Pilihan Khansa

3.4K 647 695
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Update malam-malam lagi biar
bacanya lebih seru

Maaf aku sediain bawang lag 🙏🥺

Harap kuat dan stok tisu

Kalau ada typo mohon bantu langsung revisi di kolom komentar ya gess

Jangan lupa vote dan komentar dulu sebelum lanjut🕊️

Follow Ig
@storyhusni_

Happy Reading 💙
.
.
.
.
.
.
.

"Kehilangan yang paling menyiksa adalah ketika dia memilih pergi dan tidak kembali untuk selamanya."

Bima Kevano Adreas
Karya sarifatulhusni

Tatapan sendu terlihat jelas di wajah Raisya yang menatap sesak sahabatnya yang begitu betah menutup mata. Ini sudah masuk hari ke delapan. Namun, Khansa masih belum ada tanda-tanda sadarkan diri.

"Khan kenapa lama banget tidurnya?"

"Gue sepi nih nggak ada lo."

"Tega banget perasaan tinggalin gue sendiri."

Raisya mengerutkan bibirnya seiring mata yang terasa memanas.

"Lo jahat, Khan." Suara itu kemudian terdengar bergetar hingga tak mampu menahan tangisnya.

"Lo bilang lo bakal sembuh. Lo bilang lo mau bertahan untuk kita, tapi kenapa lo nggak buka mata juga?"

Berbicara sendiri tanpa dibalas sedikitpun, Raisya merasakan hatinya begitu sesak. Masih tidak adanya tanda-tanda membuatnya bagaikan jatuh ke jurang terdalam. Raisya begitu takut kehilangan sosok sahabatnya, dia begitu takut Khansa enggan bangun dan meninggalkannya sendiri.

"Sya,"

"Kak Aqil," tangis Raisya pecah, Aqil mendekat dan membuat Raisya memeluk pinggang Aqil. Dia tidak kuasa melihat Khansa, ketakutan srtiapt kali muncul di hatinya.

"Raisya takut ..."

"Khansa pasti bangun."

"Ini udah seminggu.

"Nggak ada yang nggak mungkin bagi Allah. Bawa terus do'a ya." Ucapan lembut itu mampu menangkan Raisya, ia mengangguk.

"Raisya akan doain Khansa terus dalam tahajud Raisya."

***

"Gimana Dok?"

Gelengan itu membuat semuanya murung. Dokter mengatakan Khansa belum sadar dan belum dipastikan kapan akan sadar. Alya, Vero, Rayen dan Revan semakin hari mulai putus asa dan takut secara bersamaan.

Segala upaya dan doa tidak henti mereka lakukan, bahkan mereka juga terus mengajak Khansa bicara berharap dengan begitu Khansa lekas bangun.

Alya yang paling jelas tampak begitu rapuh, terlihat dari raut wajahnya yang sangat khawatir. Setiap hari dia selalu di sisi putrinya, enggan beranjak dari RS takut Khansa pergi meninggalkannya.

Hari-hari bahkan terlewati dengan berat, teman-teman Khansa saat SMAN dan kuliah datang silih berganti membesuk Khansa, termasuk Andre, Arif dan Kevin.

Mereka tak bohong merasakan kesedihan yang dalam, Khansa yang biasanya bercanda dengan mereka dan selalu bersama mereka dari SMAN, hanya diam dan terbaring menutup mata tanpa lagi bersuara.

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang