Khansa, Bangun Ya

4.1K 639 562
                                    

Bismillahirrahmanirrahim ...

WARNING⚠️⚠️

Di sini mengandung bawang full
Ada cabe rawit, cabe gemuk

Ampuh membuat kamar banjir
Harap siapkan tisu dan jangan sampai serbu othor

Absen, yg siap baca part mewek ini?🖐️😭

Vote dan komentar dulu ya sebelum lanjut🌝

Kalau ada typo langsung berkabar dengan komentar langsung di sini

Selamat Membaca 🤍

####

"Untuk perempuan yang gue cintai, lo harus bangun. Gue di sini, selalu nungguin lo."

Bima Kevano Adreas

Setelah diizinkan masuk, Bima memasuki ruang icu yang di dalamnya tengah berbaring khansa yang terbujur lemah di atas kasur. Peralatan monitoring untuk memantau tanda vital, detak jantung dan tekanan darah terdengar jelas seiring dia yang sudah duduk di kursi samping brangkar.

Tatapan itu menyorot sendu pada Khansa yang menutup matanya dengan rapat, enggan membuka mata sama sekali padahal ini sudah terhitung 12 jam lamanya.

"Khan, bangun ya, gue udah di sini."

Dari kemarin Bima sangat berharap Khansa akan membuka matanya, tapi kondisi yang kritis kembali menyadarkannya Khansa yang belum tentu kapan akan bangun.

"Maaf," ucapan itu terlontar jelas dari bibir Bima.
Ia menunduk dalam semakin menyesali semuanya. Andai dia tahu Khansa sakit dari awal Bima tidak akan mungkin meninggalkan Khansa, dia tidak akan menjauh dan menuruti kemauan Khansa yang ingin dia pergi. Nyatanya disaat terakhir dia harus mengetahui fakta menyakitkan yang membuatnya kian membenci dirinya sendiri. Khansa yang leukemia sudah lama dan menutupi selama ini darinya.

"Harusnya lo nggak bohong, Khan,"

Padahal dari dulu dia bersama Khansa, ada di samping Khansa, tapi kenapa dia tidak pernah tau dan sadar selama ini Khansa sakit?

"Leukimia Khansa udah masuk stadium empat. Dia kritis, kemungkinan bisa terjadi, termasuk kapan Khansa bisa bertahan.

Tak bisa Bima tahan, matanya kian terasa memanas mengingat ucapan Andre kemarin sore. Dia menatap wajah pucat pasi Khansa dan menggenggam tangan itu dengan erat.

"Bangun ya, katanya lo mau jelasin ke gue."

"Gue udah di sini, Khan, gue bakal dengarin semua penjelasan lo. Jadi lo bisa bangun ya."

"Gue nggak akan marah, lo nggak usah khawatir."

"Khan, kenapa nggak bangun?"

Kalau saja dia datang lebih awal dan mau mendengarkan Khansa, Khansa tidak akan mungkin menutup mata seperti ini.

Air mata Bima jatuh tanpa bisa ia tahan. Bima tak peduli dikatakan cengeng, hatinya benar-benar sangat sesak melihat gadis yang dicintainya terbaring lemah dan harus diagnosa penyakit leukemia hingga stadium empat.

"Lo nggak boleh kayak gini sama gue, Khan."

"Ini terasa kejam buat gue."

"Lo harus bangun."

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang