33. Kejar?

20 6 0
                                    

Farka memutar bola matanya melihat Letta yang memohon ampun di kakinya.

"Pliss jangan seret gue sama masalah Cilla!"mohonnya. Farka tertawa,menatap rendah Letta yang sudah menangis di kakinya.

"Lo bawa pengacara aja ke pengadilan nanti,gue tunggu."

Farka memilih meninggalkan Letta yang berada di depan rumahnya,lelaki itu memasuki mobil merahnya dengan wajah lempeng.

Begitu muak melihat Letta di pagi hari. Farka mulai menyalakan mesin motornya,meninggalkan Letta yang mengetuk kaca mobil.

Sesampainya di sekolah,Farka bertemu dengan Svarga yang menunggunya. Lelaki itu berseru heboh begitu atensinya mendapati Farka.

"Farka,sini lo!"ucapnya memukul kursi di sampingnya. Farka mendengus kemudian mulai duduk di samping Svarga.

"Lo jeblosin Gara ke penjara??"tanya Svarga yang diangguki oleh Farka.

"Gue awalnya nggak akan bertindak kalau tahu video sama foto itu nggak disebar,tapi setelah gue tahu mereka nyebarin video sama foto itu gue langsung minta temen bokap buat urus masalah ini."

Svarga mendengarkan dengan seksama,ia turut geram begitu mendengar bahwa video dan foto Cilla tersebar karena Gara telah menjualnya. Jika bertemu Gara,Svarga tidak akan segan menghajarnya.

"Lo tenang aja,video sama foto itu bakal secepatnya di hapus."

Farka mengatakan hal demikian sembari membuka ponselnya,melihat pesan kerabat Papanya yang ia suruh untuk menghapus semua video dan foto itu.

"Sekarang gimana lo sama Dalta?"tanya Svarga membuat Farka berubah murung.

"Gue nyerah aja,kayanya Dalta nggak suka gue."

Svarga menjitak kepala Farka,"kejar bego!"

"Ngapain?dia bukan maling,"jawab Farka lempeng. Svarga menarik kedua sisi rambutnya frustasi.

"Cakep-cakep tolol!"dengus Svarga kini mulai melangkah keluar kelas.

***

Dalta tersenyum puas melihat dagangannya laris,dia menghitung semua uang yang ada kemudian memasukkannya kedalam dompet.

Saat asyik menghitung tiba-tiba ada yang duduk disampingnya. Memberikannya sebuah coklat batangan yang membuat Dalta heran.

"Buat gue?"tanya Dalta yang diangguki oleh Farka. Tadi dia pergi ke koperasi untuk membeli coklat itu.

"Thanks." Dalta membuka bungkusnya kemudian melahap makanan manis itu dengan senyum yang terus ia tebar.

"Kapan Cilla sama Gean nikah?"tanya Farka dengan suara rendah. Dalta menatapnya kemudian menyodorkan coklat itu untuk Farka makan.

"Dua minggu lagi,mereka nikah cuma ke kua aja,"jawab Dalta dengan nada lirih.

"Lo bakal dateng?"tanya Farka lagi.

"Yaiya!gue 'kan adeknya!"kesal Dalta mendengar pertanyaan bodoh Farka.

"Mau bareng gue?"tawar Farka. Rencananya setelah menikah di kua akan ada pesta kecil di rumah Cilla,itupun hanya dihadiri oleh orang-orang dekat mereka.

"Kalo gamau gapapa,gue—"

"Gue mau!"

Dalta berdiri,kemudian berlari menjauh dari Farka. Pipi Farka memerah begitu dengan cepat Dalta mengecup pipinya singkat.

"Anjing jantung gue!"

***

Dalta berjalan riang sore ini,melihat semua dagangannya habis membuat moodnya naik. Ia harus mengumpulkan uang lebih untuk membantu Gean. Walaupun ia tahu jika mendiang Ayahnya itu orang kaya yang semua hartanya diwariskan kepada Gean,namun ia tetap akan membantu.

Dalta tidak sedih saat mengetahui jika ia tidak mendapat sepeserpun warisan Ayah,ia tahu dimana tempatnya sekarang dan tak ada niatan juga untuk merebut harta itu.

Gean sedang sibuk mengurusi rencana pernikahannya dan Dalta tidak bisa menganggu lelaki itu. Tiba-tiba ia mendapat pesan dari Farka.

Farka:
Lagi dimana?

Dijalan,kenapa?

Mau chatime nggak?gue mau otw rumah

Bolehhh

Tunggu yaaa cantik<3

Dalta & FarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang