15. Dugaan

32 9 2
                                    

Farka memperhatikan tangan Dalta yang terulur kearahnya, ada sorot tak terima karena memang tujuannya adalah... membuat Dalta bernasib seperti sahabatnya.

Brengsek.

Farka tahu, namun dendam di hatinya begitu besar. Dalta tak pernah berbuat salah sedikitpun padanya. Apa,menerima permintaan Dalta akan membuatnya untung?

"Oke, deal."

Farka membuka pintu untuk Dalta, menatapnya dengan senyuman yang... baru pertama ia lihat.

Matanya memancarkan sesuatu saat lelaki itu tersenyum, "ayo kita pulang, sayang."

***

"Demi apa?!lo jadian sama Farka?"heboh Princess. Saat ini keduanya berada di rumah Dalta. Princess diantar oleh supir pribadinya.

"Iya,berisik lo ah!"kesal Dalta yang sibuk menghitung donat untuk ia bagikan kepada anak-anak yang berada di jalanan.

Princess merenggut, ia kemudian duduk di sofa dengan satu tangan bersender di lengan sofa. Memperhatikan Dalta yang fokus dengan seksama.

"Jadi sekarang lo nggak jomblo dong Ta?"

Pertanyaan konyol Princess hanya dibalas delikan oleh Dalta.

"Huaaaa nanti yang nemenin gue shoping siapa?yang mau gue ajak nonton siapa?gue ke salon sama siapa?"tanya Princess dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

"Gue cuma punya cowok bukan mati,"desis Dalta tak terima. Gadis itu sudah selesai dengan pekerjaannya.

"Ya gimana kalo Farka posesif? lo nggak boleh main sama gue lagi? gue gamau pisah sama lo Taaa,"rengek Princess membuat Dalta menonyor kepalanya.

"Ambigu banget omongan lo Incess."

Dalta berlari ke kamar untuk membawa sweater berwarna putih senada dengan kaosnya. Kakinya menggunakan jeans berwarna biru.

"Yok ah,berangkattt."

Princess segera memperbaiki penampilannya. Kemudian mengikuri Dalta keluar rumah.

"Eh Ta, lo mau tau sesuatu nggak?"tanya Princess ditengah perjalanan mereka. Dalta mengangguk,"apaan?"

"Gue beberapa hari kemarin ketemu sama Cilla, nggak jelas juga sih cuma gue tau wajahnya. Tapi yang gue anehkan kenapa tu cewek kaya was-was banget sama sekitar. Apa dugaan gue bener ya Ta?"

Dalta menoleh tak mengerti,"dugaan apa?"

"Ini cuma dugaan gue ya Ta, Cilla kayanya hamil tapi Gara nggak mau tanggung jawab terus tu cewek kabur keluar kota. Soalnya gue liat dia waktu ikut bokap."

"Apa ributnya tadi pagi itu gara-gara ini ya Ta?"

Dalta terdiam, ikut berpikir. Kemudian helaan napas keluar dari mulutnya.

"Dah ah, ngurusin hidup orang nggak akan beres-beres." Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Dalta tersenyum melihat banyaknya anak yang antusias melihatnya.

Anak-anak kurang beruntung, Dalta bersyukur bisa bertemu mereka. Princess segera menelpon supirnya untuk membawa makanan dan mainan yang sudah ia siapkan. Dalta mungkin tidak sekaya Princess namun setidaknya ia bisa membantu dengan memberikan sebisanya.

"Makasih Kak Dalta dan Kak Princess. Semoga kebaikan Kakak dibalas lebih oleh Sang Maha Kuasa."

Dalta dan Princess sontak mengucapkan 'aamiin' secara bersamaan. Menatap gadis imut yang kini bermain dengan boneka yang baru saja Princess berikan.

"Ilni."

Panggilan Dalta membuat gadis kecil itu mendongak, matanya berbinar begitu Dalta memberikannya donat.

"Kejuuu!"serunya senang.

"Kak Dalta tau gak? katanya kalo kita sering makan keju nanti kita bakal pinter bahasa inggris. Ilni mau pinter bahasa inggris biar bisa ke luar negri tapi Ilni endak punya uang."

Cerocos Ilni membuat Dalta tersenyum. Gadis berumur 6 tahun itu memang cukup membuat perhatian Dalta teralih padanya.

"Ilni denger Kak Dalta, Ilni pasti bisa bahasa inggris kalo Ilni belajar, Kak Dalta doain semoga Ilni bisa ke luar negri okay?"

Ilni mengangguk semangat. Dalta mengelus puncak kepala gadis itu setelahnya mengecup singkat pipinya.
Dalta dan Princess kini beralih untuk mengisi perut mereka.

"Makan apa ya Ta?"

Pertanyaan Princess terlontar begitu mereka sampai di foodcourt yang terletak di salah satu mall.

"Pesen apa aja lah, pasti gue makan."

Dalta berlalu untuk mencari makanan yang terlihat menarik menurutnya. Lalu, pandangannya jatuh kearah sushi.

Saat Dalta memesan makanan, matanya tak sengaja menatap lelaki yang juga berjalan tak jauh darinya.

Itu, Farka.

Bersama dengan Svarga.

Dalta ingin sekali menghindar namun tatapan Farka membuat ia membeku di tempat.

Saat Farka hendak melewatinya, tangan lelaki itu terulur melingkar di perutnya, kemudian berhenti tepat dibelakangnya.

"Kak, pesen dua porsi lagi ya,"ucap Farka yang masih berada di belakangnya.

"Baik Kak, nanti saya antar."

Dalta mendorong tubuh Farka begitu berbalik.

"Eitss santai dong, kita baru aja jadian kemarin lho? masa kamu udah kaya gini aja,"goda Farka membuat Svarga membulatkan matanya.

"Anjing! kalian pacaran?!"

Farka mengangguk, "Yakali cewek secantik ini gue lewatin?bego banget."

Dalta memutar bola matanya, berjalan menuju tempat Princess berada.

"Ihhh apaan sih kok ada dia?!"kesal Princess menunjuk Farka yang mengikuti Dalta.

"Nggak terima lo?nyari cowok makanya."

Dalta duduk disamping Princess sementara Farka duduk dihadapannya dan disampingnya ada Svarga.

"Ih males gue jadi nggak mood!"kesal Princess menangkup wajahnya. Svarga terkekeh, "udahlah Pri 'kan ada gue yang siap jadi temen nyamuk."

"Anjir apaan Pri!"jerit Princess hendak menjambak rambut Svarga namun lelaki itu cepat-cepat menghindar.

Dalta tertawa, membuat Farka mengalihkan atensinya yang semula menatap ponsel menjadi padanya.

"Cewek aku cantik banget siii, jadi gemes liatnya." Farka mencubit pipi gadis itu.

"Lulus SMA, nikah yuk?"

Dalta & FarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang