Kabar Buruk

3.9K 639 421
                                    

Wajib baca sebelum lanjut ⚠️

Di sini aku mau bilang, nantinya alur MBY mungkin nggak sesuai ekspektasi teman-teman.

Gimana pun jalan cerita ini nanti, please untuk bisa terima ya, ini udah aku pikirin dari awal

Ini bukan gaya-gayaan, tapi alur yang udah aku tetapin dan rapiin sejak lama

Setelah baca part ini mungkin banyak yang nggak setuju sama alur ceritanya. Tentang penyakit Khansa dan gimana alur selanjutnya. Tapi aku cuma berharap semoga teman-teman ikut ke mana pergi cerita ini nantinya.

Sedikit bocoran, cerita MBY kedepannya bakal lebih nyesek. Semoga sanggup ya bacanya, tapi nggak juga terlalu nyesek xixi. Nyesek parah paling ada di konflik utama, eh

Itu dulu cuap-cuap Author

Selamat pagi 🌥️

Absen dulu, teman-teman baca ini jam berapa?

Budayakan vote dan komentar dulu ya sebelum lanjut 💬⭐

Seperti biasa kalau ada typo tolong ditandaiin😅

Happy Reading 🤍

.
.
.
.
.
.
.

Suara tangis terdengar dari Alya yang sejak tadi cemas akan putrinya, meskipun kini sedang ditangani Dokter namun ia masih tidak tenang takut suatu hal buruk terjadi pada Khansa.

"Udah, Ma, jangan nangis, Khansa pasti nggak apa-apa." Revan menenangkan Alya yang berdiri di dengan tidak tenang. Kini khansa tengah diperiksa Dokter umum dan itu membuatnya gelisah karena takut terjadi suatu hal yang buruk pada putrinya

"Bagaimana keadaan putri saya, Dok?"

Alya langsung menghampiri Dokter yang baru selesai memeriksa Khansa. Dia bertanya dengan tidak sabar. Sedang Revan kini juga menunggu jawaban Dokter.

"Putri ibuk masih belum sadar,"

"Khansa ..." lirih Alya dengan mata berkaca.

"Tapi Ibu nggak usah khawatir, sebentar lagi pasien insyaallah akan sadar."

Alya sedikit lega mendengar itu.

"Khansa sakit apa, Dok?" tanya Revan penasaran.

"Untuk saat ini mengarah ke tipus, tapi kami curiga akan suatu hal."

"Maksud, Dokter?"

"Sebelumnya saya ingin tahu gejala yang mungkin dialami pasien selama ini. Apa Ibu bisa mengatakan sakit yang dirasakan putri Ibu akhir-akhir ini?"

Alya menggeleng. Khansa bahkan tidak pernah terlihat sakit di depannya. Putrinya selalu terlihat ceria dan tidak mengeluh.

"Saya tidak melihat gejala sakit dari Khansa, putri saya terlihat baik-baik aja, Dok, tapi," Alya terdiam begitu teringat sesuatu, "saya menyadari putri saya sering terlihat pucat," ujarnya lalu menatap Dokter dengan rasa cemas. Apa mungkin suatu hal buruk terjadi.

"Begini, ada suatu penyakit yang saya curigai diidap oleh putri Ibu, tapi, untuk memastikan dugaan ini benar atau tidak, kami perlu menanyakan ke pasien gejala yang dialaminya, setelah itu baru melakukan tes laboratarium untuk memastikan."

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang