PROLOGUE

260 23 1
                                    

━─━────༺༻────━─━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━─━────༺༻────━─━

Malam yang ramai di Kota Jakarta. Lampu taman berjejer menyinari pinggiran jalan. Terlihat beberapa mobil berlalu lintas. Ada juga beberapa orang yang berlalu lalang di trotoar. Semua orang kota sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Di sebuah kantor polisi, terlihat dua orang polisi paruh baya sedang terlibat percakapan yang serius. Dilihat dari pangkatnya, polisi berperut buncit itu adalah atasan dari polisi berbadan tinggi kekar di depannya.

Dari nama yang melekat di seragamnya, pria buncit itu bernama Bondan, sementara polisi yang satunya bernama Johan.

"Pangkat kamu bakalan naik kalo kamu mau dipindahtugaskan ke desa kecil itu," ungkap Bondan.

Johan tampak berpikir. Ia tidak langsung menjawab.

"Desanya enggak terlalu terpencil, kok. Ada listrik, warnet, konter, dan lainnya. Warteg juga ada deh kayaknya. Kamu mau lihat video yang dikirim temen saya?" Bondan mengeluarkan ponsel, lalu menunjukkan video yang ia maksud pada Johan.

Johan melihat ke layar ponsel atasannya tersebut. Ternyata desanya terlihat sejuk dan teduh, di mana banyak sekali pepohonan yang berbenjer. Pemandangan di desa itu juga sangat indah dan asri.

"Gimana? Kelihatan nyaman kan desanya?"

Johan mengangguk. "Saya akan memikirkannya nanti. Saya juga harus ngomong sama anak-anak."

"Anak-anak kamu sudah besar, Johan. Mereka pasti bakalan ngerti sama tugas kamu," sahut Bondan.

Johan masih perlu mempertimbangkan keputusan yang akan ia ambil.

"Banyak banget cewek cantik di sana. Kamu pasti kesepian karena terlalu lama menduda," bisik Bondan sembari terkekeh.

🌾🌾🌾

Johan pulang ke rumah, yaitu sebuah apartemen di Jakarta yang terbilang cukup elit. Johan masuk, tetapi tidak ada siapa pun di dalam.

"Bella? Gabby?" panggil Johan. Ia pergi ke dapur dan melihat ada chicken di meja. Terdapat note berwana merah muda yang tertempel di wadahnya. Johan membaca dalam hati.

Kalo dingin atau lembek, Papa panasin aja di Air Fryer, ya. BELLA

Johan tersenyum kecil. Ia memakannya. Memang agak dingin dan lembek, tetapi masih bisa dimakan.

Setelah selesai makan, Johan pergi ke salah satu kamar. Di dalam kamar tersebut terdapat komputer dengan layar besar dan juga ada stick game. Johan melihat gadis berambut sebahu yang tengah tidur lelap di ranjang. Ia menyelimuti tubuh putrinya itu.

Johan beralih ke kamar yang lain. Ia melihat putrinya yang berambut panjang berwarna cokelat gelap tertidur membelakangi pintu. Johan membelai lembut rambut gadis itu.

Malam tak terasa dingin sama sekali. Karena merasa gerah, Johan pergi ke kamar mandi dan melepaskan seragam kebesarannya. Meski usianya sudah tidak muda lagi, tetapi Johan memiliki tubuh tinggi, kekar, dan bugar. Wajahnya juga terbilang tampan meski kadang menyeramkan karena ditunjang dengan kumis menghiasi bagian bawah hidungnya. Sekarang usianya sudah setengah abad.

KAMAWU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang