Kenyataan untuk Khansa

3K 580 256
                                    

Follow Instagram
@storyhusni_
@bimakevano
@khansamikia

Follow Tiktok
@storyhusni_

Kalau ada typo bantu revisi di kolom komentar ya gees ya✨

Budayakan vote dan komentar sebelum lanjut

Bismillah
Semoga aku nggak narok bawang 🙏🙈

Happy Reading 💙
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sampai di tempat yang dituju tatapan Khansa terkunci pada Panti Asuhan di depannya. Disekeliling panti asuhan terlihat rapi dan bersih, gedung yang tidak bertingkat namun cukup luas dengan taman yang nyaman digunakan untuk bermain ataupun belajar.

Seulas senyuman terbit di bibir Khansa. Di luar perkiraannya, dia kira Panti Asuhan Kasih Bunda ini memilih gedung yang terlihat tua, namun begitu minimalis dan begitu terawat.

Jadi ini tempat tinggal ibu kandungnya?

Khansa menatap Revan lalu mengangguk, setelahnya mereka masuk ke dalam untuk menghampiri seorang perempuan yang sepertinya seumuran dengannya.

"Permisi."

Gadis berambut pendek yang tengah membantu anak laki-lak berumur lima tahun mendongak. Senyuman terlihat di bibirnya yang ranum.

"Ada yang bisa aku bantu, Kak?"

"Aku mau ketemu sama pemilik panti asuhan ini. Kira-kira  apa aku bisa ketemu Ibunya?"

Anggukkan itu membuat Khansa tersenyum lega. "Ibu juga hari ini ada di ruangan. Biar aku antar."

Khansa mengangguk, dia dan Revan mengikuti dari belakang. Bisa Revan lihat Khansa tengah gugup seiring mereka yang mendekati ruangan.

"Lo nggak ketemu doi,"  bisik Revan di telinga Khansa.

"Ish Kak Revan." Meskipun begitu Khansa tidak lagi terlalu gugup. Ia tertawa kecil akan saudaranya yang selalu bisa membuatnya lebih tenang.

"Sebentar, aku bilang Ibu dulu ya Kak."

Setelah mendapat anggukan, gadis itu masuk dan tak lama kemudian keluar menyuruh mereka masuk. Setelah mengucapkan terima kasih Khansa masuk sambil mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan detak jantungnya. Sedang gadis yang membantunya sudah kembali pergi meninggalkannya dan Revan di sini.

"Assalamu'alaikum."

'Wa'alaikumsalam."

Cukup bingung sebenarnya, namun kini wanita berkepala lima itu tersenyum dengan mata berkaca-kaca kepadanya.

"Kamu Khansa?"

Namanya yang disebut dengan benar membuat Khansa  mengangguk meskipun semakin bingung. Setelah dipersilakan duduk, ia menatap Ibu itu dengan kening berkerut.

"Maaf, Ibu tahu nama saya, apa ibu kenal dengan saya?"

"Buk Alya menghubungi saya kamu akan ke sini. Waktu pertama kali lihat wajah kamu  saya langsung mengenali kamu, wajah kamu mirip sekali dengannya, Khansa."

"Maksud Ibu ...."

"Lidya."

Khansa tersentak. Jadi nama ibunya Lidya. Melihat raut sedih yang kini terpasang di wajah Ibu pemimpin panti asuhan membuat Khansa menatap nanar Ibu itu. Seolah dari ekspresi itu ada kesedihan mendalam yang tersimpan
dan bisa Khansa rasakan.

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang