"Lo minta maap mulu dah, heran gue." Dalta menyenderkan tubuhnya dengan mata terpejam.
Farka hanya diam, ia tak tahu harus bicara apa. Bagaimana ia jujur bahwa dirinya hanya ingin balas dendam atas hilangnya Cilla.
"Udah ini lo mau kemana lagi?"tanya Farka mencoba mengalihkan pembicaraan. Dalta tampak berpikir.
"Keliling nitip donat."
Farka mengangguk,"gue anter."
Dalta membuka matanya kemudian menoleh, "gausah, eneg gue liat lo terus."
"Lo ada masalah apa sih sama gue?"tanya Farka jenggah. Dalta memutar bola matanya.
"Gue nggak suka cowok sombong,"jawab Dalta enteng.
"Cuma karena itu?"heran Farka.
"Lo hina gue." Suara Dalta memelan, kemudian Farka menghela napasnya.
"Maap, gue minta maap."
Dalta mengangguk, "Ya."
Lama-lama ia malas juga mendengar kata 'maap' keluar dari mulut lelaki itu.
"Gue bantuin lo, gaada penolakan,"tegas Farka membuat Dalta mendecih, "Dih,maksa."
Setelah itu keduanya saling terdiam hanya suara Dalta yang menginterupsi arah rumahnya.
"Lo gamau ngajak gue masuk?"tanya Farka begitu merasa ditinggalkan.
"Ngapain?lo tunggu sini aja,"jawab Dalta seraya masuk kedalam rumahnya. Farka keluar dari dalam mobil,matanya berkeliling memandang rumah gadis itu yang terbilang sederhana.
Farka berakhir duduk di kap mobil kemudian membuka ponselnya. Menunggu gadis itu.
Ia menahan napas kala melihat foto Cilla, Farka begitu merindukan gadis itu. Matanya memanas, bagaimana keadaan gadis itu sekarang?
Mengusap wajahnya dengan kedua tangan, ia kembali ingat dengan tujuannya mendekati gadis bernama Dalta itu. Dalta hidup jauh lebih baik dari sahabatnya, ia tak boleh merasa iba.
Tatapannya berubah tajam, "Gue akan buat lo cinta sama gue sampai lo kehilangan arah saat gue tinggalkan seperti... Cilla yang kehilangan arah karena ulah Gara."
***
"Makasih ya Bu, nanti malam Dalta kesini lagi,"ucapnya pada Ibu warung yang biasa ia titipkan donat miliknya.
"Siap, semoga laris ya kaya kemaren-kemaren." Ibu warung itu tersenyum.
"Amin, Dalta lanjut keliling ya Bu, Mari."
Dalta membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Pandangannya menangkap Farka yang duduk di depan warung dan itu cukup sukses membuat gadis-gadis yang berlalu-lalang salah tingkah.
"Dasar cowok tukang tebar pesona!"kesalnya sembari melangkah mendekat.
Farka yang mendapati Dalta berjalan kearahnya langsung bangkit,"kemana lagi?"tanyanya kemudian.
"Tinggal ke warung yang dibelokan kanan aja, udah gitu balik." Farka segera mengangkat box yang ukurannya jauh lebih kecil dari yang biasa Dalta bawa ke sekolah.
"Ayo, udah beres kita cari tempat makan."
Dalta mengernyit, "Lah, lo nggak akan balik gitu?"
"Gue pulang setelah mastiin lo udah makan,"jawab Farka berjalan disamping Dalta.
"Kenapa lo peduli sama gue?"
Farka menghentikan langkahnya, kemudian menatap mata Dalta dalam.
"Karena gue suka sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalta & Farka
Teen FictionDalta, seorang penjual donat disekolah. Gadis yang mampu berjuang sendirian harus berurusan dengan Farka, cowok yang membuat usaha bundanya sia-sia. Namun,entah kenapa Farka malah mendekatinya dan berkata bahwa ia menyukai gadis itu tanpa alasan yan...