17. Minta Izin

30 9 1
                                    

Keduanya telah sampai didepan rumah Dalta. Gadis itu segera turun dan mulai mengambil barang-barang yang berada di bagasi. Farka segera menyusul.

"Gue aja."

Dalta memberikan semua belanjaannya kepada Farka kemudian berjalan masuk kedalam rumah diikuti lelaki itu.

"Abis ini lo mau ngapain?"tanya Farka seraya memperhatikan keseluruhan ruangan tamu di rumah Dalta.

"Bikin donat,gue dapet pesenan." Dalta tersenyum begitu mengingat pesanan online yang datang padanya.

Ia membuka ponselnya guna melihat seberapa banyak donat yang dipesan.

"Lo bantu gue ya sekalian anterin nanti donatnya,"titah Dalta yang diangguki oleh Farka. Keduanya berjalan ke dapur, Dalta meraih apron coklat miliknya hendak memakainya namun urung begitu melihat Farka.

"Lo aja deh yang make, kasian takut baju mahal lo itu kotor,"ujarnya dengan sedikit mencibir di akhir. Farka terkekeh namun tetap memakainya, "perhatian banget sih jadi makin sayang 'kan."

Sementara Dalta segera berlari ke kamarnya mengganti baju menjadi baju rumah yang biasa ia pakai agar ketika kotor pun tak masalah.

"Lo coba masukin tepung ke mangkok itu,"titah Dalta yang kini fokus dengan kerjaannya. Farka mengangguk kemudian melakukan apa yang Dalta bilang. Farka meniup udara yang ada di hadapannya karena tepung itu beterbangan. Dalta menoleh mendengar keributan yang lelaki itu lakukan. Tawanya meledak melihat wajah Farka kini sudah karuan dengan tepung yang mengenai seluruh wajahnya.

"Gimana bisa si?gue nyuruh taburin ke mangkok bukan ke wajah lo." Dalta semakin tertawa karena Farka kini cemberut. Namun, ada satu hal yang Farka baru tahu.

Dalta sangat cantik saat tertawa seperti itu, dan Farka merasa senang karena tawa itu hadir darinya.

Tangan Dalta terulur untuk membersihkan wajah Farka dengan masih terkekeh, "lucu banget sih kek anak kecil aja."

Kemudian ia meraih tisu yang berada tak jauh darinya, masih dengan senyum yang tak pernah ia duga akan selebar itu.

***

"Enak?"

Pertanyaan Dalta membuat Farka menaikan satu alisnya. Lelaki itu sedang mengunyah hasil jerit payah Dalta. Sebenarnya mudah membuat donat hanya saja karena Farka cemong tadi membuat tenaganya habis terpakai untuk tertawa.

"Dah beres,"lega Dalta setelah semua donat berada dalam bungkusnya. Ia meregangkan ototnya kemudian berbaring di sofa. Meninggalkan Farka yang masih duduk di meja makan.

"Lo kapan balik?"tanya Dalta begitu Farka mengikuti dari belakang.

"Ngusir?"

Farka merenggut kemudian menyingkirkan kaki Dalta dan duduk disampingnya. Dalta kembali dengan posisi duduk.

"Ini udah malem, bentar lagi Bunda pulang." Farka menoleh kearahnya, kemudian menghela.

"Bagus dong nyokap lo balik, gue bisa minta izin."

"Minta izin?"

Farka mengangguk.

"Minta izin bahagiain anaknya, pasti boleh 'kan?"

Dalta & FarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang