Tentang Kita

3.4K 596 384
                                    

Assalamualaikum bestieee

Good night

Maaf baru update hari ini, aturannya aku up kemarin🙂.Aku lagi padat sama Agenda tiga hari ini, jadi cukup menyita waktu nulis, revisi dan lainnya

Meskipun telat, btw tquu yang selalu nungguin cerita ini😍

Sebelumnya apa sudah lihat spoiler part ini di Instagramku gess?
Buat yang belum jangan sampai ketinggalan pokoknya. Spoiler update di Instagram @storyhusni_

Biar nggak terlalu panjang x, lebar kayak persegi panjang. Buat teman-teman yang baca jangan lupa vote dan komentar oghey

Kalau ada typo bantu koreksi di kolpl komentar ya gess

Happy reading 💙🙌

.
.
.

"Lo bukan Tuhan yang tau kapan lo harus pergi."
Bima Kevano Adreas

Khansa terbangun begitu mendengar suara bising di sekitarnya. Mata yang terpejam itu perlahan terbuka dan mendapati dokter beserta suster yang datang memeriksa perkembangannya. Ini sudah dua hari sejak ia bangun dari kritis.

"Tadi udah minum obat?"

Khansa mengangguk pelan. Efek tidur tidur bisa ia tepis merasa lelah sendiri. Apalagi karena sering memakai infus.

"Ibunya di mana?"

"Mama keluar sebentar, Dok." Khansa juga tidak tau karena baru bangun tidur. Terakhir ada Bima di sisinya.

Dokter mengangguk dan memeriksa pasiennya sesaat. "Sekarang apa yang kamu rasain?"

"Ngerasa sakit kepala, Dok."

Dokter terdiam mendengar itu. "Sejak Kapan?"

"Sejak tadi pagi, habis bangun tidur. Kepala aku rasanya sakit."

"Sakitnya lama atau bagaimana?" tanya Dokter semakin bertanya.

"Nggak lama, tapi sekalinya kerasa sakit banget."

"Udah beberapa kali kamu rasain?"

"Hari ini dua kali."

Dokter menatap pasiennya. Keraguan seketika muncul dipikirkannya.

"Cuma efek habis kritis kan, Dok?"

"Kita belum bisa memastikan, tapi bisa jadi ini juga efek setelah kamu bangun. Kemarin kondisi kamu sudah baik. Untuk berjaga-jaga kita kontrol lagi besok ya."

Khansa mengangguk walau hatinya kini tidak tenang sendiri.

"Perkembangan leukemia aku gimana, Dok?" Karena sempat kritis dan tidak sadarkan diri sepuluh hari membuat Khansa sangat penasaran akan sakitnya. Sejujurnya dia takut mendengar jawaban dokter, tapi harus tau apa sakitnya sudah sangat parah atau masih bisa diobati.

"Perkembang leukemia kamu berkembang cepat. Kemoterapi kemarin belum berhasil menghentikan sel kanker. Jadi kita perlu kemoterapi kembali.,

Khansa menggigit bibirnya kuat-kuat mendengar kalimat itu. Rasa khawatir dan takut tidak bohong menguasai hatinya. Apalagi kembali kemoterapi?

"Apa udah masuk stadium akhir?"

Pertanyaan yang sangat ingin dia tau, Khansa ingin mengetahui dengan jelas kondisi penyakitnya. Jika memang sudah parah
bagaimana pun dia harus bisa mempersiapkan diri meski faktanya sangat menyakitinya.

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang