Rumah Sakit

3.8K 667 178
                                    

"Tok Tok Tok..."

Membaca tulisan ketukan pintu membuat readers seketika mulai masuk ke dalam cerita, tapi semakin membaca kalimat seterusnya membuat readers mengernyitkan dahinya.

"Loh loh?"

Dinyatakan bahwa Readers saat ini tengah kena prank oleh Author.

Hahaha... Belum cerita readers.
Nah hayoo lo fokus banget bacanya🤪🤭

"Ngaku siapa yg ngira ini udah jalan cerita?"

Kalau nggak selamat, aku kasih 1️⃣0️⃣0️⃣

Dah ah

Sekian atas keisengan author😊

Wajib vote dulu sebelum lanjut.
Sengaja malam updatenya 🤸😶

Kalau ada typo tolong ditandaiin yah

Happy Reading 🤍

.
.
.
.
.
.

"Tok Tok Tok..."

Mendengar ketukan pintu membuat Khansa berdecak protes pada Revan yang sudah secepat itu balik. Memang Kakaknya itu tidak memberikan ruang untuknya main hape secara bebas.

Khansa menarik perhatian pada pintu. Mulai mengomel pada Revan yang hendak masuk.

"Masa udah balik aja sih Ka-"

Ucapan Khansa terhenti begitu melihat penampakan orang yang tidak asing baginya di bibir pintu. Cowok yang ternyata Bima kini sudah melangkah masuk memasang ekspresi khawatir diwajahnya.

"Bim?"

"Lo sakit Khan?"  Bima sudah berdiri di sampingnya. Melihat wajah Khansa yang tampak pucat.

"Lo tau gue-"

"Kenapa nggak bilang sih sama gue? Lo tahu nggak gue khawatir banget sama lo!" Bima berujar marah namun tidak meninggikan suaranya pada Khansa. Khansa yang mendengar itu hanya mengerjapkan matanya menatap Bima .

"Lo datang-datang jangan bikin gue tambah pusing." Khansa mengalihkan pandangannya dari Bima. Kembali melanjutkan aktivitas yang tadi terhenti.

"Bim,"Khansa tersentak pada Bima yang tiba-tiba memeluknya, begitu erat hingga membuat Khansa membatu seketika.

"Gue khawatir banget, Khan, sama lo."

Jantungnya benar-benar semakin berdebar gila, Khansa rasanya hampir terbang jika saja ia tidak langsung teringat ucapan teman dalam benaknya. Segera ia melepas pelukan Bima darinya.

"Lo lebay banget."

"Lo pucat banget, Khan."

"Gue baik." Khansa menatap ke arah lain.

Bima menempelkan punggung tangannya ke kening Khansa, memerika suhu tubuh Khansa tanpa menghilangkan ekspresi khawatirnya di sana.

"Jidat lo panas. Udah minum obat?"

"Nanti, gue makan dulu."

"Ya udah makan sekarang."

"Masih satu jam lagi, Bim ..."

Khansa menghela napas pelan melihat sikap Bima, tidak ia duga Bima bisa sekhawatir ini kepadanya. Sayang saja kekhawatiran itu hanya sebatas karena teman, bukan karena perasaaan Bima padanya.

"Kenapa nomor lo nggak aktif?" Bima sudah dudk di kursi di samping kasur menatap Khansa.

"Tinggal di kos. Lo tahu dari mana gue dirawat?" Khansa bertanya karena cukupbingung bagaimana bisa Bima tahu ia ada dirumah sakit ini.

Mantan, Balikan Yuk! (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang