19. Kakak?

25 10 1
                                    

"Letta, dia..."

Dalta tidak mengenal siapa itu Letta dan untuk apa gadis itu menyenggol dirinya.

"Dia cewek yang suka sama Farka, please jangan kasih tau dia kalo gue yang bilang. Gue pergi dulu!" Gadis itu berlari meninggalkan keduanya. Dalta menghela,"apasih gajelas banget tu cewek ngehalangin rejeki orang cuma karena hal sepele."

Diperjalanan Dalta dan Princess bertemu dengan Gara dan Kenzo.

"Hai Ta,"sapa Gara. Dalta hanya membalasnya dengan tersenyum.

"Bisa kita ngobrol bentar?"tanya Gara. Jika boleh jujur, Dalta masih memiliki perasaan kepada Gara... hanya saja...

"Boleh, Incess lo duluan aja." Princess mengangguk kemudian pergi dengan Kenzo yang mengikuti dari belakang.

"Ada apa?"tanya Dalta balik, Gara memperhatikan box milik Dalta.

"Lo... pacaran sama Farka?"

Dalta tak pernah menyangka bahwa pertanyaan itu harus keluar dari mulut Gara.

"Iya, gue pacaran sama dia, kenapa?"

Gara menghela napas, ia akhirnya hanya bisa tersenyum.

"Gue mau banget ngomong ini sama lo... dari dulu tapi gue malu." Gara menggenggam kedua tangan Dalta. Membuatnya berjenggit kaget.

"Gue suka sama lo, Dalta."

Dalta terkejut, bagaimana mungkin seorang Gara menyukainya? Ia gelagapan,segera menjauh.

"Lo becanda ya?bohong banget." Dalta terkekeh, ia mencoba untuk mencairkan suasana. Gara menggeleng dengan sorot mata menatapnya, "gue serius."

Tawa Dalta seketika hilang, tergantikan dengan wajah bingungnya.

"Gue serius suka sama lo, tapi gue nggak bisa buat minta lo jadi cewek gue."

Dalta bungkam, "kenapa?"

"Karena gue harus tanggung jawab sama seseorang, karena ulah gue."

***

Farka berlari, begitu mendapat pesan dari seseorang. Meninggalkan sekolah dan semuanya, tujuan Farka hanya satu, Yaitu bertemu dengan Cilla.

Iya, Cilla memberinya pesan. Memberitahu dimana alamatnya sekarang.

Mata Farka berbinar, mendapati gadis yang begitu ia rindukan sedang berdiri di bawah pohon oak. Memandangnya dengan pandangan yang tak sama lagi.

"Cilla."

Farka mendekat, memeluk tubuh yang sekarang terlihat begitu rapuh dengan perut sedikit membesar.

"Farka, jangan lakuin ini."

Cilla berbisik, menbuat Farka mengernyit.

"Maksud lo?jangan lakuin apa?"tanya Farka tak paham.

"Jangan balas dendam tentang keadaan gue. Apalagi nyangkut cewek nggak bersalah itu."

Farka semakin tak paham, ia menangkup kedua pipi Cilla.

"Lo darimana aja?"tanyanya penuh dengan kekhawatiran.

"Gue disini, ada seseorang yang mau nerima gue." Farka mengernyit, "siapa?"

"Kakak dari cewek yang mau lo sakitin."

Farka membulatkan matanya, Kakak Dalta? siapa?

"Jangan pernah nyakitin dia Ka."

***

Dalta mengelap peluh yang membanjiri tubuhnya, hari ini pelajaran olahraga sedang berlangsung. Princess mendekat seraya menyugar rambutnya,cantik sekali.

"Pingin minummm,"rengek Princess selonjoran. Dalta mengangguk, "sama."

Lalu tak lama sebuah botol mineral jatuh di pangkuan Dalta. Ia mendongak dan mendapati...

"Gean."

Gean tersenyum kemudian duduk disamping kedua gadis itu lalu menempelkan botol mineral satunya ke pipi Princess.

"Aaaa makasih ganteng, duh jadi mau jadi cewek ketos deh,"celetuk Princess.

"Apaan lo 'kan jadi cewek gue."

Semua menoleh dan mendapati... Raden?

"Ihhh ogah banget pacaran sama cowok tukang ngutang!"kesal Princess. Tak lama ia mendapat jitakan di kepalanya dari Gean.

"Nggak boleh gituu, tapi cocok sih lo berdua 'kan tajir melintir."

Dalta mengangguk setuju, melihat Raden yang duduk tepat di belakang Princess.

"Ihhh gamauu!"

Rengekan Princess membuat semuanya tertawa, tapi lucu juga jika Princess dan Raden berpacaran.

Iya, sepertinya kisah Princess tak akan seperti dirinya.

Dalta harap, tidak seperti dirinya.

Dalta & FarkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang