Tak pernah Dalta sangka sebelumnya bahwa ia memiliki seorang pacar seperti Farka. Gadis yang sejak tadi berkeliling mall itu merasa frustasi melihat Farka yang selalu mengikutinya.
"Lo balik aja deh, pusing gue liatnya." Farka yang merasa diusir langsung menyerobot tempat diantara Dalta dan Princess, tangannya kemudian menggenggam tangan mungil milik Dalta.
"Mending temen kamu aja yang disuruh pulang, biar kita bisa berduaan,"titah Farka sembari menoleh kearah Princess yang bersidekap dada.
"Anjirlah,"rutuk gadis itu. Ia pun memundurkan tubuhnya. Kenapa disaat seperti ini Svarga malah memilih undur diri karena pacarnya.
"Sedih amat jadi gue,"lirihnya mencoba mencari kesibukan lain. Gadis itu akhirnya melihat seseorang yang ia kenali. Kemudian ia menepuk bahu Dalta.
"Ta, gue kesana dulu ya. Lo hati-hati sama dia." Telunjuknya menunjuk kearah Farka sedangkan yang ditunjuk hanya mengangkat bahunya acuh.
"Yes akhirnya bisa berduaan, ayo ah mau kemana kita?ke hotel?"celetuk Farka membuat Dalta menabok bibirnya.
"Bacot bener, udah diem aja lo." Kemudian kakinya melangkah menuju pusat perbelanjaan. Dalta mengambil troli namun segera Farka mengambil alih.
"Aku aja."
Dalta berjalan menuju rak tepung, matanya fokus melihat apa yang berada di display.
Selesai memilih tepung, gadis itu beralih menuju minyak, matanya berbinar begitu mendapati promo 15 persen.
"Cewek emang dikasih promo langsung diambil,"cibir Farka dengan suara pelan karena takut terdengar.
Oke, kali ini bagian khusus rak parfum, entah kenapa secara impulsif gadis itu ingin membeli parfum.
"Dessert Queen enak banget baunya,"monolognya. Kemudian menyimpan parfum tersebut ke troli.
"Lo suka parfum ini?"tanya Farka yang sudah lupa akan gombalannya. Dalta mengangguk.
"Bawa semua aja, murah kok harganya." Dalta membulatkan matanya, murah katanya?! satu parfum bisa untuk membeli kebutuhan jualannya selama empat hari.
"Nggak, satu aja bisa abis satu bulan mau diapain?"
Farka mengangguk saja, lagian niatnya baik.
Mereka berdua sudah sampai di kasir, Dalta sebenarnya sedikit risih melihat para gadis yang menatap kearah Farka. Apa Farka seganteng itu?
Akhirnya Dalta memberanikan diri untuk memperhatikan Farka. Sialan, ternyata Farka memang setampan itu dengan hidung mancung dan alis tebalnya. Ditambah rahang tegas yang membuatnya berkali-kali lipat lebih tampan.
Jadi, apakah Dalta harus bersyukur?
Saat asyik memperhatikan Farka, suara mbak kasir membuatnya terkejut, segera ia mengeluarkan dompetnya namun Farka lebih dulu memberikan kartu miliknya.
"Nggak usah, gue--"
"Lo kesini sama gue, jadi udah tanggung jawab gue."
Farka kembali menerima kartunya, "lagian ini nggak seberapa."
Setelah mengatakan itu Farka mendahuluinya sembari membawa belanjaan. Dalta tersenyum kearah mbak kasir seraya mengucapkan terimakasih.
"Abis ini kemana?"tanya Farka.
"Balik."
"Oke, ayo."
Mereka sampai di mobil milik Farka, lelaki itu membuka bagasi menyimpan semua belanjaan hari ini.
Dalta masuk kedalam mobil, membuka ponsel untuk memberitahu Princess. Ternyata gadis itu sedang bersama lelaki.Di perjalanan keduanya saling terdiam, sampai Dalta memulai aksinya dengan bergelayut manja di lengan lelaki itu.
"Jangan gini nanti gue khilaf."
Dalta tak menghiraukan, gadis itu kini menikmati pemandangan sore hari. Matanya bergulir menatap Farka yang serius mengemudi.
"Gue males sih sebenernya ngomong ini tapi... lo ganteng."
Farka menahan senyumnya, yang ia lakukan hanya berdeham,"ya,gue emang seganteng itu."
"Ihh nyebelin lo." Dalta akhirnya menjauh, menyenderkan kepalanya ke jendela mobil.
"Jangan nyender kesana, kejedot nanti." Farka mengalihkan kembali kepala gadis itu tapi kali ini dengan posisi Farka memeluknya dari samping. Lelaki yang menggunakan jaket jeans itu tersenyum lebar.
Dalta yang berada dalam pelukan hanya mendengus, "modus."
"Biarin, modus ke pacar sendiri."
Farka tersenyum jahil, "abis ini modus apalagi ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalta & Farka
Teen FictionDalta, seorang penjual donat disekolah. Gadis yang mampu berjuang sendirian harus berurusan dengan Farka, cowok yang membuat usaha bundanya sia-sia. Namun,entah kenapa Farka malah mendekatinya dan berkata bahwa ia menyukai gadis itu tanpa alasan yan...