"Maling mana mau ngaku?!"
Dalta terkejut melihat Princess berteriak di hadapan Raden.
"Kenapa Ces?"tanya Dalta mencoba menahan Princess yang hendak menjambak Raden. Farka yang berada disana hanya menjadi penonton.
"Duit satu juta gue ilang Ta! dia kemarin nanyain rekening gue!"
Raden menghela, "gue nggak ngambil Ta, justru gue transfer ke lo uang bekas kelompok kemarin."
Dalta mencibir Princess, "yakali cowok tajir melintir kek Raden nyuri duit?"
"Tapi duit gue ilang Taa!"kesal Princess.
"Mungkin ada yang bobol rekening lo?"
"Iya orangnya Raden!"
"Apasii kok jadi gue lagi?"
Princess mendelik, "iya soalnya lo yang paling mencurigakan!"
Raden akhirnya membuka ponselnya, mengetikkan sesuatu disana. Setelahnya Princess merasakan ponselnya bergetar.
"Gue transfer sepuluh kali lipat, puas lo?"
Princess diam, sebenarnya bukan karena uangnya namun ia merasa kesal karena Raden membobol uang miliknya.
Tak lama Princess mendapat telepon.
"Iya Papi?"
"U-uangnya Papi ambil?buat apa?"
Princess mengedarkan pandangan,"o-oh iya Pi."
Princess mematikan sambungan, kemudian menatap Raden yang mengangkat sebelah alisnya.
"So-sorry hehe."
***
"Gue ada perlu dulu bentar,"ujarnya kepada lelaki yang kini berada di hadapannya.
Gean yang sedang menyalakan mesin motornya pun menoleh, dengan rambut yang masih tertata rapi. Gean ini memang seorang pencinta kebersihan dan kerapihan.
"Sama siapa?"tanyanya.
"Gara, katanya dia mau cerita semuanya." Gean membulatkan matanya.
"Ayo balik Ta, gausah nemuin Gara."
Dalta mengernyit, tangannya ditarik oleh Gean untuk naik keatas motor.
"Napasi?"tanya Dalta heran. Gean menggeleng, "belum saatnya."
"Apaan belum saatnya?"
Gean mendengus, jantungnya berdebar kuat mendengar penuturan Dalta barusan.
"Belum saatnya lo tau... inti dari masalah cerita ini."
***
Dalta Aurora.
Tokoh utama dalam cerita perdonatan ini sedang melamun di balkon kamar Princess.
"Anjing cakep banget lo kalo lagi kaya gitu Taaaa,"gemas Princess yang melihat Dalta sedang menatap kosong langit sore dengan tangan berada di dagu.
"Lo baru tau gue cakep?"songong Dalta sembari mengibaskan rambutnya. Princess yang sedang menuangkan jus jeruk langsung memberikan gestur ingin muntah.
Princess duduk dihadapan Dalta. Kemudian mengeluarkan ponselnya, "Ta, lo gamau curhat gitu sama gue?"
Dalta mengernyit, "curhat apa?"
"Ya curhat masalah percintaan lo sama Farka, udah sampe mana?"tanya Princess penuh selidik.
"Anjir sampe mana apanya?gue sama Farka jarang ketemu juga."
Princess meneleng tak percaya, gadis itu semakin mendekat. Membuat Dalta semakin tertekan.
"Terus ngapain kalian pacaran?"
Dalta tersedak air liurnya, perempuan itu segera meminum jus yang tersedia di hadapan.
"Ya..."
"Ya?" Princess menunggu jawaban Dalta. Sementara yang ditanya saat ini sedang kelimpungan.
"Oke gue jujur, awalnya gue mau bales dendam ke Farka karena dia ngerendahin gue, dengan cara bikin dia cinta sama gue terus gue tinggalin, tapi ya... gue gatau gimana kelanjutannya."
Princess mendengarkan dengan seksama, "terus?"
"Ya gue gatau sebenernya ada niat apa cowok itu nembak gue,selain dari dia mau tubuh gue."
"APA?!"
Dalta mengangguk, "Iya, Farka mau tubuh gue Ces."
"Brengsek banget,ih si bego ngapain diterima?!" Akhirnya Princess kesal kepada Dalta yang menerima Farka.
"Dia ngancem kerjaan Bunda, lo tau 'kan Bunda kerja dimana?"
Princess mengangguk, "sialan ihh benci gue sama cowok kaya gitu!"
"Makanya gue mau bales dendam."
Princess menatap Dalta yang sekarang sedang memutar-mutar gelas yang setengahnya kosong itu. Matanya tiba-tiba berubah sorot menjadi cemas.
"Tapi Ta..."
Dalta menatap Princess, gadis yang kini mencepol rambutnya itu terus menatapnya.
"Jangan sampe lo suka juga ya? dia bahaya."
![](https://img.wattpad.com/cover/275984416-288-k816980.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalta & Farka
Teen FictionDalta, seorang penjual donat disekolah. Gadis yang mampu berjuang sendirian harus berurusan dengan Farka, cowok yang membuat usaha bundanya sia-sia. Namun,entah kenapa Farka malah mendekatinya dan berkata bahwa ia menyukai gadis itu tanpa alasan yan...