monyetnya,"ujar Dalta dengan kekehan di akhir, ia tidak melawan karena pasti ia yang akan disalahkan.

"Putusin Farka!putusin dia!"

Semua murid berkerubung, kemudian tak lama datang seseorang yang menjadi alasan pertengkaran terjadi.

Farka segera mendorong Letta kemudian memeluk Dalta dihadapan banyak orang.

Dalta tersenyum miring, "monyet murahan, siapa yang dibela cowok yang lo mau itu?"

Dalta menunjuk cewek itu, kemudian menunjuk dirinya dengan senyum mengembang, "gue." Pandangannya beralih menatap Farka yang memeluknya, "iyakan sayang?"

Letta menghapus airmata yang jatuh, melihat Farka memeluk gadis itu kemudian membenarkan rambutnya.

"Lo! Liat aja nanti!" Letta berteriak, kemudian berlari meninggalkan semua orang. Dalta tersenyum manis, kemudian matanya menatap Farka yang kini menatapnya.

"Gue sayang sama lo."

Bisikan Farka terdengar halus, Dalta memudarkan senyumannya,saat Farka mengecup pelan keningnya.

Jantungnya berdebar, pipinya serasa panas. Pelukan itu terlepas, Farka tersenyum kepadanya. Senyuman yang selalu ia lihat.

Untuk pertama kalinya, Dalta berharap senyuman itu tidak pernah luntur dari hadapannya.

Ada apa dengan dirinya?

***

"Sumpah kok bisa gini sih?"

"Aww sakit Incess!"

"Ya lo ngapain coba ngelabrak dia sendiri?!"

Gean hanya menghela melihat kedua gadis itu. Princess sedang mengobati luka di kening Dalta akibat ulah Letta.
"Kedepannya kalo mau ngelabrak ajak gue, oke?!" Dalta mengangguk.

Gean menoleh kearah Farka yang kini menatapnya, satu alis lelaki itu naik, menandakan bahwa ia sedang menantang Gean.

Perasaan Gean tampak gelisah, apalagi kini Farka mulai mengatakan sesuatu yang membuat Gean tak tenang.

"Gue udah tau."

Ucap Farka tanpa suara.

Dalta & FarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang