Takdir untuk Khansa

2.9K 584 328
                                    

Bismillah
Selamat malam semuanya
Maaf update malam2

Spoiler part ini memang nggak ada di Instagram. Karena keadaan dan aku juga mau bikin penasaran🌝

Sebagai manusia biasa yg ada sering salah ngetik ,kalau ada typo bantu revisi ya manteman

Btw aku belum sempat Revisi secara penuh, harap dimaklumi ya kalau typo berterbaran

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komentar🕊️

Siapin tisu ya di sini

Happy Reading 🕊️

****

Merasakan kepalanya yang pusing membuat mata yang tadi tertutup kini perlahan terbuka. Cahaya lampu yang menerebos masuk ke retinanya membuat khansa menghalau sinar terang yang menganggu penglihatannya. Menyadari tengah berada di kamar membuat khansa menghela napas pelan dan mengubah posisinya menjadi duduk sambil memegang kepalanya.

Khansa ingat setelah mencium batu nisan merasakan badannya yang terasa lelah dan semuanya terasa gelap, dia kini sadar tadi sempat pingsan di pemakaman.

Pandangan Khansa teralih menatap jam yang menunjukan pukul lima sore. Masih menggunakan baju yang tadi dipakai, Khansa segera bangkit dari posisinya untuk membersihkan diri. Meskipun masih terasa pusing tapi itu tidak menghalanginya untuk tetap mandi sore.

"Argh."

Ringisan kecil muncul di wajah pucat Khansa, dia memejamkan mata menahan sakit yang baru saja menyerang tubuhnya. Setelah menahan hingga beberapa menit, rasa sakit yang terasa mulai menghilang. Khansa mengembuskan napas berat, memilih masuk ke kamar mandi dengan langkah yang lunglai.

Hari ini hari yang terasa berat untuknya, segala kenyataan yang datang membuatnya tak bisa lepas memikirkan semuanya. Tentang Ibunya yang masih terpikirkan olehnya.

Khansa menatap pantulan dirinya di cermin, ia tersenyum hampa dari cermin wastafel, setelahnya mengguyurkan air ke seluruh badannya.

***

Merasakan segar setelah mandi membuat Khansa tanpak lebih cerah, dia juga sudah melaksanakan solat ashar yang sudah terlewat sejam lalu karena sempat tidak sadarkan diri sebelumnya. Setelah solat, mendoakan Ibunya Khansa prioritaskan. Hal yang tidak ingin dia lewati lagi dan akan selalu dilakukannya. Khansa menyayangkan akan setiap waktu yang sudah ia lewati tanpa mendoakan sang Ibu di dalam sana, padahal doa anak kepadanya orang tuanya itu sampai. Apalagi anak yang soleh/solehah.

Melihat diary yang terletak di atas nakas membuat Khansa mendekat dan duduk ditepi ranjang. Ia mengambil buku itu dan memeluknya seiring air mata yang tidak bisa ia tahan untuk tidak jatuh.

"Aku bilang nggak akan nangis, tapi ternyata aku sekarang cengeng banget, Bu."Kekehan kecil terdengar dari bibirnya, Khansa menghapus air mata saat menyadari ada notifikasi berupa panggilan tak terjawab yang muncul di layar hapenya. Seketika dia baru ingat saat Andre mengirimnya pesan tadi, meminta Andre nanti sore untuk bertemu, tapi, dia melupakan pertemuan itu.

Khansa beralih membuka aplikasi whatsapp dan melakukan panggilan pada Andre. Untunglah panggilannya langsung dijawab.

"Assalamu'alaikum, Ndre lo di mana? Masih di sana?"

"Wa'alaikumsalam. Ini baru aja sampai rumah."

"Yah maafin gue, lo tadi nunggu lama ya." Khansa merasa bersalah karena tadi harusnya bertemu jam tiga sore, tapi, kini sudah menuju jam enam.

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang