Fakta Menyakitkan

4K 712 370
                                    

Sebelum baca wajib follow dulu Instagram :

@storyhusni_

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Baca ini jam berapa?

Budayakan dulu vote dan komentar sebelum lanjut

Seperti biasa jika ada typo tolong ditandaiin aja ya dengan kalimat baik

Happy Reading 🤍

.
.
.
.
.
.

Bangun dari tidur Khansa meringis merasakan kepalanya yang sakit. Ia memukul kepalanya pelan, lalu menatap sekeliling yang begitu sepi. Di mana keluarganya? Rasanya tadi Khansa mendengar suara keluarganya di sini.

Khansa membawa tubuhnya menjadi duduk, menatap lagi kesekeliling sambil menghela napas. Langit cerah yang terlihat dari balik jendela membuat senyum manis terukir di bibirnya. Khansa menurunkan kakinya, membawa tongkat infus dan memilih berdiri di depan jendela.

Pemandangan yang indah karena dibawahnya ada taman rumah sakit, rasanya Khansa ingin ke sana sekedar menghirup udara segar, tiga hari di ruangan membuatnya lama-lama suntuk juga.

Sebuah ide muncul di otaknya. Khansa menjetikkan jarinya, memilih berjalan dengan membawa tongkat infus ke luar ruangan.

"Jadi maksud Dokter ini berbahaya?"

Baru hendak membuka pintu Khansa samar-samar mendengar suara dari luar. Ia terpaksa mengurungkan niatnya membuka pintu secara lebar.

"Benar, saya sarankan sebaiknya Bapak dan Ibu secepatnya memberitahu pasien, ini tidak bisa dianggap sepele, jika tidak kita diobati secepatnya, akan berakibat fatal pada pasien."

Kerutan di dahi jelas terlihat dari Khansa yang kini mendengar obrolan serius orang tuanya dengan Dokter. Berakibat fatal? Apa maksudnya?

"Berakibat fatal?"

Pertanyaan yang ia ajukan sendiri seolah diwakilkan oleh Rayen dan Revan yang baru datang. Khansa menajamkan telinganya, ingin mendengar jawaban Dokter atau pun orang tuanya tentang ini. Dokter dan orang tuanya selalu membicarakan kondisinya tanpa dirinya hingga membuat Khansa kian penasaran.

"Rayen Revan?"

"Ini terkait Khansa ya, Ma?"

"Aku kenapa?" Khansa semakin bingung mendengarnya. Efek sakit apa sampai segininya ya?

"Ma sebenarnya Khansa sakit apa?" Suara Revan terdengar tertahan, kecurigaan akan sakit Khansa semakin memenuhi pikiran cowok itu terlebih melihat Alya yang kini menangis. Sedang Khansa kini terdiam mulai memahami ke mana arah pembicaraan ini.

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang