Part 02

115 18 0
                                    

━─━────༺༻────━─━

"Oh ya, mengenai promosi Papa, kalian pikirin aja dulu. Masih ada waktu, kok," kata Johan.

Gabby menyahut, "Aku sama Kak Bella udah ngomongin tentang promosi Papa semalem."

Bella mengangguk.

"Jadi?" Johan melihat pada kedua putrinya bergantian.

"Kami berdua setuju kalo misalnya Papa menerima promosi itu. Tapi, kami enggak bisa ikut," tutur Gabby.

Bella mengangguk-anggukkan kepala mengiyakan ucapan sang adik.

Johan tampak berpikir. "Jadi, kalian mau tinggal berdua di sini? Kalian yakin?"

Bella dan Gabby saling pandang, kemudian mereka kembali menatap sang ayah seraya mengangguk mantap.

Johan tertawa. "Gimana kalo enggak ada Papa di sini? Kalian bisa ngurus diri kalian sendiri? Papa ada di sini aja kalian sering kena masalah."

Bella dan Gabby tampak berpikir.

"Kami juga harus belajar mandiri," ujar Gabby kemudian.

"Okay, kalo gitu. Nanti Papa bakal bicara lagi sama Pak Bondan. Jangan nyesel, ya."

Sesudah sarapan, Johan mengantar Gabby ke sekolah dengan motornya, lalu pergi bertugas.

Di SMA Cita Nusa.

Bel pulang berbunyi, menandakan kegiatan pembelajaran hari itu telah usai. Sebelum pulang, Gabby harus berhadapan dengan Monika, yaitu Guru BK.

"Kamu sering banget kesiangan, Gabby. Kamu harus dihukum membersihkan kamar mandi selama dua bulan ke depan," kata Monika.

"Apa? Dua bulan, Bu? Enggak salah denger saya?" tanya Gabby.

"Enggak, pendengaran kamu masih sangat bagus. Jadi, cepat bersihkan kamar mandinya. Sekarang," suruh Monika.

"Tapi, Bu, pagi ini kan saya datang tepat waktu," protes Gabby.

"Dari satu semester penuh, cuma hari ini kamu datang tepat waktu," ujar Monika.

"Emang iya?" gumam Gabby.

"Iya memang, Gabby. Jangan banyak tanya. Sekarang bersihkan kamar mandi di lantai dua," suruh Monika.

Gabby pun keluar dari ruang BK. Saat ia akan melangkahkan kaki untuk pergi, terdengar Monika bergumam sendiri, "Ayahnya polisi yang suka menilang orang-orang yang tidak mematuhi aturan lalu lintas. Tapi, anaknya sendiri tukang melanggar peraturan. Seharusnya sebelum mengurus kedisiplinan orang lain, urus dulu anaknya."

Tangan Gabby terkepal mendengar itu. Ia mengakui kesalahannya dan menerima jika Monika menyalahkannya. Namun, Gabby tidak terima jika Monika menyeret sang ayah yang tidak bersalah. Ia tidak senang.

Gabby kembali masuk ruang BK dengan ekspresi penuh kemarahan. Monika terkejut karena mengira jika Gabby sudah pergi. "Ada apa? Kenapa kamu balik lagi?" tanyanya.

Kedua alis Gabby yang tadinya menukik berubah menjadi renggang lagi. "Kamar mandi di lantai dua kan, Bu?" tanyanya.

Monika mengangguk.

Gabby bergegas pergi ke kamar mandi di lantai dua. Ia membersihkan toilet yang kotor dan bau. "Jorok banget sih jadi orang. Enggak disiram apa tai-nya abis berak?" gerutu Gabby sambil menutup hidung karena bau.

Seseorang keluar dari salah satu toilet. Laki-laki itu mencium tangan kirinya sendiri yang basah.

Gabby mengernyit jijik sambil memundurkan wajah.

KAMAWU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang