Dia Berubah

2.8K 545 322
                                    

Follow Instagram
@storyhusni_
@bimakevano
@khansamikia

Follow Tiktok
@storyhusni_

Kalau ada typo bantu revisi di kolom komentar y gess

Budayakan vote dan komentar sebelum lanjut

AWAS KESAL⚠️
AWAS EMOSI⚠️
AWAS NANGIS ⚠️

Happy Reading 💙

.
.
.
.

"Tidak ada lagi yang seperti dulu."

MBY
karya sarifatulhusni _

Ban motor Khansa perlahan melambat seiring dia yang sudah dekat dengan tempat yang dituju. Kali ini Khansa memilih pergi ke lapangan basket komplek. Tak lain tak bukan tujuannya karena Bima. Sore-sore ini biasanya cowok itu suka main basket di sana.

Khansa tidak tau apa yang membuat hatinya tergerak ke sana. Yang dia yakini rasanya dia ingin berbicara dengan Bima. Tak kuat baginya diperlakukan seperti musuh dan diacuhkan oleh orang yang dekat selama ini dengannya, terlebih orang yang dicintainya.

"Lo harus bilang, Khan. Jujur sama Bima."

"Iya, Sya, tapi nanti, gue bakal jelasin ke Bima."

Khansa mengembuskan napas berat. Menghentikan motornya di tepi jalan. Sebelum benar-benar ke lapangan, dia mencoba menenangkan hatinya takut menghadapi situasi yang tidak ia harapkan nantinya, apalagi diacuhkan Bima. Rasanya bagaikan digoreskan luka secara serentak.

Pandangannya yang tadi menyisir sekeliling lapangan jatuh pada sosok cowok yang tengah asyik memasukkan bola ke ring. Seulas senyuman kecil terbit di bibir Khansa, yakin yang tengah main Bima.

Khansa memparkirkan motornya di tepi lapangan basket komplek. Setelah melepaskan helm dan meletakkannya di atas kaca spion, ia mengambil mineral yang sempat dibelinya tadi. Khansa mengambil napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan sebelum benar-benar turun dari motornya.

Langkah yang semakin dekat dengan lapangan ternyata membuat degup jantung Khansa semakin berdetak kencang. Khansa mencengkram mineral yang dipegangnya, berusaha setenang mungkin.

Melihat ada bangku panjang di samping lapangan membuat langkah Khansa bergerak ke sana. Sambil jalan matanya tak lepas memperhatikan Bima
yang masih asyik bermain dan belum menyadari kehadirannya.

Khansa menghela napas lega. Duduk tepat di samping tas Bima. Setidaknya dia bisa melihat Bima bermain dengan cukup lama sebelum cowok itu menyadari kehadirannya.

Senyum manis itu terbit kala memperhatikan Bima yang memasukan bola ke ring dengan lincah. Bima mendribblenya dan memainkan dengan handal.

"Duduk di sini."

"Mending gue pulang!"

"Awas aja lo pulang, Khan. Lo boleh pulang sebelum gue selesai."

"Kelmamaan, Bom," rengek Khansa yang dipaksa. Terdampar di lapangan basket bukan karena ingin, tapi dipaksa pacar mendadaknya itu.

"Lihat gue main aja, lo nggak bakal bosan."

Khansa mencebik. "Lihat lo nggak ada asyik-asyiknya."

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang