12. Pacar?

38 9 0
                                    

Akhirnya Dalta bisa kembali berbaring ditempat tidurnya. Kepalanya kembali mengingat setiap perlakuan Farka padanya.
Ia menghembuskan napas, sorot matanya mengabur karena setelahnya ia menguap.

Dalta menoleh kearah jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam.
Ia bangkit, menyenderkan tubuhnya di kepala kasur. Memprediksi apa maksud dari perlakuan Farka padanya.

"Dia... suka gue?"

Dalta menggeleng, begitu mengingat pertama kali pertemuan mereka. Entah bagaimana Farka kini malah mendekatinya. Ia... merasa bahwa Farka sedikit berbahaya untuknya.

"Tauah, pusing gue lama-lama."

Dalta mengambil ponselnya, sebuah pesan muncul melalui aplikasi whatsapp.

Incess

Daltaaaa lo udah tidur belom???

Belum, ngapa?

Gue galau:(

Galau?elo?ga percaya gue

Seriusss Taaaa

Emang lo galau kenapa?

Duit gue ga abis-abis Ta, galau gue harus beli apa lagi:)

Anjir ya udah serius jugaaaa

Hehe gabut gue mau nyari cogan di ig sapa tau jodoh kan

Iyain aja lah, dah gue ngantuk mo bobo duluu byeee


Dalta segera mematikan ponselnya untuk di charger lalu kembali berbaring,matanya sekarang begitu berat akhirnya ia tertidur dengan pulas. Disisi lain, sang Ibu memilih masuk kedalam kamar putrinya, mengelus surai yang sudah jarang ia sentuh. Dalta tumbuh menjadi gadis dewasa terlalu cepat.

"Sehat terus ya, bidadari kecil Bunda."

Andai, andai Dalta mengetahui fakta tentang Ayahnya... entah apa yang akan dipikirkan gadis itu,sebesar apa rasa kecewanya, seberat apa beban yang akan ia pikul jika mengetahui kebenaran pahit itu.

"Kamu gadis kuat, Bunda percaya itu."

***

"Tega lo anjing!"

Keributan pagi hari membuat semua siswa dan siswi bergerombol. Itu adalah Svarga yang berkelahi dengan Gara.

"Apa salah sahabat gue hah?! Bangsat!!"

Pukulan kembali meluncur, Svarga yang terkenal humoris itu kini berubah. Sorot mata yang biasanya teduh kini bergerak tajam.

"Ada apa ini?"

Tiba-tiba seorang gadis berjalan mendekat, dia adalah anggota osis. Tanpa banyak bicara, Svarga kembali menghajar lelaki itu.

"ARGA!"

Arga, panggilan kecil Svarga.

Svarga menoleh, mendapati kekasihnya mendekat.

"Arga, udah..."

Lula, anggota osis sekaligus kekasih Svarga itu segera mencengkram kuat lengan pacarnya.

"La, nggak bisa dibiarin, dia--"

"Udah cukup, kita cari jalan tengahnya untuk masalah ini, kamu mau hajar Gara sampai dia mati pun nggak akan bisa ngembaliin semuanya,"ucap Lula dengan wajah sendunya. Bagaimanapun, Lula dan Cilla berteman baik.

Semua murid penasaran, ada masalah apa sebenarnya hingga seorang Gara hanya diam membeku begitu dihajar oleh lelaki seperti Svarga?

Dalta menatap Gara khawatir, ia hendak mendekat namun tangannya segera digenggam oleh seseorang.

Farka.

"Jangan,"ucapnya pelan.

"Jangan bantuin cowok bego kaya dia,"tambahnya. Dalta ditarik menjauh, memisahkan diri dari kerumunan.

Farka membawa Dalta menuju rooftop, ia menghembuskan napas lelah. Matanya terpejam, Farka bingung, harus melakukan apa lagi untuk membalas semua dendamnya kepada gadis disampingnya.

"Dalta."

Dalta yang sebenarnya sedang memperhatikan Farka pun terkejut.

"Hm?"

Farka menoleh kearah gadis itu, matanya yang tajam menatap kedua obsidian milik Dalta sangat dalam.

"Lo mau jadi pacar gue?"

Dalta & FarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang