Untuk Kenangan

3.5K 618 742
                                    

Follow Instagram
@storyhusni_
@bimakevano
@khansamikia

Follow Tiktok
@storyhusni_

WARNING⚠️

DI PART INI MENGANDUNG COKELAT.
Harus percaya pokonya

Baca jam berapa nih gess?

Kali ini up nya jam 00.28🙂🙂

Ada yang masih aktif?🖐️

Kalau ada typo bantu revisi di kolom komentar ya Vren

Budayakan vote dan komentar dulu sebelum lanjut

Happy Reading 💙

.
.
.
.
.
.
.
.


"Cukup jadiin hari-hari yang kita lewati sebagai kenangan terindah yang nggak akan pernah kita lupakan."

Khansa Mikia Aika
Karya Sarifatulhusni

Khansa menyadari Bima yang terdiam murung menatap dirinya. Cowok itu tengah duduk di bangku halaman bersama dirinya yang tengah memasang sepatu.

"Aku mau lihat senyum kamu."

"Terlalu nyesek, sayang."

Khansa selesai memasang sepatunya, memperbaiki duduk ke arah Bima. Senyum manis Khansa terlihat. "Kamu bisa, kamu bakal baik-baik aja.

"Aku nggak bisa."

"Bisa sayang."

Melihat Bima yang masih menatapnya tanpa senyuman yang dia harapkan karena memanggil sayang membuat Khansa memajukan bibirnya cemberut.

"Kenapa nggak senyum aku panggil sayang?" tanyanya ngambek.

Bima mengembuskan napas sesak. Berat, dia masih tidak rela akan kenyataan, namun demi membuat hari perempuan yang dicintainya berwarna dia harus bisa kuat untuk Khansa.
Benar kata teman-temannya. Dia tidak boleh meruntuhkan harapan Khansa dalam permintaan ini.

"Kayak gini." Bima akhirnya menarik kedua sudut bibirnya hingga menampakkan senyum menawan yang Khansa rindukan.

"Tampan banget." Mata Khansa berbinar seolah baru saja melihat idolanya.

Bima terkekeh. "Setampan apa?"

"Lebih tampan dari yang lain pokoknya, bahkan lebih dari suami aku yang di korea."

Bima melotot mendengarnya. Membuat Khansa terkekeh.

"Suami kamu itu cuma aku."

"Di Korea juga ada."

"Coba aja nyebut lagi."

"Astaghfirullah Ayang."

"Kenapa istrigfar?"

"Senang lihat kamu cemburu," ujar Khansa tersenyum bahagia.

Bima geleng-geleng kepala sendiri sambil menahan senyum dengan tingkat Khansa. Jika senang harusnya membaca Alhamdulillah.

Bima bangkit dari duduknya dan mengecup dahi Khansa hingga membuat Khansa yang mendapat perlakuan mendadak terpaku.

"Waktunya berangkat, Quen."

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang